Tak’wil Matematika: Imam Mahdi Turun Tahun 2015 menurut Jaber Bolushi

Masa depan adalah misteri. Tidak satu pun dari makhluk yang ada di alam semesta mampu mengetahui secara persis apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sebenarnya kalau dikaji dari sisi sejarah, manusia itu tidak pernah lepas dari nubuat atau ramalan-ramalan. Sejak jaman para nabi ribuan tahun yang lalu nubuat-nubuat telah banyak dibuktikan kebenarannya. Bahkan dalam Al Quran pun ada aya ayat yang menjelaskan tentang nubuat nabi yusuf tentang mimpi sang raja Mesir.

Sekarang ini banyak sekali nubuat, prediksi, ramalan dan apapun namanya itu dipaparkan. Hendaknya kita harus berhati-hati dan lebih jeli untuk mempercayai nubuat. Perlu di cari tahu integritas orang yang mengeluarkan nubuat. Jangan sampai terkesan mendahului takdir, nanti bisa terjebak untuk mengingkari rukun iman ke enam yaitu iman kepada qada' dan qadar Allah Swt.

Nubuat para nabi dan rasul memang pantas untuk dipercayai. Kerena mereka adalah manusia khusus dan manusia pilihan Allah Swt. Banyak sekali nubuat Rasulullah yang sudah terjadi di masa sekarang. Sebagian memang masih belum terjadi. Ngeri dan merinding jika mempelari nubuat Rasulullah tentang masa-masa akhir jaman ini.
Pada suatu malam, ketika Jaber Bolushi mulai menulis sebuah buku, ia memohon petunjuk kepada Allah agar tidak memisahkannya dengan keluarga Nabi SAW dan menjadikannya sebagai salah seorang pembantu Imam Mahdi. Usai memanjat doa, ia pun tertidur pulas, kemudian bermimpi.

Dalam mimpinya, ia melihat dua rembulan di langit. Saat itu, seluruh manusia tengah tertuju matanya ke dua rembulan itu, melalui televisi. “Tiba-tiba dua rembulan itu menyatu menjadi satu bulan. Lalu, bulan itu bergerak ke tengah langit, tepat berada di kepala. Tiba-tiba, bulan itu terbelah dan keluarlah cahaya yang sangat terang. Lalu, aku terbangun,” ungkap Jaber Balushi, seperti ditulis di bukunya, yang berjudul Dzuhur al-Mahdi’am 2015 Nubu’ah Qur’aniyah.

Buku terbitan tahun 2006, diterbitkan dalam versi bahasa Indonesia, September 2007 oleh Penerbit Papyrus, dengan judul “Oktober 2015 Imam Mahdi as Akan Datang”. Siapakah Jaber Bolushi, penulis buku ini, belum terungkap secara jelas. Dalam situs pribadinya pun lebih banyak yang dipajang, koleksi foto pribadinya. Memang, buku yang mengupas Imam Mahdi sudah banyak bertebaran, baik dari kalangan ulama Syiah atau Sunni. Sebagian besar ulama meyakini kehadiran Imam Mahdi, yang kemudian disusul turunnya Isa al Masih. Namun, tak satupun berani membuat ramalan kapan Imam Mahdi akan muncul.

Tapi, bagi Jaber Bolushi berbagai petunjuk soal kedatangan Imam Mahdi as sudah diulas dalam Al Quran. Tak hanya soal misteri Al Mahdi as, berbagai ramalan lainnya, ia ungkap kematian Sadam Hussein, meletusnya Perang Dunia III pada tahun 2014, ancaman Asteroid yang akan menabrak bumi pada 2014, terjadinya bencana besar di Jazirah Arab pada tahun 2014, direbutnya Al Quds oleh kaum muslim tahun 2022 hingga turunnya Isa al masih pada tahun 2018.

JABER BOLUSHI, seorang penulis muslim syiah menulis buku yang berjudul “Oktober 2015 Imam Mahdi AS Akan Datang”. Ramalan Bolushi merujuk pada rahasia bilangan 19, seperti yang ditemukan Sayyid Bassa Jarrar dan menggunakan perhitungan angka dengan metode al jumal al taqlidi dan al jumlah al shaqir. Bilangan 19 adalah jumlah huruf yang terdapat pada kata “basmallah”. Bilangan 19 merupakan bilangan primer dalam sistem matematika, karena terdiri dari angka terkecil 1 dan angka terbesar 9. Selain itu angka 19 juga merupakan bilangan prima yaitu bilangan yang hanya habis dibagi dengan bilangan 1 dan bilangan itu sendiri. Beberapa keistimewaan bilangan 19 dalam alqur’an, diantaranya kata “Allah” terulang dalam alqur’an sebanyak 2698 kali (19 x 142), kata “Rahman” terulang dalam alqur’an sebanyak 57 kali (19 x 3) dan kata “Rahim” terulang dalam al qur’an sebanyak 114 kali (19 x 6).

Menurut Jaber Bolushi, Imam Mahdi AS akan muncul 2015, berdasarkan rujukan surat Al Isra ayat 1-7 dan 104 yang jumlahnya 1.383 kata. Jika ditambah dengan tahun wafatnya nabi 632 M maka 1.383 + 632 = 2015. Dari berbagai hadits riwayat yang bersumber dari keluarga Nabi, Imam Mahdi akan datang pada hari jum’at atau sabtu tanggal 10 Muharram. Jika dihitung penanggalan di tahun 2015, maka bertepatan pada tanggal 23 Oktober 2015.

Menurut Imam Ali bin Abi Thalib as, setiap yang berada pada Al Quran, terhimpun pada surat Al Fatihah. Dan setiap yang ada pada al Fatihah, terhimpun pada kalimat Basmallah. Dan setiap yang ada kalimat basmalah, terhimpun pada huruf Ba. Dan, setiap yang ada pada huruf Ba, terhimpun pada titik yang berada di bawah huruf tersebut. Karena itulah, Bolushi yakin berbagai misteri ini bisa dipecahkan dengan merujuk pada ayat Al Quran.


Kehancuran Negara Israel

Bolushi meyakini Negara Israel akan hancur pada tahun 2022 M. Karena, merujuk pada surat al Isra’, jika dihitung mulai dari ayat kedua hingga ayat ketujuh-yang membahas bani Israil, maka jumlahnya 76 kata. Angka ini menujukan penanggalan Masehi jadi 74 tahun. Jika angka 74 ini ditambah dengan tahun berdirinya Negara Israel pada 1948, maka hasilnya 2022. Inilah tahun yang diperkirakan Negara Israel akan hancur dan Masjid Al aqsa direbut kembali oleh umat Islam di bawah pimpinan Imam Mahdi as. Pembebasan Masjid Al Aqsa tahun 2022 M bertepatan dengan tahun 1444 H. Tahun hijriyah ini bisa didapatkan dengan melihat kata “wa yadkhulu” artinya mereka masuk, dalam surat al Isra. Kata ini berada pada urutan 76 jika dihitung dari ayat 2, yang membahas Bani Israil. Jika angka 76 dikalikan dengan 19 (misteri bilangan dalam Al Quran), maka hasilnya 1444, yang merupakan tahun pembebasan Masjid Al Aqsa dalam hitungan hijriyah.

Bolushi juga meneliti Surat Al Maidah yang terdiri dari 120 ayat. Di dalamnya, ada beberapa ayat yang menceritakan tentang bani Israil. Tepatnya dari ayat ke-12 sampai ayat 26. Kalau dihitung dari ayat 21 dalam kalimat udkhulul ardhal muqaddasah (dan masuklah ke negeri yang disucikan, yaitu Palestina, red), maka menurut perhitungan al Jumal al Taqidli, hasilnya 1914. Angka ini sama dengan masuknya kembali bangsa Yahudi ke tanah Palestina.

Jika kita menghitung lagi ayat 26 surat Al Maidah, yang artinya “maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, dan selama itu mereka akan berputar-putar di muka bumi”, maka hasilnya menurut perhitungan al Jumal al Taqlidi, adalah 2636. Jumlah ini sama dengan jarak tahun antara kehancuran kerajaan Israel di tahun 722 SM hingga permulanaan tahun migrasi bangsa Yahudi ke Palestina yaitu di tahun 1914 (1914+722=2636).

Begitu jika kita menghitung jumlah surat Al Maidah mulai ayat 1 hingga ayat 26, tepat pada kata yatihuna fil ardhi, maka hasilnya adalah 722 kata. Tahun 722 SM merupakan tahun kehancuran kerajaa Israel pertama di tangan bangsa Assyiria. Dan, jika dikalikan dua, maka hasilnya 1444. Itulah tahun hijriyah yang diprediksikan jadi tahun kehancuran Israel yang kedua. Surat Al Maidah termasuk yang banyak dikaji Bolushi. Di ayat 12 sampai 26 banyak bercerita tentang Bani Israil. Jika dihitung nilai ayat 21, dari kalimat Udkhul ardha al Muqaddasah berdasar perhitungan al Jumal al Taqlidi, maka didapat angka 1914. Itulah tahun masuknya kembali bangsa Yahudi ke tanah Palestina. Jika diteliti ayat 55 dan 56 yang bicara tentang keutamaan Imam Ali bin Abi Thalib as, maka jika 55 dikalikan 56 hasilnya 1045. Angka ini sama dengan selisih jarak masuknya Yahudi ke Palestina dan kelahiran al Mahdi pada tahun 869 M (1914-869=1045)

Masih dalam surat Al Maidah di ayat 22, dimulai pada kata Lan nadkhuluha hatta yakhruju, jika dihitung berdasar al Jumal al Taqlidi, berjumlah 2008. Angka ini menunjukkan bangsa Palestina akan terusir dari tanah mereka (tepi barat). Ayat tersebut bisa ditafsirkan bahwa bangsa Yahudi yang tinggal di luar Israel ridak akan bisa masuk ke Palestina sampai mereka menentukan garis batas Negara. Petunjuk ayat ini cocok dengan kenyataan saat ini, Israel tengah bersepakat untuk menetapkan program perluasan empat pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Karena itulah, Perdana Menteri Ehud Olmert berkunjung ke Gedung Putih untuk mendapat dukungan, berkaitan dengan penentuan garis batas akhir Negara Israel.

Israel tidak hanya mengusir bangsa Palestina, juga akan menghancurkan Masjid Al Aqsa, untuk membangun Haikal Sulaiman. Diprediksikan akan terjadi pada tahun 2019. Bolushi bersandar pada ramaah bible dan Al Baqarah ayat 114. Berdasar ramalan Injil, penemuan Haikal Sulaiman terjadi pada 42 bulan, atau 1260 hari, atau 3,5 tahun, sebelum perang armagedon. Dalam prediksi sebelumnya, armagedon yang berakhir dengan pembebasan Masjid Al Aqsa terjadi pada tahun 2022. Jadi, penghancuran al Aqsa pada awal 2019. Angka ini sama dengan jumlah kata dalam surat Al Baqarah dai ayat pertama sampai ayat 114, yang membahas tentang kaum yahudi.


Asteroid Menghancurkan Bumi

Bolushi meneliti jumlah surat al Isra’ dari ayat 1 sampai 7, jika dihitung hasilnya berjumlah 2014. Ada apa dengan angka 2014?


Kejadian yang dikhawatirkan di tahun itu, berdasarkan laporan para ahli astronomi adalah asteroid akan menabrak bumi, dan mengakibatkan bencana besar. Seperti dilaporkan Near Earth Object Centre, para astronom AS telah menemukan asteroid berukuran besar yang mendekati bumi dengan kecepatan tinggi, diperkirakan akan menubruk bumi pada tangal 21 Maret 2014, seperti dilansir kantor berita BBC.

Menurut Badan Antariksa Inggris, asteroid ini awalnya berada dalam jarak aman dari bumi, yang beredar di antara Planet Mars dan Jupiter. Karena gaya gravitasi dari planet besar seperti Jupiter, mengakibatkan asteroid tertarik keluar dari porosnya dan mulai mendekati bumi. Tidak akan berbenturan dengan bumi namun berpapasan dengan bumi, kira-kira dalam jarak 1,2 kilometer dari atmosfir.

Seperti dilansir kantor berita Reuter, Badan Antariksa Amerika (NASA), sudah ancang-ancang mengeluarkan dana sekitar 300 juta dollar AS untuk membelokkan asteroid yang panjangnya 140 meter ini. Dibutuhkan waktu sekitar 12 hari, namun keberhasilannya tergantung jenis batuan yang menyusun asteroid dan sudut kerjanya.

Meski tak bertabrakan, namun peristiwa itu berakibat pada perubahan cuaca yang sangat drastic dan akan terjadi curah yang sangat lebat hingga 50 hari, yang berakbat meluapnya sungai Eufrat dan membanjiri kota Kufah. Itulah bencana dahsyat yang terjadi di jazirah Arab, setahun menjelang kedatangan Imam Mahdi, yaitu pada tahun 2014.

Ancaman Asteroid sudah diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya “akan muncul bintang dari timur yang bercahaya bagaikan cahaya bulan, kemudian berbelok hingga saja kedua sisisnya bertemu, kemudian mega merah akan bertebaran di langit…” Peristiwa ini juga sempat diceritakan dalam khotbah Imam ali bin Abi Thalib as, yang menjelaskan fenomena alam sebelum kedatangan Imam Mahdi, “…..Maka perhatikanlah sepuluh tanda kemuculannya. Yang pertama adanya bintang yang berekor, lalu terjadilah kekacauan dan kepanikan ( diantara penduduk bumi) dan di antara tanda-tanda kemunculannya adalah sesuatu yang aneh”. Setelah itu muncullah dari kami “bulan yang bercahaya” dan “ditutup dengan kalimat tauhid.”


Kedatangan Imam Mahdi

Menurut perhitungan Jaber Bolushi dengan rujukan hadist, sejarah dan penemuan ilmiah, Imam Mahdi akan dating pada tahun 2015. “Saya mengajukan banyak argumentasi dan sandaran berupa ayat-ayat Al Quran, seperti surat al Fatihah, al maidah, al Isra, dan al Kahfi, untuk mendukung dan memperkuat kesimpulan ini”, tulisnya.

Bolushi merujuk berbagai hadist dan riwayat dari ahlul bait. Sebagaimana keyakinan Syiah, Imam Mahdi as sudah dilahirkan. Ia adalah Muhammad putranya Hasan al Askari lahir pada hari Jumat 15 Syaban 255 H atau 869 M. Beliau menggantikan ayahnya, yang mangkat pada hari Jumat Rabiul Awal 260 H, atau bertepatan dengan 1 Januari 874 M.

Pada masa hidupnya, Imam Mahdi as, telah mengalami dua kali ghaib. Gaib yang pertamaterjadi pada tahun 265 H atau 879 M, biasa disebut gaib as sughra (gaib singkat), sedangkan gaib kedua, biasa disebut gaib al Kubra (gaib panjang), dimulai pada tahun 329 H atau 941 M. Jika dihitung dari masa gaib panjang, Imam Mahdi sudah menginjak usia 72 tahun.

Bagi kaum Syiah, siapakah Al Mahdi as sudah tak diperdebatkan lagi. Karena, merujuk pada hadist Nabi SAWW seperti disampaikan oleh Imam Ali bin Abi Thalib as, “Rasulullah telah mengabarkan kepadaku bahwa pemimpin-pemimpin kebenaran terdiri dari 12 orang imam, 9 orang diantaranya adalah keturunan Husain, Nabi SAWW pernah bersabda bahwa ketika bermi’raj ke langit, beliau menyaksikan tulisan yang tertera pada tiang arasy, “tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, aku menguatkan dan memenangkannya dengan Ali”

Rasulullah melihat dua belas cahaya seraya bertanya, “Duhai Tuhanku”, cahaya siapakah ini? Lalu terdengarlah seruan. “Wahai Muhammad, ini adalah cahaya dari Imam dari keturunanmu” lalu aku (Imam Ali) bertanya Ya Rasulullah, dapatkah engkau sebutkan nama mereka? Rasul menjawab, “engkau adalah Imam dan Khalifah sepeninggalku, menunaikan janji-janjiku, dan sepeninggalmu terdapat dua putramu Hasan dan Huesin, lalu Ali Zainal Abidin lalu putranya Muhammad yang dijuluki al Baqir, lalu dilanjutkan putra Muhammad yang bernama Ja’far yang dijuluki al Shadiq, lalu Musa yang dijuluki Al Kadzim, lalu Ali yang dijuluki al Ridha, lalu Muhammad yang dijuluki al Zaki, lalu Ali yang dijuluki al Naqi, lalu Hasan yang dijuluki Al Amin, lalu sang penegak keadilan, dia adalah keturunan Husain. Namanya, seperti namaku, wajahnya paling mirip denganku. Ia akan memenuhi dunia dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi kedzaliman”,

Berdasarkan Muhammad al Baqir as, Sesungguhnya Imam mahdi as akan berkuasa selama 309 tahun, sebagaimana lamanya Ashabul Kahfi bersembunyi dalam gua.” Maka kisah Imam Mahdi disamakan dengan kisah ashabul kahfi. Dalam surat Al Kahfi, jika dihitung mulai dengan ayat 9 hingga ayat 25, maka berjumlah 309 kata. Jumlahnya sama dengan masa tidur ashabul kahfi, berdasarkan tahun Hijriyah, sedangkan berdasarkan tahun Masehi selama 300 tahun.

Bukti lainnya, menurut Bolushi, rentang antara masa kelahiran Nabi Muhammad SAWW di tahun 569 M, sampai masa kelahiran Imam Mahdi as pada tahun 869 M, berjumlah 300. Angka ini sama dengan masa tidur Ashabul Kahfi, berdasarkan hitungan tahun Masehi. Rentang masa antara wafatnya Nabi Muhammad SAWW (632M) dan masa gaib panjangnya Imam Mahdi as pada tahun 941M, selisihnya 309 tahun, ini sama dengan masa tidurnya Ashabul Kahfi berdasarkan perhitungan tahun Hijriyah.

Dalam surat al Kahfi, sejarah Ashabul Kahfi mulai diceritakan di ayat ke-9, dan jika dihitung jumlah kata dari ayat pertama hingga kedelapan, berjumlah 79 kata. Sementara itu, usia Imam Mahdi as, dimulai kelahirannya 869M, hingga gaib panjang pada 941 M, hasilnya 72 tahun. Jika 79 dikurangi 72 hasilnya 7-angka ini sama dengan berbagai hadis nabi yang mengatakan bahwa Imam Mahdi as akan berkuasa selama kurun waktu 7 tahun. “Al Mahdi as adalah dari keturunanku, dia memenuhi bumi dengan keadilan sebanyak bumi sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman. Ia akan berkuasa selama 7 tahun (hadits)”.

Namun, menurut Bolushi, tujuh tahun yang dimaksud bukan sejak Imam Mahdi as muncul hingga wafat hanya selama 7 tahun, tapi perjuangan Imam Mahdi as membebaskan Masjid Aqsa dari Yahudi, selama 7 tahun, yaitu pada tahun 2015 imam Mahdi mulai berusaha merebut Yerusalem dari Israel, dan kembali ke pangkuan umat muslim pada tahun 2022 atau 1444 H.

Imam Mahdi as muncul pada tahun 2015, berdasar rujukan surat al Isra ayat 1 sampai 7, dan ayat 104 yang bercerita tentang Isra’ Mi’raj dan bani israil, maka jumlahnya 1383 kata. Jika ditambah tahun wafatnya Nabi SAWW, yaitu 632 M, hasilnya 2015. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Said bin Jubair, “Setahun sebelum kedatangan al Mahdi as akan terjadi hujan lebat selama 24 jam. Kalian akan merasakan dampak sekaligus keberkahannya. Bencana ini berarti terjadi pada tahun 2014, sebelum kedatangan al Mahdi as, dan cocok dengan perkiraan para ahli, yang pada tahun itu, hampir terjadi benturan asteroid dengan bumi, yang berakibat hujan sangat lebat.

Dari berbagai hadis riwayat yang bersumber dari keluarga Nabi, Imam Mahdi as akan dating pada hari Jumat atau Sabtu, tanggal 10 Muharram. Jika dihitung penanggalan di tahun 2015, maka bertepatan pada 23 Oktober 2015.

Turunnya Isa al Masih

Dalam surat An Nisa ayat 158, sebelum hari Kiamat, kaum Yahudi dan Nasrani, sebagian ada yang beriman kepada Nabi Isa, dan sebagian lagi akan mengingkarinya. Jika dihitung berdasar al Jumal Al Taqlidi, maka nilai ayat itu 1440. Angka itu jika dinilai sebagai tahun hijriyah, maka bertepatan dengan tahun 2018 M. Jika dihitung jumalh kata pada ayat 2 surat al Isra sampai ayat 105 maka hasilnya1449. Angka itu sama dengan jumlah tahun mulai kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu 569 M sampai munculnya Nabi Isa (2018 - 569 = 1449)


Perang Dunia Ketiga

Perang dunia menjadi salah satu tandanya kemunculan al Mahdi as. Bolushi meneliti kotbah Imam Ali bin Thalib as, yang menutip surat al Anbiya ayat 15. Setelah dihitung berdasarkan al Jumal al Taqlidi, berjumalh 1435, jika dijadikan tahun Hijriyah, bertepatan dengan 2014 M. Dari berbagai riwayat ahlul bait, disebutkan bahwa sebelum kedatangan Imam Mahdi, dunia akan diliputi ketakutan yang mencekam dan kelaparan.

Hudzaifah al yamani ra meriwayatkan, bahwa “Sesungguhnya Nabi SAW pernah menyebutkan akan terjadi fitnah antara timur dan barat, dan kita pun akan mendapatkan ujian itu, yaitu munculnya Sufyani dari bukit tandus. Ia akan berkuasa di Damaskus, kemudian mengutus dua bala tentara. Tentara pertama diutus ke Timur, sedangkan tentara kedua diperintahkan menuju Madinah. Ketika mereka tiba di Babylonia, tepatnya di sebuah kota yang dilaknat, mereka membunuh lebih dari 3.000 jiwa, dan memperkosa lebih dari 100 kaum wanita. Mereka menyembelih 300 kambing milik kaum Bani Abbas”.

Munculnya Sufyani menjadi salah satu pertanda munculnya Imam Mahdi as. Ia adalah keturunan Abu Sofyan yang memerangi Imam Ali bin Abi Thalib as dan keturunan Yazid bin Muawiyah yang memerangi Husain bin Ali as. Sedangkan Sufyani memerangi Imam Mahdi.

Berbagai pertanda yang merujuk pada Al Quran dengan mengungkap rahasia bilangan dikupas dalam buku Jaber Bolushi secara detail. Berbagai rujukan baik hadist maupun riwayat yang dipakai Bolushi dari kalangan Syiah yang tentunya tak dijadikan sumber oleh kalangan Sunni. Bahkan, sebagian ulama ada yang menilai seluruh hadis yang berkaitan dengan Imam Mahdi diragukan kesahihannya, seperti yang diulas oleh Dr. Abdul Mu’in Al Nimr, dalam bukunya “Imam Mahdi, Syiah dan Duruz: Sejarah dan Fakta”, terjemahan pakar hadis Prof. Dr. Mustafa Ali Yaqub.

Namun, munculnya berbagai fenomena dan perubahan politik global bisa saja merupakan isyarat. Hegemoni barat, yang ditunjukkan dengan perilaku politik Amerika yang mengaku sebagai polisi dunia, bagi sebagian kalangan dianggap bukti yang cukup bahwa konflik peradaban yang berimbas pada peperangan tak bisa lagi terhindarkan. Di saat itulah kehadiran seorang pemimpin dibutuhkan untuk menyatukan umat Islam, yang saat ini masih sulit bersatu.



Posting Komentar

0 Komentar