Jejak
hubungan Yahudi dan Amerika dimulai bersamaan dengan perjalanan
Christopher Columbus menemukan benua Amerika. Pada 2 Agustus 1492,
diperkirakan lebih dari 300 ribu orang Yahudi diusir oleh orang-orang
Spanyol. Suatu hari, di bulan yang sama, Columbus mengarungi lautan
Barat. Secara kebetulan, beberapa orang Yahudi ikut bergabung dalam
rombongan tersebut. Melihat kelompok pengungsi itu, membuat hati
Columbus berubah menjadi simpati.
Saat
itulah pergaulannya dengan orang-orang Yahudi menjadi dekat. Orang
Yahudi yang kemudian menjadi teman akrab dalam ekspedisi Columbus itu
antara lain; Luis de Torres (juru bahasa); Marco, (ahli bedah); Bernal
(ahli fisika); Alonzo de la Calle, dan Gabriel Sanchez. Luis de Torres
adalah orang pertama yang ikut mendarat dalam ekpedisi yang kemudian
menemukan manfaat tembakau. Dia kemudian mendiami Kuba dan menjadi `god
father’ Yahudi dalam menguasai bisnis raksasa tembakau hingga hari ini.
Kontak
pertama antara AS dan Eropa dengan Zionis dimulai tahun 1921 ketika
Chaim Weizmann mengunjungi AS. Terutama saat hubungan Inggris dan Zionis
memburuk tahun 1939. Dampak paling penting dari hubungan keduanya
adalah lahirnya `Biltmore Program’ tahun 1942 yang membiarkan kaum
Zionis merampas tanah sah negara Palestina tahun 1948.
Hubungan
keduanya menjadi sangat `spesial’ saat AS di bawah kendali pemerintahan
Ronald Reagan di awal tahun 80-an. Dilanjutkan dengan kerjasama dalam
perjanjian perdagangan bebas 1985 yang isinya, Israel ikut
berpartisipasi dalam Prakarsa Keamanan Strategis (Star War Project).
Boleh dikatakan, sejak itu pula, bantuan AS terus mengalir menuju
Israel. Sekitar tahun 1949-1965 bantuan AS mencapai sekitar 63 juta USD.
Tahun berikutnya meningkat menjadi 102 juta USD (periode 1966-1970).
Tahun berikutnya (1971-1975) meningkat menjadi 1 milyar USD. Tahun
1976-1984 meningkat lagi menjadi 2,5 milyar USD. Menurut Sunshine Press
Service, yang pernah melacak aliran dana ke sarang Capitol Hill, dana
bantuan untuk Israel ternyata sudah berlangsung sejak tahun tahun 1949.
Umumnya, bantuan AS kepada Yahudi berupa hibah tanpa ada ikatan apa-apa.
Ini jauh berbeda dengan bantuan AS ke Philipina atau ke Indonesia, yang
selalu pakai em.
Yahudi di
AS mempunyai organisasi yang sangat berpengaruh di Capitol Hill,
Washington, namanya AIPAC (The American Israel Public Affairs
Committee). Organisasi ini jaringannya luas, karenanya sangat
berpengaruh dalam penetapan arah kebijakan AS, siapapun presiden dan
pejabatnya. AIPAC atau sering dipanggil `The Lobby’ mampu mengendalikan
orang-orang kuat di pemerintahan AS. Misalnya; presiden dan semua staf,
angkatan bersenjata, Pentagon, Gedung Putih, menteri luar negeri, dan
departemen penting lainnya.
Tidak
hanya presiden dan anggota parlemen terpilih, tokoh-tokoh yang
diperkirakan akan menjadi calon presiden sudah dipengaruhi. Koran The
New York Times (1987) pernah menyebut AIPAC sebagai basis kekuatan utama
dalam menyusun kebijakan AS, terutama yang menyangkut masalah Timur
Tengah.
Jadi,
harap maklum bila hampir semua kebijakan Israel yang merugikan Timur
Tengah dan Islam, pemerintah AS sering bungkam. Kelompok kecil ini
bahkan dikenal seenaknya mendikte, kalau perlu, menjatuhkan seorang
presiden AS jika dianggap merugikan misi Zinonisme. Sampai hari ini,
`The Loby’ memiliki anggota sekitar 60 ribu yang bekerja untuk
kepentingan Zionis. Tidak ada satupun kebijakan AS tanpa melalui AIPAC
hingga hari ini.
Tidak
heran di sebuah radio lokal Israel di Tel Avivi, 3 Oktober 1991, Ariel
Sharon dengan lantang berteriak, “…I want to tell you something very
clear: Don’t worry about American pressure on Israel. We, the Jewish
people, control America, and the Americans know it”.
Bukti
lebih nyata, lambang freemansonry dijadikan lambang mata uang dollar AS
dengan mencantumkan gambar segitiga pyramid dan di tengahnya tercantum
lukisan ‘sebelah mata’. Logo mata uang AS ini serupa dengan lambang
freemansonry yang simbolnya menggambarkan bintang David yang diapit dua
pilar bertuliskan Iakin (kanan) dan Zahob (sebelah kiri). Di atas
bintang David dan dua penyangga itulah segitiga bergambar ‘sebelah mata’
dikelilingi lingkaran. Simbol bergambar `sebelah mata’ inilah yang
bentuknya sama persis dengan logo mata uang AS. Kabarnya, gambar sebelah
mata ini oleh ummat Islam diyakini sebagai simbol Dajjal.
Cengkraman
Yahudi terhadap AS itu sudah dirancang dengan matang 80 tahun lalu,
tepatnya sejak ditemukan buku kecil berjudul, The Protocols of the
learned elders of zion. “The Protocols” itu sebuah masterplan Zionisme
Yahudi dalam mengendalikan dunia dengan cara-cara licik. Diantaranya,
mengendalikan tatanan dunia baru melalui jalan ekonomi, politik, dan
media massa. Untuk yang satu ini, kaum Yahudi –kalau perlu– harus
menyelewengkan ilmu pengetahuan. Dalam buku Dajjal—The AntiChrist
(diterjemahkan ke Indonesia dengan judul Sistem Dajjal), seorang
Inggris, Ahmad Thomson, menulis bahwa mantan Presiden Amerika Henry Ford
di tahun 1921 mengakui adanya rencana licik gerakan Yahudi, yang
tertuang dalam The Protocols of the learned elders of zion.
Henry
menyebut kemiripan dari rencana jahat The Protocols tersebut dengan apa
yang terjadi dunia saat ini. Antara lain; adanya Persatuan Bangsa Bangsa
(PBB), sebagai usaha menciptakan tatanan dunia baru. Penciptaan ekonomi
yang impoten dengan penerapan sistem bunga dan pajak yang melilit
masyarakat, teori kekacauan dan propaganda cabul melalui media massa,
menerapkan teori politik dan sosial yang menyesatkan di tengah
masyarakat goyim (non-Yahudi) baik melalui perorangan, organisasi atau
serikat olah raga. “Buku itu cocok dengan keadaan dunia saat ini,” kata
Henry seperti dikutip Thomson. Diantara kelicikan Zionis termasuk
menyelewengkan ilmu pengetahuan sejarah dan peradaban. Salah satu teori
utama dunia yang mengandung unsur penipuan dan penyesatan diantaranya
lahirnya teori asal usul manusia yang dikenal dengan Teori Darwin. Teori
ini menjelaskan bahwa asal usul manusia itu hewan kera, bukan Nabi
Adam.
Menurut
Ahmad T. Thomson, tata cara pengendalian dunia cara Yahudi itu merupakan
Dajjal seperti yang banyak diungkap al-Qur’an tentang tanda dan
kehadirannya. “Tata cara pelaksanaan, proses produsen-konsumen dan tata
cara sistem-sistem pendukung yang digunakan untuk mengendalikan dan
memanipulasi masyarakat yang diperbudak sistem produsen-konsumen adalah
bukti nyata bahwa pengambilalihan oleh Dajjal sebagai kekuatan ghaib
sudah dan sedang berlaku. Kini sistem kafir, yaitu sistem Dajjal telah
menjajah hampir semua negara di dunia, maka kedatangan si Dajjal sendiri
tinggal masalah waktu saja”. (mualaf-center/dg/di)
0 Komentar