Operasi Solomon pada 24 Mei 1991 sebetulnya merupakan operasi lanjutan dari hal yang sama yang dijalankan pada tahun 1948. Ia bersandi Operasi Moses.
Dalam bukunya The Sign & The Seal, Graham Hancock percaya bahwa imigrasi besar-besaran bangsa Yahudi hitam atau Falasha dari Etiophia ke Israel dengan alasan wabah penyakit dan situasi politik dalam negeri saat itu, sebenarnya menyembunyikan sebuah rahasia yang tidak pernah terungkap ke permukaan.
Para imam keturunan raja-raja Israel yang ikut dalam imigrasi ini mengawal sebuah peti emas yang dipercaya sebagai Tabut Perjanjian dan meninggalkan ruang kosong di gua bawah tanah Gereja Zion of Mary di Axum, Ethiopia.
Para ahli sejarah Yahudi percaya, dengan menggunakan metodologi perhitungan tahun penanggalan bani Israel, pintu Hari Akhir hanya tersisa satu generasi dari mereka yang hidup sekarang.
Ronald Reagen, mantan Presiden Amerika Serikat, bahkan pernah mengatakan bahwa generasi saat ini jelaslah merupakan generasi yang akan menyaksikan peperangan akhir zaman.
Segala bentuk perhitungan penanggalan dari setiap keyakinan, baik dari tiga agama besar Islam, Kristen, dan Yahudi, maupun agama-agama lainnya memilikiakurasi waktu yang hampir sama tentang tanda Hari Akhir.
Karena itulah bani Israel saat ini sedang berupaya mengembalikan Tabut Perjanjian ke Bait Suci Allah.
Saat ini, realitas politik tentara-tentara Yahudi terus berupaya menggempur wilayah Al-Quds dan menyingkirkan umat Islam dari sana. Pengukuran Bait Suci Allah menempatkan lokasi ruang maha kudus, dimana dulunya merupakan tempat diletakkannya Tabut Perjanjian berada tepat di wilayah Dome of The Rock.
Di sisi lain, red heifer atau lahirnya sapi merah saat ini terus diupayakan para ahli bio-teknologi Israel menggunakan teknik kloning. Kelahiran sapi merah inilah kelak yang akan mendatangkan mesias Yahudi bernama Dajjal. Karena sapi merah ini akan dikurbankan kepadanya.
Melihat segala upaya telah dilakukan oleh Israel, mulai dari mengembalikan orang-orang Yahudi ke tanah Palestina, membunuh orang-orang Islam dan menguasai tanah mereka, menggempur Lebanon yang juga merupakan bagian dari Tanah Yang Dijanjikan, hingga membawa kembali Tabut Perjanjian, hal ini membuktikan bahwa mereka telah mempersiapkan diri menghadapi peperangan akhir zaman dan menyambut Mesias Dajjal, pimpinan mereka yang akan menuntun mereka menuju kehidupan baru sebagai bangsa pilihan Tuhan.
Lantas bagaimana dengan kita kaum muslimin?
Wallahu'alam.
==================
Sumber: Buku "The Greatest Design", Zaynur Ridwan, Penerbit Salsabila
Dalam bukunya The Sign & The Seal, Graham Hancock percaya bahwa imigrasi besar-besaran bangsa Yahudi hitam atau Falasha dari Etiophia ke Israel dengan alasan wabah penyakit dan situasi politik dalam negeri saat itu, sebenarnya menyembunyikan sebuah rahasia yang tidak pernah terungkap ke permukaan.
Para imam keturunan raja-raja Israel yang ikut dalam imigrasi ini mengawal sebuah peti emas yang dipercaya sebagai Tabut Perjanjian dan meninggalkan ruang kosong di gua bawah tanah Gereja Zion of Mary di Axum, Ethiopia.
Para ahli sejarah Yahudi percaya, dengan menggunakan metodologi perhitungan tahun penanggalan bani Israel, pintu Hari Akhir hanya tersisa satu generasi dari mereka yang hidup sekarang.
Ronald Reagen, mantan Presiden Amerika Serikat, bahkan pernah mengatakan bahwa generasi saat ini jelaslah merupakan generasi yang akan menyaksikan peperangan akhir zaman.
Segala bentuk perhitungan penanggalan dari setiap keyakinan, baik dari tiga agama besar Islam, Kristen, dan Yahudi, maupun agama-agama lainnya memilikiakurasi waktu yang hampir sama tentang tanda Hari Akhir.
Karena itulah bani Israel saat ini sedang berupaya mengembalikan Tabut Perjanjian ke Bait Suci Allah.
Saat ini, realitas politik tentara-tentara Yahudi terus berupaya menggempur wilayah Al-Quds dan menyingkirkan umat Islam dari sana. Pengukuran Bait Suci Allah menempatkan lokasi ruang maha kudus, dimana dulunya merupakan tempat diletakkannya Tabut Perjanjian berada tepat di wilayah Dome of The Rock.
Di sisi lain, red heifer atau lahirnya sapi merah saat ini terus diupayakan para ahli bio-teknologi Israel menggunakan teknik kloning. Kelahiran sapi merah inilah kelak yang akan mendatangkan mesias Yahudi bernama Dajjal. Karena sapi merah ini akan dikurbankan kepadanya.
Melihat segala upaya telah dilakukan oleh Israel, mulai dari mengembalikan orang-orang Yahudi ke tanah Palestina, membunuh orang-orang Islam dan menguasai tanah mereka, menggempur Lebanon yang juga merupakan bagian dari Tanah Yang Dijanjikan, hingga membawa kembali Tabut Perjanjian, hal ini membuktikan bahwa mereka telah mempersiapkan diri menghadapi peperangan akhir zaman dan menyambut Mesias Dajjal, pimpinan mereka yang akan menuntun mereka menuju kehidupan baru sebagai bangsa pilihan Tuhan.
Lantas bagaimana dengan kita kaum muslimin?
Wallahu'alam.
==================
Sumber: Buku "The Greatest Design", Zaynur Ridwan, Penerbit Salsabila
0 Komentar