Oleh: Henry Makow Ph.D.
(Ket. Gambar : Clay Felker pada tahun 1967. Pendiri New York and Editor of Esquire dan banyak majalah
 populer lainnya, Felker adalah salah seorang dari sekitar 600 wartawan 
Amerika Serikat  yang secara diam-diam bekerja untuk CIA. Bayaran mereka
 “lebih murah daripada seorang gadis panggilan yang baik” menurut 
handler CIA, penerbit Washington Post, Phillip Graham).
Resensi Akhir Zaman - Sebuah sistem yang meresap ke dalam alam pikiran kita, mengalihkan kita dari kebenaran dan menempatkan kita ke dalam budaya limbo (tempat atau penjara atau kurungan - tempat bagi orang yang terlupakan) di mana nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya sangat sedikit.
“CIA secara aktif mempromosikan seni 
abstrak modern, seni yang terputus dari identitas manusia dan 
aspirasinya, seni yang setiap anak atau monyet bisa menghasilkannya.”
“Kita sudah menciptakan 
sesuatu untuk mengendalikan pikiran masyarakat goyim … [mereka] melihat 
melalui kacamata kita yang telah dirancang sedemikan rupa.” (Protocols 
of Zion, 12)
“Tidak ada yang lebih daripada seorang budak, mereka yang berpikir bebas tapi tanpa kebebasan.” ( Goethe )
W. Eugene Groves adalah seorang Amerika muda idealis yang ingin mengabdi kepada  negaranya.
Setelah mendapatkan beasiswa Rhodes, dia 
memastikan untuk memimpin Asosiasi Mahasiswa Nasional – the National 
Student Association pada tahun 1966. Tapi, Presiden Philip Sherburne 
membiarkan Groves dalam rahasia: NSA diam-diam didanai oleh CIA.
Sampai batas ini, Groves pernah menjadi 
anggota “tanpa menyadarinya”, sebagai korban penipuan. Tetapi sebagai 
Presiden, tentu saja dia harus tahu apa yang sebenarnya. Dia harus 
 menjadi peserta “yang sadar”.
Selama Perang Dingin, CIA diam-diam 
mendanai dan mengendalikan sejumlah mahasiswa Amerika Serikat, buruh, 
organisasi- organisasi keagamaan, politik dan seni, menurut buku “The Mighty Wurlitzer” ( 2008 ) oleh Hugh Wilford.
Mereka mencontoh organisasi “Front 
Rakyat” model propagandis Soviet Willi Munzenberg, dengan 
sungguh-sungguh merekrut orang Barat (Sosialis dan Liberal) dalam 
berbagai alasan “anti fasis”nya. Kelompok-kelompok yang tampaknya 
spontan namun secara diam-diam didanai dan diatur oleh Moskow (melalui 
CPUSA) dan dengan halus mempromosikan Komunisme. Munzenberg menyebut 
mereka dengan nama “innocents’ clubs.” - “klub tak bersalah.”
Ini tidak biasa bahwa CIA mau meniru 
taktik Komintern. Dengan terselubung, keduanya mengabdikan diri kepada 
para bankir sentral Yahudi Kabalis dan jaringan Masonik, mereka kini 
telah mensubversi semua lembaga swasta dan publik yang signifikan di 
Barat.
Jadi sementara Hugh Walford menunjukkan 
bahwa CIA membina “anti – komunis” Kiri, namun pada kenyataannya hal itu
 mengendalikan dialog pasca-perang, mendorong ilusi bahwa Perang Dingin 
itu nyata, dan mempromosikan mentalitas kolektif tertentu.
 Lelucon terkenal Rusia menyatakan bahwa :
 “Di bawah Kapitalisme, manusia mengeksploitasi manusia, sementara di 
bawah Komunisme adalah sebaliknya.”
(“The Mighty Wurlitzer”, Buku tahun 2008 ini menjelaskan bagaimana bankir Illuminati “memainkan” Amerika ).
Seperti kita ketahui, tidak banyak 
perbedaan antara monopoli Kapitalisme dan Komunisme. Di bawah Komunisme,
 Negara memiliki perusahaan dan para bankir Illuminati memiliki Negara. 
Di bawah monopoli Kapitalisme, perusahaan-perusahaan memiliki Negara, 
dan bankir Illuminati memiliki perusahaan.
Keduanya membaktikan dirinya kepada para 
bankir pengikut Setan dan memberikan monopoli total dalam bidang 
politik, budaya, ekonomi dan spiritual, yaitu Tata Dunia Baru – the New 
World Order.
Satu-satunya perbedaan adalah, di Barat ada ilusi kebebasan dan demokrasi.
Hamba-hamba para bankir Illuminati yang 
“sadar” dipilih untuk memimpin pemerintahan dan organisasi, sementara 
tanpa disadari rakyat yang menjadi korban penipuan mengabadikan dirinya 
kepada ilusi masyarakat bebas. Masyarakat juga merupakan korban penipuan
 yang tanpa disadari dipelihara dalam keadaan koma oleh sistem 
pendidikan dan media massa.
Dilema Eugene Groves terselesaikan ketika Ramparts Magazine dan the New York Times mengekspos
 mahasiswa program CIA. Sekarang Anda bertanya, mengapa yang 
dikendalikan mau mengekspos sipengendali? Nah kadang-kadang korban 
penipuan menjadi penyebab  gagalnya suatu pekerjaan. Pada akhirnya, 
bagaimanapun CIA dan Amerika Serikat didiskreditkan hal tersebut 
merupakan  keuntungan untuk Illuminati. Mereka bekerja di kedua belah 
pihak melawan golongan Tengah. Tapi Anda tidak akan pernah melihat the New York Times menyerang bank sentral.
Groves mengatur transisi asosiasi 
mahasiswa untuk kebebasan dan kemudian berhenti. Katanya, “Dunia telah 
kehilangan kemurniannya,”. “Aku ingin keluar.” (Wolford, 5)
KULTURE
 Bagaimana kita mengetahui, apa yang kita 
ketahui? Kita diajari oleh media massa dan sistem pendidikan. Tapi 
bagaimana jika mereka disubversi oleh sebuah perkumpulan rahasia 
pengikut setan, yaitu Illuminati? (yakni Yahudi Kabalis dan 
Freemasonry.)
“Modernisme” merupakan cerminan 
penyimpangan secara bertahap terhadap realitas dan moralitas yang 
direkayasa oleh bankir Illuminati. Apa yang kita anggap sebagai 
“kemajuan” sebenarnya merupakan kemajuan dari agenda mereka yaitu agenda
 si penyembah Setan. Memang terjadi sebuah perubahan yang “mengubah 
dunia.” (mengubah dari  Tata Dunia Lama menuju kepada Tata Dunia Baru, 
yaitu yang seharusnya penyembahan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa 
diubahnya menjadi penyembahan kepada Lucifer atau Setan, atau mengubah 
realitas ciptaan Tuhan kepada ilusi ciptaan Setan-AZ, QS. al-Hijr 15:39)
Media massa dan sistem pendidikan 
mempromosikan pengasingan realitas. Kebenaran ditekan. Kebohongan yang 
disebarluaskan. Perilaku negatif atau akhlak yang merusak diri sendiri 
digambarkan dengan penerangan yang positif.
Modernisme adalah solipsisme (teori
 yang memandang bahwa hanya dirinya sendiri yang merupakan realitas) 
dimana kesesatan para bankir ‘menjadi norma yang diyakini sebagai 
kebenaran’. Misalnya, CIA aktif mempromosikan seni abstrak modern, seni 
yang terputus dari identitas manusia dan aspirasinya, seni yang setiap 
anak atau monyet bisa melakukannya.
Mereka membiayai majalah budaya seperti, (Encounter, Partisan Review)
 kritikus (Clement Greenberg) dan museum seni melalui jaringan yayasan 
dan jutawan Illuminati seperti Nelson Rockefeller dan John Hay Whitney .
“Banyak seniman dalam gerakan ini 
memiliki latar belakang radikal seperti (Jackson Pollock, Mark Rothko 
dan Franz Kline misalnya …) lukisan mereka, dengan ekspresi kesadaran 
gestural artis dan penolakan total terhadap representasi, merupakan 
celaan besar terhadap …  seni Soviet … ” ( p.106 )
Sambil berpura-pura menolak realisme 
sosialis, CIA memajukan agenda komunis yang membuat seni bertentangan, 
tidak relevan dan jelek .
Cerita yang sama dapat diterapkan juga 
untuk sastra modern di mana “anti-pahlawan,” yaitu orang luar terasing 
dan orang yang tidak dapat menyesuaikan diri (dengan perintah Tuhan-AZ) 
yaitu Yahudi Illuminati menjadi pahlawan. “Pahlawan” bukan komunitas 
pembangun tetapi pemberontak penyembah Lucifer, perusak dalam doktrin Kabalis.
Demikian pula, kritik sastra modern merupakan bahasa sihir (linguistic voodoo)
 memisahkan  dari penulis realitas sosial, biografi atau tujuan. Sastra 
diperlakukan seperti artefak mandiri. Kata atau kalimat yang terisolasi dianalisa seperti tulisan suci.
 Kritik ini adalah ortodoksi ketika saya kuliah di universitas. Aku 
bertanya-tanya mengapa plasebo ini disajikan sebagai “kebenaran.” 
Sekarang aku tahu.
Cerita yang sama dapat diulang dalam 
musik, TV dan film. Ceritera ini telah meyakinkan setiap orang bahwa 
seorang perawan muda yang subur adalah seorang Dewi, cinta romantis dan 
seks adalah obat ajaib serta sebagai tujuan hidup. (Apa bedanya dengan 
seks yang dilakukan oleh pagan penyembah setan Illuminati? )
Dengan demikian bagaimana orang-orang 
yang bingung, menyimpang dari kebenaran Tuhan dan pengkhianat umat 
manusia ditempatkan ke dalam semua posisi pemimpin. Hanya karena melihat dipakainya semua logo dengan
 imitatif (matahari terbit), titik, piramida (segitiga) atau kombinasi 
dari ketiganya. Semua logo ada dimana-mana. Coba tebak? Sementara kita 
sedang tidur, seorang pemuja setan mengambil alih.
Agar seni menjadi relevan, harus menyampaikan pesan pemuja setan yang merupakan kanker perusak masyarakat ini.
FEMINISME 
Feminisme gelombang kedua sebagai “popular front” lainnya
 yang disponsori oleh Illuminati   yang dalam mengekspresikannya 
menyamar sebagai akar rumput. Gloria Steinem, dari keluarga broken home Yahudi,
 sebenarnya seorang yang tidak cocok atau tidak dapat menyesuaikan diri 
dengan keadaan situasi tertentu, dipilih untuk memimpinnya. Clay Felker, yang pada tahun 1950 bekerja sama dengan Steinem di “Biro Riset Independen,” CIA (student front lainnya) mengatur kampanye media. Rupanya Felker bukanlah seorang Yahudi
Pada tahun 1968, Felker memperkerjakan Steinem di majalah New York. Ia menerbitkan edisi perdana 40 – halaman MS Magazine sebagai suplemen di New York.
Pada tahun 1975, Redstockings, sebuah majalah feminis radikal,  menelanjangi hubungan  Steinem dengan CIA. Mereka mengungkapkan bahwa Majalah MS didanai oleh Warner Communications dan Katherine Graham, keduanya adalah pimpinan CIA.
Pada tahun 1979, ketika Redstockings mencoba untuk membukukan laporannya, penerbit Random House dipaksa untuk menghapusnya
 oleh kedua pimpinan CIA di atas dan penyandang dana gerakan feminisme, 
yaitu Ford Foundation. Mereka merekayasa sedemikian rupa sehingga 
feminisme terlihat seperti gerakan akar rumput yang spontan, seolah 
merupakan perubahan sosial alami, bukan merupakan hasil rekayasa sosial 
elit.
Pada saat yang sama, penulis seperti saya
 yang mempromosikan heteroseksualitas dengan dipublikasikan sendiri, 
diabaikan di media massa. Jadi kulture yang ada hanyalah dibuat-buat. 
(lihat juga Kerry Bolton, Revolution from Above, hal.168)
Kesimpulan
Para bankir Kabalis telah mensubversi 
lembaga-lembaga politik dan sosial kita serta  menggunakan pemerintah 
untuk memperbudak kita sesuai dengan cetak biru dari The Protocols of the Elders of Zion.Manusia seluruhnya di dunia dan pemerintahannya harus  “seperti anak-anak di bawah umur,” demikian kata Protokol.(15)
Selalu ada dua jenis orang Yahudi: mereka
 yang mengikuti Pemberi Hukum, Musa, di satu sisi, dan Jamaah Baal di 
sisi lain. Sayangnya, yang terakhir telah menang sambil tetap 
mempertahankan sebagian kecil prestise Hukum Musa (yang menguntungkan 
tujuan mereka seperti mengenai Palestina). Dan mereka bergabung dengan 
para pengkhianat dari setiap latar belakang, (pendidikan,  bangsa dan 
agama) yang tanpa ragu-ragu mengkhianati sesama mereka untuk keuntungan 
pribadi.
Sepanjang sejarah, para penyembah Lucifer
 ini telah mengobarkan perang melawan Tuhan, Sang pencipta spiritual 
yang secara alami melekat kepada diri manusia. Mereka telah berusaha 
untuk meniadakan Tuhan dan memperbudak manusia, dan keberhasilan mereka 
sudah semakin sangat dekat. Inilah makna esoteris sebenarnya dari 
“revolusi.”
Sebagian besar dari keberhasilan yang 
telah mereka capai ini menyebabkan penghancuran empat sumber identitas 
manusia dan maknanya : ras, agama (Tuhan), bangsa dan keluarga (gender.)
 Mereka melakukannya dengan menciptakan satu ras, satu agama, satu 
gender dan satu Pemerintahan Dunia. Pada saat yang sama, kulture kita 
semakin tak menentu, bejat dan tak berarti.
Bahkan bakteri pun memiliki budaya. 
Budaya sejati adalah pencarian untuk mengekspresikan dan mewujudkan 
cita-cita spiritual yang universal seperti Kebenaran, Keadilan dan 
Keindahan, yaitu Tuhan. Ketika Tuhan ditolak, manusia pergi ke arah lain
 : kerusakan moral, yaitu apa yang diterima sebagai budaya hari ini.





 
 
 
0 Komentar