Umat islam mengakui kewujudan jin dan menyakini bahawa Allah mengutus Nabi Muhammad s.a.w kepada mereka. Menurut Imam al-Asy'ari dalam kitab Maqalat Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah, jin mampu merasuk ke dalam manusia.
Surah al-an'am : ayat 130
"Wahai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dan golongan mu sendiri, yang menyampaikan kepadamu tentang ayat-ayat Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata : Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri, kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahawa mereka adalah orang-orang yang kafir"
Di antara jin ada yang mendengar al-Quran yang dibaca oleh Nabi Muhammad s.a.w. kemudian mereka menyampaikan apa yang didengarkan kepada kaumnya. Sebahagian kamunya itu ada yang percaya dengan apa yang disampaikan oleh kawannya itu. Sedangkan sebahagian yang lain tidak mempercayainya. Mereka yang percaya akan memperoleh pahala, sedangkan yang tidak percaya dan menginkarinya akan disiksa di neraka kelak.
Surah al-a'raf : ayat 179
"Dan sesungguhnya, telah kami ciptakan untuk isi neraka jahannam kebanyak dari jin dan manusia (mereka yang kafir)"
Surah al-hijr : ayat 27 "Dan telah Kami jadikan jin sebelum manusia..."
Namun begitu, mereka sering melakukan kerusakan dan kejahatan di muka bumi.
Jin terbagi kepada 2 bagian :
1. Jin Rahmani : Merupakan jin muslim
Terbagi kepada beberapa bagian, kelompok, mazhab dan golongan-golongan yang berbeda-beda.
2. Jin Syaitani : Merupakan bangsa jin yang bersifat jahat atau fasiq
Selain itu kepelbagaian bentuk jin telah digambarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan,” (QS: Al-An’am 6:112).
ALAM jin adalah alam yang berdiri sendiri, ia terpisah dan berbeda dengan alam manusia namun keduanya hidup dalam dunia yang sama, kadang tinggal dalam rumah yang dibangun atau di diami manusia. Keduanya pun mempunyai kesamaan yakni berkewajiban untuk beribadah kepada Allah: “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz-Dzariyat 51:56).
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al- Jann, mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi, terhalang, tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia. Oleh karena itu, bayi yang masih berada di dalam perut ibu, disebut janin (kata janin dan jin memiliki kata dasar yang sama yakni jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut dengan majnun (dari kata jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang.
Siapa yang bisa melihat jin dan bagaimana wujudnya?
Surah al-an'am : ayat 130
"Wahai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dan golongan mu sendiri, yang menyampaikan kepadamu tentang ayat-ayat Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata : Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri, kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahawa mereka adalah orang-orang yang kafir"
Di antara jin ada yang mendengar al-Quran yang dibaca oleh Nabi Muhammad s.a.w. kemudian mereka menyampaikan apa yang didengarkan kepada kaumnya. Sebahagian kamunya itu ada yang percaya dengan apa yang disampaikan oleh kawannya itu. Sedangkan sebahagian yang lain tidak mempercayainya. Mereka yang percaya akan memperoleh pahala, sedangkan yang tidak percaya dan menginkarinya akan disiksa di neraka kelak.
Surah al-a'raf : ayat 179
"Dan sesungguhnya, telah kami ciptakan untuk isi neraka jahannam kebanyak dari jin dan manusia (mereka yang kafir)"
Surah al-hijr : ayat 27 "Dan telah Kami jadikan jin sebelum manusia..."
Namun begitu, mereka sering melakukan kerusakan dan kejahatan di muka bumi.
Jin terbagi kepada 2 bagian :
1. Jin Rahmani : Merupakan jin muslim
Terbagi kepada beberapa bagian, kelompok, mazhab dan golongan-golongan yang berbeda-beda.
2. Jin Syaitani : Merupakan bangsa jin yang bersifat jahat atau fasiq
Selain itu kepelbagaian bentuk jin telah digambarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan,” (QS: Al-An’am 6:112).
ALAM jin adalah alam yang berdiri sendiri, ia terpisah dan berbeda dengan alam manusia namun keduanya hidup dalam dunia yang sama, kadang tinggal dalam rumah yang dibangun atau di diami manusia. Keduanya pun mempunyai kesamaan yakni berkewajiban untuk beribadah kepada Allah: “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz-Dzariyat 51:56).
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al- Jann, mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi, terhalang, tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia. Oleh karena itu, bayi yang masih berada di dalam perut ibu, disebut janin (kata janin dan jin memiliki kata dasar yang sama yakni jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut dengan majnun (dari kata jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang.
Siapa yang bisa melihat jin dan bagaimana wujudnya?
"...sesungguhnya dia dan pengikutnya melihat kamu, dari sesuatu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka..." (Surah al-a'raf : ayat 27)
Mereka menjadi sebahagian penghuni di bumi bersama-sama dengan manusia.
Kecuali dalam kondisi tertentu yang itu pun sangat jarang terjadi. Kondisi dimaksud misalnya ketika seseorang meminum air sihir dari dukun, atau karena jin telah berubah wujud misalnya menyerupai hewan. Tapi sekali lagi hal itu sangatlah jarang. Tidak dapat dilihatnya jin dalam bentuk aslinya, tentu ini merupakan rahmat bagi manusia, karena dengan demikian manusia bisa hidup tenang, tanpa ada rasa takut sedikitpun. Sedangkan keadaan wujud jin itu sendiri menurut beberapa ayat dan hadits sebagai berikut ;
1. Sebagian hewan dapat melihat wujud jin misalnya anjing dan keledai
Artinya: “Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila kalian mendengar ayam jantan berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, berlindunglah kepada Allah dari godaan dan tipu daya syaithan karena keledai itu telah melihat syaithan”. (HR. Bukhari Muslim).
Dalam hadits lain dikatakan : Artinya: “Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila kalian mendengar anjing menggonggong dan himar meringkik, maka berlindunglah kepada Allah karena sesungguhnya mereka itu melihat sesuatu yang kalian tidak dapat melihatnya” (HR. Abu Dawud dalam shahih sunannya).
2. Jin memiliki wujud yang sangat jelek
Jin (setan), memiliki bentuk yang sangat jelek. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an ketika Allah menyamakan pohon Zaqum yang tumbuh di dasar neraka, dengan kepala setan dalam hal sama-sama buruk bentuk dan rupanya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah surat ash-Shafat ayat: 64-65: Artinya: “Sesungguhnya dia (pohon Zaqum) adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan” (QS. As-Shafat 37: 64-65).
3. Jin mempunyai dua tanduk dan sayap
Mereka menjadi sebahagian penghuni di bumi bersama-sama dengan manusia.
Kecuali dalam kondisi tertentu yang itu pun sangat jarang terjadi. Kondisi dimaksud misalnya ketika seseorang meminum air sihir dari dukun, atau karena jin telah berubah wujud misalnya menyerupai hewan. Tapi sekali lagi hal itu sangatlah jarang. Tidak dapat dilihatnya jin dalam bentuk aslinya, tentu ini merupakan rahmat bagi manusia, karena dengan demikian manusia bisa hidup tenang, tanpa ada rasa takut sedikitpun. Sedangkan keadaan wujud jin itu sendiri menurut beberapa ayat dan hadits sebagai berikut ;
1. Sebagian hewan dapat melihat wujud jin misalnya anjing dan keledai
Artinya: “Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila kalian mendengar ayam jantan berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, berlindunglah kepada Allah dari godaan dan tipu daya syaithan karena keledai itu telah melihat syaithan”. (HR. Bukhari Muslim).
Dalam hadits lain dikatakan : Artinya: “Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila kalian mendengar anjing menggonggong dan himar meringkik, maka berlindunglah kepada Allah karena sesungguhnya mereka itu melihat sesuatu yang kalian tidak dapat melihatnya” (HR. Abu Dawud dalam shahih sunannya).
2. Jin memiliki wujud yang sangat jelek
Jin (setan), memiliki bentuk yang sangat jelek. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an ketika Allah menyamakan pohon Zaqum yang tumbuh di dasar neraka, dengan kepala setan dalam hal sama-sama buruk bentuk dan rupanya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah surat ash-Shafat ayat: 64-65: Artinya: “Sesungguhnya dia (pohon Zaqum) adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan” (QS. As-Shafat 37: 64-65).
3. Jin mempunyai dua tanduk dan sayap
Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah kalian bermaksud untuk shalat pada waktu matahari terbit juga pada waktu matahari terbenam, karena pada kedua waktu itu saat dimana dua tanduk setan muncul” (HR. Muslim).
Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menghabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok. Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara, kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing- anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian” (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad yang shahih).
Dalam riwayat lain dikatakan: Artinya: “Ubaidullah berkata: Imam adh-Dhahhak pernah ditanya: “Apakah setan mempunyai sayap?” ia menjawab: “Bagaimana mereka dapat terbang menuju langit kalau mereka tidak memiliki sayap” (HR. Ibnu Jarir).
Riwayat al- Baihaqi daripada Tsa'labah al-Khasyani, sabda Rasulullah s.a.w :
"Jin itu terdiri atas tiga jenis bentuk; satu jenis (spertiga) yang mempunyai sayap. Mereka terbang di udara. Satu jenis lagi (sepertiga lainnya) berupa ular dan anjing. Sedang satu jenis lagi (atau sepertiga lainnya lagi) adalah jin yang menempati (suatu tempat) dan berjalan (seperti manusia)"
4. Jin Punya Kecerdasan
Terdapat bangsa jin yang mempunyai kekuatan serta kecerdikan yang dikenali sebagai ifrit. Ini sepertimana diterangkan dalam al-Quran :
Surah an-naml : ayat 39
"Berkata ifrit (yang cerdik) dari golongan jin : Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya"
Surah an-naml : ayat 39
"Berkata ifrit (yang cerdik) dari golongan jin : Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya"
5. Jin Mampu Berubah Berbagai Rupa Bentuk
Selain itu, jin yang bernama al-Ghilan mampu berubah berbagai rupa bentuk.
Riwayat Ahmad, sabda Rasulullah s.a.w :
"Jika ada al-Ghilan yang menyamar kepada kalian (dalam bentuk apapun), maka dengungkanlah azan"
Mukhabbilat al-jin merupakan bangsa jin yang gila dan sering menyakiti serta mengggangu manusia dan mencelakanya. Manakala jin al-Hinnu adalah kalangan bangsa jin yang lemah.
Selain itu, jin yang bernama al-Ghilan mampu berubah berbagai rupa bentuk.
Riwayat Ahmad, sabda Rasulullah s.a.w :
"Jika ada al-Ghilan yang menyamar kepada kalian (dalam bentuk apapun), maka dengungkanlah azan"
Mukhabbilat al-jin merupakan bangsa jin yang gila dan sering menyakiti serta mengggangu manusia dan mencelakanya. Manakala jin al-Hinnu adalah kalangan bangsa jin yang lemah.
"Katakanlah (Wahai Muhammad): "Aku berlindung kepada (Allah) Pemulihara sekalian manusia.Yang Menguasai sekalian manusia,Tuhan yang berhak disembah oleh sekalian manusia, Dari kejahatan pembisik,penghasut yang timbul tenggelam,yang melemparkan hasutannya ke dalam hati manusia, (iaitu pembisik dan penghasut)dari kalangan jin dan manusia."
(Surah An-Nas:ayat 1-6)
0 Komentar