Waspadai Penggembosan Jumlah Muslimin di Indonesia.

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."
QS. al-Baqarah (2) : 120

Wahai Muslim, Belajarlah dari Gubernur Papua dan Bupati Belitung

Sungguh Muslim harus belajar dari Gubernur Papua, Lukas Enembe, bagaimana cara dia membentengi dan menjaga eksistensi suku asli Papua.
Sebaliknya, Muslim juga harus melihat Bupati Belitung, bagaimana gerakan yang dilakukan ‘mengempesi’ suku asli Belitung atau Muslim di wilayah itu.
Seperti kebijakan Gubernur Papua, Lukas Enembe memberikan penghargaan bagi mama-mama Papua yang bisa melahirkan anak lebih 10 orang. Uang itu diberikan sebagai hadiah dan penghargaan.

"Kita harus menghargai seorang Mama yang bisa melahirkan 10 orang anak, tapi bukan hanya melahirkan, harus bisa membesarkan," kata Gubernur, Lukas Enembe saat berada di Tiom, Lanny Jaya, Papua, Kamis (4/12/2014).

"Keluarga yang punya anak lebih dari 10 maju kedepan," kata Gubernur.

Kemudian tiga keluarga maju masing-masing punya anak 14, 11, dan 10 orang. Lalu gubernur mengambil tasnya dan mengambil uang Rp 300 juta dan diberikan Rp 100 juta untuk masing-masing keluarga.

Tak hanya itu saja, kemudian seorang ibu (mama) naik ke atas panggung tempat gubernur berdiri dengan menggendong tiga orang Bayi. Ternyata mama tersebut melahirkan kembar 3 lalu gubernur memberikan uang Rp 30 juta kepada ibu itu.

"Tolong jaga anak ini dengan baik, karena ini adalah titipan Tuhan," ujar Lukas Enembe.

Pemberian hadiah oleh gubernur kepada keluarga-keluarga itu, karena dinilai mereka adalah orang-orang perkasa.
Selama ini gubernur menilai jumlah orang Papua sangat kecil dibandingkan luas pulau Papua, maka dia menganjurkan agar keluarga Papua tidak harus mengikuti program Keluarga Berencana (dua anak cukup), tetapi mendorong agar keluarga Papua bisa melahirkan anak sebanyak-banyaknya, tetapi harus diurus dengan baik.
Dibagian lain, Belitung Timur, sudah gratis dapat uang tunai dan sekarung beras pula. Itulah yang terjadi bila pria-pria di Belitung Timur bersedia aktif ber-KB dengan menjalani vasektomi.

Program Keluarga Berencana (KB) di Belitung Timur memang difokuskan pada MOP (Medis Operatif Pria) alias vasektomi.

Vasektomi adalah kontrasepsi bedah untuk pria dengan cara memutus saluran spermanya. Operasi vasektomi menghambat saluran spermatozoa (vas deferens) yang membawa sperma keluar.

Proses Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) merupakan operasi kecil yang hanya membutuhkan waktu kira-kira 10 menit, paling lama 15 menit.

Prosesnya dilakukan dengan membuat sayatan kecil di daerah testis, kemudian saluran sperma (vas deferens) diambil, dipotong dan diikat.

"Program ini sudah sejak tahun lalu. Kita punya penyuluhan di warung kopi. Kita juga berikan reward untuk vasektomi," ujar Dr Basuri T Purnama, SpGK, Bupati Kabupaten Belitung Timur, disela-sela acara 'Bakti Sosial TNI KB-Kesehatan Tingkat Nasional Tahun 2012' di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, Senin (3/9/2012).

Menurut Basuri, setiap peserta vasektomi di Belitung Timur akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 750 ribu serta sekarung beras. Dana yang disebut dengan 'uang tunggu' ini bahkan berasal dari APBD Kabupaten Belitung Timur sendiri.

"Meskipun MOP hanya operasi kecil dan hanya membutuhkan waktu 15 menit, tapi dapur nggak ngebul di rumah. Nah, maka kita kasih Rp 750 ribu. Setelah itu 1 karung beras. Ya supaya asap dapurnya tetap ngebul. Jadi kalau dia satu dua hari merasa tidak nyaman, masih ada sekarung beras," lanjut Basuri.

Selain itu, sebagai penambah daya tarik, program vasektomi di 'Bumi Laskar Pelangi' ini juga menerapkan sistem semacam multi level marketing (MLM).

"Peserta yang sudah ikut kita bikin seperti MLM. Kalau dia bisa cari 50 orang kita kasih 1 sepeda motor. Dengan kondisi ini, untuk provinsi target MOP kita sudah tercapai," tegas Basuri.
Muslimin. Ambillah pelajaran dari Papua dan Belitung. Di Papua, penguasa yang berkuasa di wilayah itu, tanpa tedeng aling-aling membuat kebijakan memperbesar populasi penduduk asli, dan memberikan hadiah bagi yang memiliki anak lebih 10 anak.
Sebaliknya, di Belitung adik Ahok melakukan vasektomi untuk mengempesi jumlah penduduk Muslim di wilayah itu. Sekarang, Muslim sudah mulai takut mempunyai anak lebih dari dua orang anak. Lama-lama Muslim di Indonesia menjadi kaum minoritas.
Muslim sudah terkena pengaruh ‘propaganda’ CUKUP DUA ANAK. Padahal, rezeki itu datang dari Yang Maha Kuasa, dan tidak ada makhluk ciptaan-Nya yang tidak mendapatkan rezeki.


DI INDONESIA, UMAT KRISTEN MEMBENGKAK, MUSLIM MENYUSUT

Fakta menunjukkan umat Islam di Indonesia adalah mayoritas. Bahkan, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.

Tetapi, jangan bangga dulu. Benar umat Islam Indonesia mayoritas dan terbesar jumlahnya, tetapi statistik membuktikan angka pertumbuhan umat Islam Indonesia kalah dibandingkan dengan pemeluk Kristen. Sebabnya adalah upaya Kristenisasi yang massif terjadi di negeri ini.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Din Syamsuddin pada bulan April 2014 menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat Islam Indonesia. Pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam mencapai 87,6 persen. Angka ini kemudian meningkat menjadi 88,2 persen pada sensus penduduk 2000.

Yang memprihatinkan, kata Din, angka pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 1,2 persen. Sementara Kristen dua kali lipatnya, yakni 2,4 persen per tahun.

Bila diturunkan lagi ke tingkat provinsi, akan lebih memprihatinkan lagi. Din mengutip data seorang penulis Leo Suryadinata yang menyebutkan angka pertumbuhan Kristen terbesar adalah di Provinsi Kepulauan Riau yang mencapai delapan persen per tahun.
Di bawahnya, ada tiga provinsi yang angka pertumbuhan Kristen mencapai tujuh persen. Ketiganya adalah Sumatera Barat, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Di Jawa Barat itu di wilayah Sukabumi, Cianjur bagian Selatan. Modusnya mereka sewa rumah, kemudian digunakan untuk tempat belajar, main basket, main volly, kemudian dilakukan aktivitas pemurtadan,” jelas Din.

Pesatnya pertumbuhan umat salib

Pada tahun 80-an penduduk Muslim di Indonesia masih lebih dari 90%, maka pada tahun 2000 populasi muslim turun ke angka 88,2% dan tahun 2010 turun lagi menjadi 85,1%. Di Indonesia pertumbuhan agama Islam justru menurun drastis, seperti data di bawah ini:

1..Berdasarkan hasil riset Yayasan Al Atsar Al-Islam (Magelang) dan dalam rangkaian investigasi diperoleh data bahwa mulai tahun 1999-2000 Kristen dan Khatolik di Jateng telah meningkat dari 1-5 % diawal tahun 1990, kini naik drastis 20-25% dari total jumlah penduduk Indonesia.

2.Dari laporan Riset Dep. Dokumentasi dan Penerangan Majelis Agama Wali Gereja Indonesia, sejak tahun 1980-an setiap tahunnya laju pertumbuhan umat Khatolik: 4,6%, Protestan 4,5%, Hindu 3,3%, Budha 3,1% dan Islam hanya 2,75%.

3.Dalam buku Gereja dan Reformasi penerbit Yakoma PGI (1999) oleh Pendeta Yewanggoe, dijelaskan jumlah umat Kristiani di Indonesia (dari Riset) telah berjumlah lebih 20%. Sedangkan menurut data Global Evangelization Movement telah mencatat pertumbuhan umat Kristen di Indonesia telah mencapai lebih 40.000.000 orang (19 % dari total 210 jumlah penduduk Indonesia)

4. BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia melaporkan penurunan jumlah umat Islam di Indonesia. Contohnya di Sulawesi Tenggara turun menjadi 1,88% (dalam kurun waktu 10 tahun). Demikian pula di Jawa Tengah, NTT dan wilayah Indonesia lainnya.

5.Dalam Kiblat Garut 26 Juni 2012, Menteri Agama RI saat itu, Suryadharma Ali mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah umat Islam di Indonesia terus mengalami penurunan. Padahal di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah. Semula, jumlah umat Islam di Indonesia mencapi 95 persen dari seluruh jumlah rakyat Indonesia. Secara perlahan terus berkurang menjadi 92 persen, turun lagi 90 persen, kemudian menjadi 87 persen, dan kini anjlok menjadi 85 persen.

6. Menurut data Mercy Mission, sebanyak 2 juta Muslim Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun. Jika ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2035, jumlah umat Kristen Indonesia sama dengan jumlah umat Muslim. Pada tahun itu, Indonesia tidak akan lagi disebut sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim. (P001/R03)

Penurunan populasi umat islam di indonesia tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi di belatar belakangi oleh banyak faktor, diantaranya:

1. Keberhasilan program KB yang dilakukan dengan gencar kepada kaum Muslimin. Sementara itu kepada umat non muslim. Program KB tidak didengungkan atau nyaris tidak terdengar.

2. Keberhasilan Kristenisasi yang dilakukan dengan gencar oleh para misionaris yang makin hari makin cangging dan tidak mengindahkan kode etik penyiaran agama. Belum lagi dukungan dana yang besar serta bantuan tenaga dan program secara internasional.

3. Umat Islam dari golongan pendidikan dan ekonomi tinggi dilemahkan akidahnya melalui isu-isu kebebasan (liberalisme) menafsirkan agama Islam, penerapan demokrasi liberal (yang tidak seluruhnya sesuai dengan syariat Islam).



Posting Komentar

0 Komentar