Harun Yahya: Freemasonry dan Akhir Zaman

Resensi Akhir Zaman, Menurut Harun Yahya dalam account twitternya, tentang Fremasonry, Imam Mahdi, Nabi Isa, Anti Kristus (penj. Dajjal) dan Akhir Zaman, ia mengatakan yaitu:

#Freemasonry memimpin dunia dengan memeriksa perspektif #risalah melalui hadits, ayat-ayat #Al-Qur'an, pada #Injil dan #Torah

Fakta bahwa ulama telah mengatakan tentang Mahdi dan Antikristus adalah tanda kedatangan #ImamMahdi. #AkhirZaman


#ImamMahdi sudah tinggal di antara kita. Kami hanya mengharapkan dia untuk datang ke dalam penglihatan #AkhirZaman


Setelah kemunculan #NabiIsa, #freemasonry tidak akan ada lagi, yang berarti tugasnya telah selesai hingga saat itu.

=================================
Sumber Asli : https://twitter.com/harun_yahya

Ungkapan Harun Yahya diatas dapat  menjawab: Harun Yahya  Seorang Grandmaster Freemason

Jika Adnan Oktar mengakui dirinya adalah seorang grandmaster Freemasonry, tak banyak orang Islam akan terbelalak kaget. Lain halnya bila yang mengaku itu bernama Harun Yahya.

Persoalannya, kedua nama itu merujuk pada orang yang sama. Harun Yahya adalah nama pena Adnan Oktar setelah dia bergiat "menyebarkan pesan-pesan Islam kepada dunia", sebagaimana diakuinya selama ini. Aktivitas panjang yang akan membuat Harun Yahya menjadi idola, bahkan pahlawan bagi sementara muslim di dunia. Bayangkan saja, siapa yang selama ini gencar melakukan kampanye pengenalan Islam yang mendunia? Siapa yang menentang paham-paham sekular semisal materialism sejarah-nya Karl Marx, atau memaklumkan perang terhadap ide Darwinisme secara massif selain Harun Yahya?

Sementara kita tahu, freemasonry selama ini selalu merujuk kepada gerakan penuh konspirasi yang tak henti memusuhi agama, dan dalam guliran sejarah Islam banyak dirugikan olehnya. Meski berbau teori konspirasi, toh selama ini daun telinga warga dunia hampir bisa dipastikan teracung manakala mendenar kata freemasonry.

Lihatlah bukti, beberapa tahun lalu, seiring larisnya novel Dan Brown yang kemudian difilmkan, "Da Vinci Code", seketika itu pula buku-buku yang membahas Ksatria Templar dan Freemasonry seperti Holy Blood, Holy Grail, The Templar Revelation, The Templar Legacy, Illuminaty, kembali dicetak ulang dan laris lagi. Bahkan di ranah lokal, terbit sebuah novel dengan latar belakang organisasi rahasia itu, "The Jacatra Secret".

Freemasonry tak pernah berdekatan akrab dengan agama langit, terutama Islam. Dalam bukunya yang cukup laris, Secret Societies: 21 Organisasi Perusak Dunia, Michael Bradley menunjuk Freemasonry sebagai lembaga rahasia lama yang masih terus ada dan berjaya.

Karena itu, pengakuan Harun Yahya itu wajar mencengangkan. "Saya seorang grandmaster Freemason," kata Harun Yahya, dalam sebuah tayangan saluran A9, saluran televisi Turki milik Harun Yahya, yang diunggah di Youtube. Unggahan soal itu bertebaran di laman Youtube, mulai September 2013 lalu (youtubenya: https://www.youtube.com/watch?v=8eUOY1SGxyQ)


Menurut Harun Yahya, tak ada yang salah dengan kenyataan itu. "Saya tidak mengubah keyakinan agama saya," katanya, tegas. Bagi dia, justru hal itu memberinya kemudahan berkomunikasi dan menyebarkan pesan Islam." Saya lebih mudah bicara di AS, Italia, Inggris, Cina dan lain-lain. Freemasons only listen to the Grand freemasons" kata dia.

Harun Yahya menyangkal dirinya yang aktif meminta. Dai mengaku tidak pernah mendaftar, tidak pernah meminta. "Saya diakui dan diberi tingkatan grandmaster. Saya menganggapnya penghargaan," kata dia, sembari memperlihatkan dua medali, salah satunya medali Ksatria Templar, yang diterimanya dari Ordo Freemasonry Italia.

Alih-alih merasa bermasalah, Harun Yahya malah terkesan bangga. "This is very beautiful opportunity for me. Saya jadi bisa menyampaikan pesan-pesan Islam kepada lembaga-lembaga strategis, misalnya Angkatan Bersenjata AS," kata dia dalam tayangan itu.

Persoalannya, betapa cepatnya Harun Yahya lupa akan sekian banyak buku yang ditulis dan tayangan dokumenter yang dibuatnya seputar "kejahatan Freemasonry". Dalam bukunya, Ancam Global Freemasonry, Harun Yahya bahkan menambahkan kata atheis setiap kali menuliskan Freemasonry, yakni atheis Freemasonry.

Dalam buku pertamanya seputar Freemasonry, yang ditulisnya 1986 lalu, Judaism and Freemasonry, Harun Yahya menunjuk bahwa misi utama Yahudi dan Freemason di Turki adalah menghapuskan spiritualitas, rohani dan nilai moral dari warga Turki. "Mereka ingin membuat kita tak ubahnya kawanan hewan. Mereka selalu mengindoktrinasi masyarakat untuk menjadi seperti itu," tulisnya.

Dalam Global Freemasonry, Harun Yahya bahkan menegaskan bahwa Freemasonry itulah arsitek utama sistem-sistem dunia yang didasarkan kepada filsafat materialism, yang "membuat wajah dunia menjadi karut marut" seperti saat ini.





Posting Komentar

0 Komentar