Pulau Jawakah, Asal Bahtera Nuh Itu?

Sejak Nabi Nur kapal laut sudah ditemukan, dan merupakan kapal laut terbesar sebelum abad ke-20. Kapal ini terbuat dari kayu gofir, dengan ukuran 450 kaki keseluruhannya, lebar 75 kaki dan tinggi 45 kaki dengan tiga geladak di dalam. Sebuah “jendela” dibuat di bagian atas (Kejadian 6:14-16). Bentuk kapal laut ini mirip dengan kapal-kapal besar sekararng.


TANAH JAWA NEGERI PARA NABI 
Penemuan Bahtera Nuh
Penelitian para arkeolog dari Turki dan China menyebutkan, bahwa kayu yang digunakan untuk membuat kapal Nabi Nuh Alaihi Salam (AS) merupakan kayu jati purba yang berasal dari Pulau Jawa. Bagaimana sejarahnya?

Seperti dikisahkan dalam kitab suci tiga agama Islam, Kristen, dan Yahudi, sekitar 4.800 tahun lalu, dunia dilanda bencana maha dahsyat untuk menyadarkan umat manusia: banjir raksasa. Yaitu pada zaman Nabi Nuh A.S (menurut Islam). Dimana Nabi Nuh mendapat wahyu/perintah dari Allah untuk membuat sebuah kapal raksasa untuk menyelamatkan diri dan orang-orang yang beriman serta binatang-binatang.

Sejak adanya klaim ditemukannya situs kapal Nabi Nuh A.S oleh Angkatan Udara Amerika serikat, tahun 1949, yang menemukan benda mirip kapal di atas Gunung Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 M). Dan di muat dalam berita Life Magazine pada 1960, saat pesawat Tentara Nasional Turki menangkap gambar sebuah benda mirip kapal yang panjangnya sekitar 150 M. Penelitian dan pemberitaan tentang dugaan kapal Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark) terus berlanjut hingga kini.

Seri pemotretan oleh penerbang Amerika Serikat, Ikonos pada 1999-2000 tentang adanya dugaan kapal di Gunung Ararat yang tertutup salju, menambah bukti yang memperkuat dugaan kapal Nabi Nuh A.S itu. Kini ada penelitan terbaru tentang dari mana kapal Nabi Nuh AS itu berangkat. Atau di mana kapal Nabi Nuh AS itu dibuat?

Baru-baru ini, gabungan peneliti arkeolog-antropolgy dari dua negara, China dan Turki, beranggotakan 15 orang, yang juga membuat film dokumenter tentang situs kapal Nabi Nuh A.S itu, menemukan bukti baru. Mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa; serpihan kayu kapal, tambang dan paku.

Hasil Laboratorium Noah’s Ark Minesteries International, China-Turki, setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan, bahwa fosil kayu Kapal Nabi Nuh A.S berasal dari kayu jati yang ada di Pulau Jawa.

Mereka telah meneliti ratusan sample kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahwa fosil kayu jati yang berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah 100% cocok dengan sample fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS. Sebagaimana diungkap oleh Yeung Wing, pembuat film documenter The Noah’s Ark, saat melakukan konfrensi pers di Hongkong, Senin (26/4/2010) yang lalu.

“Saya meyakini 99 persen, bahwa situs kapal di Gunung Ararat, Turki adalah merupakan fosil Kapal Nuh yang ribuan tahun lalu terdampar di puncak gunung itu, setelah banjir besar menenggelamkan dunia dalam peristiwa mencairnya gleser di kedua kutub” Jelas Yeung Wing

Dr. Mehmet Salih Bayraktutan PhD, yang sejak 20 Juni 1987 turut meneliti dan mempopulerkan situs Kapal Nabi Nuh AS, mengatakan, "Perahu ini adalah struktur yang dibuat oleh tangan manusia.”

Dalam artikelnya juga mengatakan, lokasinya di Gunung Judi (Ararat) yang disebut dalam Al Qur’an, Surat Huud ayat 44 :

وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًۭا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
"Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim ." Ya'ni: Allah telah melaksanakan janjinya dengan membinasakan orang-orang yang kafir kepada Nabi Nuh a.s. dan menyelamatkan orang-orang yang beriman. Bukit "Judi" terletak di Armenia sebelah selatan, berbatasan dengan Mesopotamia."(Q.S Huud:44).

Sedangkan dalam injil : Perahu itu terdampar diatas Gunung Ararat (Genesis 8 : 4).

Menurut peneliti The Noah’s Ark, kapal dibuat di puncak gunung oleh Nabi Nuh AS, tak jauh dari desanya. Lalu berlayar ke antah berantah, saat dunia ditenggelamkan oleh banjir besar.

Berbulan-bulan kemudian, kapal Nabi Nuh AS merapat ke sebuah daratan asing. Ketika air berangsur surut, maka tersibaklah bahwa mereka terdampar di puncak sebuah gunung.

Bila fosil kayu kapal itu menunjukan berasal dari kayu jati, dan itu hanya tumbuh di Indonesia pada zaman purba, boleh jadi Nabi Nuh AS dan umatnya dahulu tinggal di sana.

Saat ini, kita dapat saksikan dengan satelit, bahwa gugusan ribuan pulau itu (Nusantara), dahulu merupakan daratan yang luas.

Sedangkan, Dr Bill Shea, seorang antropolog, menemukan pecahan-pecahan tembikar sekitar 18 meter dari situs kapal Nabi Nuh AS. Tembikar ini memiliki ukiran-ukiran burung, ikan, dan orang yang memegang palu dengan memakai hiasan kepala bertuliskan Nuh.

Dia menjelaskan, pada zaman kuno, barang-barang tersebut dibuat oleh penduduk lokal di desa itu untuk dijual kepada para peziarah situs kapal. “Sejak zaman kuno hingga saat ini, fosil kapal tersebut telah menjadi lokasi wisata,” ujar Bill Shea. 


Dari Kayu Apakah Bahtera Nuh?
Kitab Kejadian 6:14: "Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu GOFIR; bahtera itu harus kau buat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam". Kayu gofir" hanya disebut satu kali di dalam Alkitab (Kej. 6:14).

Termasuk dalam salah satu mitos tentang bahtera Nuh adalah bahwa tidak ada yang tahu, kayu gofir itu kayu apa. Para ahli hanya menduga bahwa itu adalah: kayu Jati, Pinus atau Cypress (semacam cemara), atau cedar.  Beberapa ahli berpendapat bahwa istilah ini merupakan bacaan pengganti untuk kata Ibrani KOPHER, yang berarti TER atau DAMAR.


Kayu Jati  
Pada masa lalu, jati sempat dianggap sebagai jenis asing yang dimasukkan (diintroduksi) ke Jawa; ditanam oleh orang-orang Hindu ribuan tahun yang lalu. Menurut T.Altona, penanaman jati yang pertama dilakukan oleh orang hindu yang datang ke Jawa. Sehingga terkesan, jati didatangkan oleh orang hindu atau negeri hindulah tempat asli dari jati. Pendapat ini diperkuat oleh seorang ahli botani, Charceus yang mengatakan bahwa jati di Pulau Jawa berasal dari India yang dibawa sejak tahun 1500 SM sampai abad ke- 7 Masehi. Kontroversi ini kemudian terjawab dengan penelitian marker genetik menggunakan teknik isoenzyme/pengujian variasi isozyme yang dilakukan oleh Kertadikara pada tahun 1994. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa jati yang tumbuh di INDONESIA (JAWA) merupakan JATI ASELI. JATI JAWA telah berevolusi sejak puluhan hingga ratusan ribu tahun yang silam (Mahfudz dkk., t.t. ). 
(sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Jati)




Pohon Damar (Sumber : Wikipedia) 

Kayu Damar
Pohon damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah sejenis pohon anggota tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan ASLI INDONESIA. Damar menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya. Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl. Namun di JAWA, tumbuhan ini terutama ditanam di PEGUNUNGAN

Kayu damar termasuk kayu yang mudah digergaji dan dikerjakan, apabila diserut menimbulkan permukaan yang licin dan mengkilap. Kayu damar dapat divernis dan setelah didempul dapat dipelitur sampai mengkilap. KKayu damar banyak digunakan sebagai bahan bangunan dibawah atap, perabot rumah tangga, BANGUNAN KAPAL (TIANG LAYAR), panel, barang bubutan (Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25072/4/Chapter%20II.pdf)

Getah tersebut biasa digunakan untuk cat, vernis spiritus, plastik, bahan sizing, pelapis tekstil, bahan WATER PROOFING (bahan anti air, sangat diperlukan untuk melapisi kayu kapal)

Beberapa kesimpulan yang kita peroleh :
- Gofir adalah kayu asli Indonesia
- Bahtera Nuh dibuat di atas gunung, dimana bahan utamanya adalah damar yang tumbuh di gunung, ini bisa kita temui hanya di JAWA, bukan lokasi lain di Indonesia
- Dan gunung yang paling memenuhi kriteria sebagai asal bahtera Nuh adalah Pulau Jawa, karena hingga kini Tuhan masih memelihara tanda-tandanya, yaitu:
- Kaya akan keanekaragaman hayati. Nuh tak mungkin dalam waktu singkat dan jumlah orang yang sedikit, yaitu dikatakan hanya 70 orang yang beriman, mengumpulkan ragam flora dan fauna dari tempat-tempat yang berjauhan.
- Hal ini diperkuat fakta bahwa Pulau Jawa memang terkenal kaya akan berbagai jenis burung yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa, yaitu Gunung Gede. Beberapa jenis di antaranya merupakan burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan celepuk jawa (Otus angelinae).  Bahkan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977. Gunung Gede memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari formasi-formasi hutan submontana, montana, subalpin; serta ekosistem danau, rawa, dan savana. Apa perlunya aneka ragam ekosistem ini? Karena contoh flora dan fauna yang dibawa bahtera ini nantinya akan dikembangbiakkan di beragam ekosistem yang berbeda setelah banjir mereda. Ini memang misi Nuh untuk mengembalikan bumi sebagaimana semula.

Salah satu keunikan Gunung Gede yang sangat jarang dimiliki oleh Gunung lainnya adalah adanya lapangan seluas 50 Ha di ketinggian 2.750 meter. Tanah datar luas yang tertutupi oleh hamparan bunga Edelweiss ini disebut sebagai Alun-alun Suryakencana. Nuh butuh dataran ini untuk digunakan sebagai galangan kapal dalam proses membangun bahtera besarnya. Disini pulalah dibangun semacam taman mini tempat pengumpulan sementara ragam spesies hewan dan aneka flora sebelum dinaikkan ke bahtera. Sungguh mustahil Nuh membangun bahtera besar di sebuah gunung yang mempunyai lereng yang curam. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Gede).


Tradisi Agama Karuhun (hyang) Megalitik Di Nusantara
Nusantara adalah rumah bagi banyak situs megalitik bangsa Austronesia pada masa lalu hingga masa kini. Beberapa struktur megalitik telah ditemukan, misalnya menhir, dolmen, meja batu, patung nenek moyang, dan piramida berundak yang lazim disebut Punden Berundak. Struktur megalitik ini ditemukan di JAWA, Sumatera, Sulawesi, dan Kepulauan Sunda Kecil.

Punden berundak dan menhir ditemukan di situs megalitik di Pagguyangan, Cisolok dan Gunung Padang, Jawa Barat. Situs megalitik Cipari yang juga ditemukan di Jawa Barat menunjukkan struktur monolit, teras batu, dan sarkofagus. 

Situs Gunung padang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM. Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada. Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum. Menurut legenda, Situs Gunung Padang merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua ketua adat dari masyarakat Sunda Kuno. Saat ini situs ini juga masih dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan.

Mungkinkah Hal Ini Benar?
Nabi Nuh hidup sekitar 3993-3043 SM adalah seorang rasul yang diceritakan dalam Taurat, Alkitab, dan Al Qur'an. Nuh diangkat menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM. Diperkirakan ia tinggal di wilayah Selatan Irak modern. Namanya disebutkan sebanyak 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab Terjemahan Baru, dan 43 kali dalam Al Qur'an.

Menurut Al Qur'an, ia memiliki 4 anak laki-laki yaitu Kanʻān, Sem, Ham, dan Yafet. Namun Alkitab hanya mencatat, ia memiliki 3 anak laki-laki Sem, Ham, dan Yafet. Kitab Kejadian mencatat, pada jamannya terjadi air bah yang menutupi seluruh bumi; hanya ia sekeluarga (istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya) dan binatang-binatang yang ada di dalam bahtera Nuh yang selamat dari air bah tersebut. Setelah air bah reda, keluarga Nuh kembali me-repopulasi bumi.

Kaum Nabi Nuh Yang Ingkar
Berlalulah beberapa tahun dari kematian Nabi Adam. Banyak hal berubah di muka bumi. Dan bertepatan dengan fitrah manusia itu sendiri, terjadilah kealpaan terhadap wasiat Nabi Adam. Kesalahan yang dahulu kembali berulang. Seperti mana tika Nabi Adam dan Hawa melupakan ketetapan tuhan untuk menjauhi pohon didalam syurga, seperti itulah manusia melupakan ajaran ilahi yang dilangsungkan dimuka bumi selepas turun dari syurga.

Sebelum lahirnya kaum Nabi Nuh, telah hidup lima orang saleh dari datuk-datuk kaum Nabi Nuh. Mereka hidup selama beberapa zaman kemudian mereka mati. Nama-nama mereka adalah Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.

"Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa', yaghuts, ya'uq dan nasr". (QS. Nuh ayat 23)

Setelah kematian mereka, orang-orang membuat patung-patung dari mereka, dalam rangka menghormati mereka dan sebagai peringatan terhadap mereka. Kemudian berlalulah waktu, lalu orang-orang yang memahat patung itu mati. Lalu datanglah anak-anak mereka, kemudian anak-anak itu mati, dan datanglah cucu- cucu mereka. Kemudian timbullah berbagai dongeng dan khurafat yang membelenggu akal manusia di mana disebutkan bahawa patung-patung itu memiliki kekuatan khusus.

Dalam situasi seperti ini, Allah SWT mengutus Nuh a.s untuk membawa ajaran illahi kepada kaumnya. Nabi Nuh adalah seorang hamba yang akalnya tidak terpengaruh oleh keadaan sekeliling, yang menyembah selain Allah SWT. Allah SWT memilih hamba-Nya Nuh dan mengutusnya di tengah-tengah kaumnya.


Kembalinya Keturunan Nabi Nuh setelah Banjir Besar
Keturunan Nabi Nuh a.s. itu bukanlah turun pada satu tempat akan tetapi berpisah ditiap-tiap daratan karena itulah Nabi Nuh berwasiat.

Apakah itu wasiat Nabi Nuh a.s? Wasiat Nuh adalah kata-kata kepada keturunanya supaya kembali Semula Ke "Tanah Asal Mereka"  yaitu Pentas Sunda (Sundaland) yang tenggelam itu, karena merupakan tanah asal keturunan Nabi Nuh a.s dalam pengembaraannya.

Dalam adat budaya sunda tempat bermula pengembaraaan ini tercatat dalam syair lagu Sunda guguritan baheula sebagai berikut : 
Gunung Gede siga nu nande, nandean ka badan abdi
Gunung Pangrango ngadago, ngadagoan abdi wangsul
nya wangsul ti pangumbaraan, kebo mulih pakandangan
nya mulang labuh ka puhu, pulangkeun ka Padjadjaran

Artinya adalah kurang lebih sebagai berikut:
Gunung Gede seperti mewadahi, mewadahi tubuh ini
Gunung Pangrango menanti, menanti aku kembali
menanti kembali dari pengembaraan, kerbau selalu pulang ke kandangnya
ya pulang kembali ke asal, kembali ke Padjadjaran
Pulau Jawa Tempat Asal Tempat Nabi Nuh?

Kalau menurut saya sangat mungkin, karena sejatinya pada awalnya daratan di bumi ini adalah sebuah satu-kesatuan, yang lama kelamaan terpisah akibat gerakan kerak bumi.

Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur'an: “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” (QS 27:88)

14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak. Dan itu diikuti juga oleh daratan lainnya.

gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:

Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)

Dan sekali lagi saya harus mengatakan bahwa "Al Qur'an itu Benar...."

Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan kapal Nabi Nuh A.S itu berasal dari Jawa itu sangatlah mungkin. Tapi kembali lagi, semua ini hanyalah sebuah pemikiran dari manusia yang tidak sempurna, hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui. 

Tapi setidaknya dengan penemuan-penemuan ini, saya menjadi sadar kalau saya harus bangga jadi Orang JAWA, bangga jadi orang INDONESIA, dan bersyukur jadi orang ISLAM.



Posting Komentar

0 Komentar