Pancasila Sama Dengan Panc Svila India

Pancasila Sama Dengan Panc Svila India


Isi dari Pancasila yang diajukan M. Yamin dan Sukarno ternyata sama persis dengan dasar negara India, yakni Panc Svila, bahkan namanya mirip. Juga sama dengan asas gerakan Katipunan di Filipina. Namun sebelumnya baca dulu :


Sejarah Pancasila Yang Sebenarnya

Sejarah Pancasila atau sejarah lahirnya pancasila berawal dari dibutuhkannya penetapan dasar negara Indonesia dengan segera untuk menyongsong priklamasi kemerdekaan Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yakni panca yang berarti lima dan sila yang berarti asas. Sehingga arti dari kata pancasila adalah azas yang lima.

Pada tanggal 25 Mei 1945, untuk pertama kalinya Muhammad yamin mengajukan dasar negara untuk Indonesia. yang meliputi Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.

Sedang Soekarno mengajukan dasar negara pada 1 Juni 1945 meliputi : Kebangsaan; Internasionalisme, Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan.

Tidak terdapat perbedaan yang mendasar antara yang dikemukakan M. Yamin dan Soekarno, hanya perbedaan istilah redaksional. Agaknya itu yang menjadi sebaba mengapa ENDANG Saifuddin Anshari, dalam bukunya berjudul : Piagam Jakarta 22 Juni 1945, mengemukakan pertanyaan sebagai berikut : “Apakah Soekarno benar-benar perumus yang pertama sekali Lima Sila itu?”

Adapun nama Pancasila dikemukakan Soekarno setelah mendapat masukan dari seorang temannya yang ahli bahasa. Soekarno berkata : "Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi".

Setelah disepakati, maka Pancasilapun ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia, dimana dokumen penetapan itu berupa Piagam Jakarta (22 Juni 1945), Pembukaan UUD 1945 (18 Agustus 1945), Mukkadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat 27 Desember 1949), Mukadimah undang-Undang dasar Sementara (16 Agustus 1950), Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Dalam pelbagai kesempatan Soekarno sering mengungkapkan bahwa dia menggali Pancasila-nya itu langsung dari Indonesia sendiri, karena katanya, ajaran itu dari zaman dahulu sampai dengan sekarang ini yang nyata selalu menjadi isi daripada jiwa bangsa Indonesia??

Demikianlah sejarah Pancasila yang diajarkan di sekolah-sekolah Indonesia. Bahwa Pancasila adalah digali oleh Soekarno dari nilai-nilai luhur bangsa indonesia sejak zaman dulu kala. Namun sayangnya fakta berkata lain, dimana terdapat persamaan yang telak antara Pancasila dengan asas-asas lainnya dari luar Indonesia. Misalnya asas negara Tiongkok yang dikemukakakn oleh Dr. Sun yat Sen, yang telah ada semenjak tahun 1885.

Asas ini terdapat dalam buku San Min Chu I atau The Three's People Principle yang meliputu: Mintsu, Min chuan, Ming Sheng (Nasionalisme, demokrasi, sosialisme). Apa lagi Soekarno pernah mengungkapkan bahwa ia memang terilhami oleh Dr. Sun Yat Sen.

Bandingkan pula Pancasila dengan lima asas Aquinaldo pim-pinan Nasionalis Filipina. Lima asas ini disebut asas yang lima dari gerakan Katipunan, disusun oleh Andres Bonifacio sejak 1893 M yang meliput: Nasionalisme, Demokrasi, Ketuhanan, Sosialisme, Humanisme.

Juga Empat asas Pridi Banoyong dari Thailand (1932 M): Nasionalisme, Demokrasi, Sosialisme, Religius. Juga asas dari Pandit Jawarhal Nehru tentang dasar negara India merdeka, yang dibahas di depan Indian Kongres: Panc Svila yang meliputi: Nasionalisme, Humanisme, Demokrasi, Religius, Sosialisme.

Barangkali yang terjadi adalah, Pancasila adalah merupakan pengejawantahan dari faham filsafat global yang diIndonesiakan soekarno, hasil dari pergaulan pemikiran Soekarno dengan filsafat global

Oleh karenanya, sejarah Pancasila atau sejarah lahirnya Pancasila sebagaimana yang diajarkan di sekolah-sekolah, perlu ditinjau ulang kembali.


Sukarno dan Yamin adalah para kutu buku, seperti Hatta juga. Buku-buku berbahasa apa yang dibaca mereka? Apakah buku-buku bahasa Indonesia? No, no and not!!! Kutipan-kutipan di tulisan-tulisan mereka tentu saja mencerminkan buku-buku yang mereka baca. Seluruhnya bertaburan dengan kutipan-kutipan buku dan pemikir bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Perancis dan sebagainya. Boleh dicek.

Bahkan, para tokoh-tokoh Masyumi pun sama. Walau mereka sering mengutip ayat-ayat, tulisan-tulisan mereka juga bertaburan dengan beragam kutipan buku bahasa Eropa. Hampir tak ada mengutip buku-buku berbahasa Indonesia yang saat itu tentu saja memang masih sangat langka. Bahasa Indonesia saja baru dideklarasikan tahun 1928.

Walhasil, buku-buku Eropa itu juga yang lalu banyak memberikan ilham bagi mereka. Para tokoh pergerakan di India dan Filipina menulis dalam bahasa Inggris juga. Para tokoh pergerakan di Indonesia saat itu sangat aktif mengikuti berita, pemikiran dan perkembangan pergerakan kemerdekaan di negara-negara Asia lainnya. Jadi, mau tidak mau Panc Svila dan Katipunan turut terbaca juga oleh Sukarno dan Yamin.

Mustahil bila mereka tak pernah membacanya. Nehru bahkan sangat dekat hubungannya dengan Sukarno. Asas tiga prinsip rakyat Tiongkok dari Sun Yat Sen juga banyak disebut Sukarno dalam pidatonya tentang Pancasila. Lihat artikel terbitan Deplu Taiwan ini, Siaran pers Simposium Internasional Tiga Prinsip Rakyat dan Pancasila Indonesia

Siaran Pers Simposium Internasional Tiga Prinsip Rakyat dan Pancasila Indonesia

Siaran pers Simposium Internasional Tiga Prinsip Rakyat dan PancasilaIndonesia Untuk merayakan 100 tahun Republik of China, dan menyoroti relevansi tiga prinsip pemikiran bapak Negara ROC Sun Yat Sen dan pemikiran bapak Negara Indonesia Sukarno,TAIPEI ECONOMIC AND TRADE OFFICE INDONESIA dan Universitas Sun Yat Sen bersama Universitas Indonesia pada 31 Mei 2011 di Ruang rapat Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia mengadakan Simposium membagi visi bersama tiga prinsip pemikiran dan lima prinsip dasar Pancasila.

Pada siang hari juga diadakan pameran foto 100 tahun Republik of China Menghadiri lebih dari 200 peserta termasuk puluhan cendekiawan, anggota parlemen, mahasiswa,masyarakat dan media dari empat negara, dengan antusias mengikuti kegiatan tersebut. Pembawa acara Simposium adalah ketua Taipei Economic & Trade Office di Indonesia Bapak Andrew L.Y.Hsia, dekan akademi ilimu sosial Universitas Nasional Sun Yat Sen Prof. Lim Wen Cheng dan dekan universitas Indonesia Prof. Dr. der. Soz. Gumilar Rusliwa Somantri Setelah acara pembukaan, penulis buku Sun Yat Sen dan Penang Khoo Salma Nasution, menguraikan tentang selama tinggal di Malaysia Sun Yat Sen mendirikan markas Asia Tenggara dan dampaknya, selanjutnya bapak Abdur Razzaq Lubis memperkenalkan kehidupan dan perilaku kedua bapak Negara Sun Yat Sen dan Sukarno.

Seminar berikutnya di bagi dalam tiga kategori, topik pembicaraannya adalah : tiga prinsip rakyat sebagai landasan Republik Of China, hubungan lima prinsip Pancasila dan tiga prinsip rakyat, politik demokratisasi di Indonesia dan Republik of China Cendekiawan Taiwan yang hadir dalam seminar ini adalah dekan akademi ilmu sosial Universitas Nasional Sun Yat Sen Prof.

Lim Wen Cheng, ketua Institute China dan kawasan Asia-Pasifik Universitas Nasioanl Sun Yat Sen Prof. Gu Chang Yong, ketua jurusan politik dan lembaga penelitian politik dan ekonomi Universitas Nasional Cheng Kung Prof. Song Zheng Zhao, ketua jurusan politik Universitas Nasional Taiwan Prof. Zuo Zheng Dong, ketua pusat hubungan Internasional Universitas Nasional Politik Asiten Prof. Yang Hao, jurusan Adminitrasi bisnis International Universitas Cheng Shiu Prof. Dai Wan Ping.

Cendekiawan Indonesia yang hadir dalam seminar adalah dekan Universitas Indonesia Prof. Dr. der. Soz. Gumilar Rusliwa Somantri, ketua jurusan sejarah humaniora dan penelitian China Universitas Indonesia Prof. Abdullah Dahana ketua fakultas ilmu sosial jurusan politik Universitas Indonesia Prof. Dr. Maswadi Rauf、asisten dosen jurusan politik Dr. Isbodroini Suyanto、Hurriyah, ketua jurusan hubungan internasional Fakultas ilmu Sosial Universitas Indonesia Dr. Hariyadi Wirawan、asisten dosen Broto Wardoyo dan lain lain.

Selain itu dari ketua lembaga penelitian China Universitas Tunku Abdul Rahman Malaysia Prof. Dr. Ho Khai Leong,dan asisten dosen Institut studi Internasional S. Rajaratnam Singapura Dr. Alan Chong.

Diadakannya seminar ini berasal dari gagasan Bapak Andrew Hsia saat bertemu dengan pejabat dan masyarakat Indonesia, beberapa kali memberikan referensi tentang adanya hubungan erat dari asal usul ideologi Bapak Negara kedua Negara, beliau beranggapan bermanfaat untuk dibahasnya,。Matan duta besar Indonesia Untuk Australia Sabam Siagian,tahun lalu menghadiri rapat di Taiwan, ketika menerima wawancara majalah Tian Xia juga bergema bahwa dasar teoritis Bapak pendiri Indonesia Sukarno memimpin Negara Indonesia merdeka adalah inspirasi oleh tiga prinsip rakyat, pemikiran Sun Yat Sen adalah platform sosialisasi umum Taiwan, Indonesia dan China daratan.

Lokakarya yang diusulkan, mendapat tanggapan positif para cendekiawan dari Universitas Nasional Sun Yat Sen Prof. Gu Chang Yong dan peneliti hubungan Internasioanl dan jurusan politik Universitas Indonesia. Bapak pendiri Negara Indonesia Sukarno pada 1 Juni 1945 berpidato di hadapan panitia persiapan kemerdekaan Indonesia tentang Pancasila, mendapat kehormatan dan pengesyahan, arti Pancasila adalah ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan, persatuan nasioanal demokrasi dan keadilan sosial, menjadi teoritis penting terhadap kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dan penetapan UUD 1945.

Dalam pidatonya Sukarno menyebutkan Sun Yat Sen dengan pemikiran tiga prinsip rakyat mendirikan ROC, adalah konsep inspirasi Pancasila,karena menerima tiga prinsip rakyat,memperoleh pemahaman baru tentang Nasionalisme, jadi meninggalkan kosmopolitanisme yang tidak masuk akal, dalan teks pidatonya menyebutkan nama Sun Yat Sen, tiga prinsip rakyat dan nasionalisme, demokrasi dan kehidupan lebih dari 16 kali, Sukarno dengan jelas mengatakan, mengapa dalam sambutannya beberapa kali menyebutkan tiga prinsip rakyat, karena sangat menarik dengan nasionalisme, demokrasi dan tiga prinsip kehidupan masyarakat,maka berharap prinsip dasar Negara Indonesia juga harus demikian, Negara Indonesia yang merdeka, tidak akan dikendalikan oelh kaum borjuasi, rakyat yang dilindungi oleh pemerintah, hidup dalam kemakmuran dan ketentraman, rakyat China menjadikan Sun Yat Sen sebagai seorang guru, Sukarno berkata : saya Sukarno, seorang warga Negara Indonesia, tidak saja mengaguminya dan juga merasa syukur seumur hidup.

Karena ucapan Sukarno di tahun 1945 sudah sangat terkenal, berbagai kalangan di Indonesia juga sudah sangat akrab dengan sebutan Pancasila dan tiga prinsip rakyat, namun masih belum cukup memahami arti yang mendalam.

Banyak kalangan yang menghadiri seminar mengatakan, hari ini baru mempunyai kesempatan memahami makna sebenarnya dari Pancasila dan pemikiran tiga prinsip rakyat dari Sun Yat Sen, mendapatkan banyak pengetahuan, karena asal ideologis berdirinya Negara Indonesia dan ROC, mempunyai begitu banyak kesamaan yang tidak dapat dibayangkan, atas kerja keras penyelenggara seminar ini mengucapakan banyak terima kasih. (http://www.roc-taiwan.org/ID/ct.asp?xItem=202403&ctNode=9321&mp=292)

Ir.Sukarno dan  M. Yamin dan tokoh-tokoh pergerakan lainnya memang orang yang kebarat-baratan, bukan kejawa-jawaan. Beda jauh dengan tipikal para tokoh orba yang rata-rata ahli kejawen. Kenapa kebarat-baratan? Sudah sewajarnya. Karena sejak SD sampai mahasiswa mereka belajar di sekolah Belanda dengan bahasa pengantar belanda, dengan kurikulum pelajaran yang disusun Belanda pula.

Meski demikian, saya sendiri ragu kalau M. Yamin dan Sukarno terinspirasi langsung oleh freemanson. Mungkin mereka hanya tahu itu adalah dasar beberapa negara di Eropa dan Asia. Namun sebelumnya,  kita lihat Doktrin khams qanun freemasonry dan Detik-Detik Kemerdekaan Dan Kontroversi Pembentukan Ideologi Pancasila



Doktrin Khams Qanun Freemasonry Internasional


Gerakan Zionisme dan Freemasonry di seluruh dunia sesungguhnya memiliki asas yang sama. Asas dari dua gerakan ini disebut “Khams Qanun”, lima sila, atau Panca Sila. Kelima Sila itu adalah:

1. Monotheisme
2. Nasionalisme
3. Humanisme
4. Demokrasi
5. Sosialisme

Penjelasan tentang lima sila yang terdapat dalam doktrin Yahudi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Monotheisme: Kesatuan Tuhan (Ketuhanan yang Maha Esa)
Hendaklah bangsa Yahudi bertuhan dengan Tuhannya masingmasing dan merupakan kesatuan gerak. Maka hai orang-orang atheis dan bebas agama di kalangan bangsa Yahudi hendaklah engkau pun bertuhan dengan tuhanmu sendiri bukankah alam pun tuhanmu dan bukankah kudrat alam pun tuhanmu juga? Kalian berlainan agama, kalian berlainan kepercayaan, kalian berlainan keyakinan, tetapi kalian harus bersatu dan gunung zionisme telah menan-timu. Hendaklah kalian tenggang menenggang, hormat menghormati hai Yahudi seluruh dunia!

2. Nasionalisme – Kebangsaan : Berbangsa satu bangsa Yahudi, berbahasa satu bahasa Yahudi dan bertanah air satu tanah air Yahudi Raya (Israel Raya).
3. Humanisme: Kemanusiaan yang adil dan beradab berlakulah, janganlah kalian menjadi peniru bangsa Babilon yang telah membuangmu, tetapi bagi luar bangsamu dan yang hendak membinasakanmu, kalian adalah bangsa besar dan engkau pun jika keperluanmu mendesak.
Ber-lakulah Syer Talmud baginya, seperti nyanyian Qaballa berbunyi:
“Taklukanlah mereka,binasakanlah mereka akan mengambil hakmu, engkau adalah setinggi-tinggi bangsa seumpama menara yang tinggi. Gunakanlah hatimu ketika menghadapi sauda-ramu, karena mereka itu keturunan Yaqub, keturunan Israel. Buanglah hatimu ketika menghadapi lawanmu karena mereka itu bukan sekali-kali saudaramu, mereka adalah kambing-kambing perahan dan harta mereka adalah hartamu, rumah mereka adalah rumahmu, tanah mereka adalah tanahmu”, (Syer Talmud Qaballa XI :45).

4. Sosialisme: Keadilan sosial yang merata pada masyarakat Yahudi, sehingga setiap orang Yahudi menjadi seorang kaya raya dan menjadi pimpinan dimana pun ia berada, dan menjadi protokol pembuat program. Dalam Nyanyian Qaballa Talmud dikatakan:
“Dengan uang kamu dapat kembali ke Yudea, ke Israel karena agama itu tegak dengan uang dan agama itu uang, sesungguhnya wajah Yahwe sendiri yang tampak olehmu itu adalah uang! Cintailah Zion, cintailah Hebran, cintailah akan Yudea dan cintailah seluruh tanah pemukiman Israel, karena engkaulah bangsa pemegang wasiat Hebran tertua yang berbunyi: ”Cinta pada tanah air itu sebagian dari iman!” (XL : 46).

5. Demokrasi: Dengan cahaya Talmud dan Masna dan segala ucapan imam-imam agung bahwa telah diundangkan “Bermusyawarahlah dan berapatlah dan berlakulah pilihan kehendak suara banyak itu karena suara banyak adalah suara

Tuhan!”

Asas Zionisme atau Khams Qanun:

1. Internasionalisme
2. Nasionalisme
3. Sosialisme
4. Monotheisme Cultural
5. Demokrasi

Asas Freemasonry dan Zionisme pada dasarnya sama, yang berbeda hanya urutan saja. Keduanya diilhami oleh ajaran Talmud, kitab suci agama Yahudi?

Pengaruh Doktrin Zionisme dan Freemasonry terhadap Pemikiran Tokoh Pergerakan di Eropa dan Asia

Gerakan Zionisme yang diemban dengan baik oleh gerakan Freemasonry, telah berhasil meng-garap korban-korbannya, baik di Eropa maupun di Asia. Hal ini terbukti dengan apa yang terjadi di Perancis dan di negara-negara Asia Tenggara. Freemasonry Perancis pada 1717 M berasaskan Plotisma.

Istilah Plotis merupakan istilah khas mereka yang disebutkan berasal dari dialek Yunani Koin. Plot berarti ambang atau terapung. Plotisma adalah suatu paham untuk mengambangkan segala ajaran di luar Freemasonry.

Jika telah mengambang disuntikkanlah paham-paham bebas dari Freemasonry itu. Freemasonry Perancis pada 1717 M itu terpaksa memasukkan kata-kata “Ketuhanan” dan “Triko-nitas” untuk menarik simpatik golongan Katolik.

Lima dasar dari Freemasonry Perancis:

1. Nasionalisme
2. Sosialisme
3. Demokrasi
4. Humanisme
5. Theologi Kultural.

“Hai saudara-saudaraku dengan plotisme kita pun mendapat kunci pembuka seribu pintu kemenangan, dengan plotisme kita mempunyai seribu kunci etika pergaulan.” (Siasah Masuniyah muka 43).

Dalam dasar Freemasonry Italia terdapat perbedaan sedikit:

1. Nasionalisme
2. Trinitas
3. Humanitas
4. Sosialisme
5. Demokrasi.

Dalam dasar Freemasonry Palestina terdapat sedikit perbedaan pula:

1. Nasionalisme
2. Monotheisme
3. Humanisme
4. Sosialisme
5. Demokrasi

Pandit Jawarhal Nehru pernah mempunyai gagasan dasar negara India merdeka, yang dibahas di depan Indian Kongres Panc Svila:

1. Nasionalisme
2. Humanisme
3. Demokrasi
4. Religius
5. Sosialisme
Bandingkan dengan San Min Chu I dari Sun Yat Sen:

1. Mintsu
2. Min Chuan
3. Min Sheng
4. Nasionalisme, Demokrasi dan Sosialisme

Bandingkan dengan lima asas dari Muhamad Yamin, yaitu:

1. Perikebangsaan
2. Perikemanusiaan
3. Periketuhanan
4. Perikerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

Bandingkan dengan lima asas dari Soepomo:

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. MusyawarahKeadilan rakyat

Bandingkan dengan lima asas dari Soekarno:

1. Nasionalisme (Kebangsaan)
2. Internasionalisme (Kemanusiaan)
3. Demokrasi (Mufakat)
4. Sosialisme
5. Ketuhanan

Bandingkan dengan lima asas Aquinaldo, pimpinan Nasionalis Filipina. Lima asas ini disebut asas yang lima dari gerakan Katipunan. Sesungguhnya lima asas Katipunan ini disusun oleh Andres Bonifacio 1893 Masehi:

1. Nasionalisme
2. Demokrasi
3. Ketuhanan
4. Sosialisme
5. Humanisme Filipina

Bandingkan dengan empat asas Pridi Banoyong dari Thailand pada 1932 M:

1. Nasionalisme
2. Demokrasi
3. Sosialisme
4. Religius

Prinsip indoktrinasi Zionisme, agaknya cukup fleksibel karena mampu beradaptasi dengan pola pikir pimpinan politik di setiap negara. Mengenai urut-urutannya boleh saja berbeda, tetapi prinsipnya tetap sama, mengacu kepada doktrin baku Zionisme.

Sumber: Buku ‘Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila’: "Menguak Tabir Pemikiran Founding Fathers RI. Editor: Muhamad Thalib dan Irfan Awwas". Penyusun: Rinaldi.



Detik-Detik Kemerdekaan Dan Kontroversi Pembentukan Ideologi Pancasila


Tentang rumusan Pancasila dan negara itu sendiri berangkat dari mulai masa the founding fathers kita dalam mempersiapkan negara republik ini, mempersiapkan kemerdekaan. Terutama pada akhir kedudukan Jepang itu saat-saat yang penting dalam sejarah kita. Kita bisa melihat rumusan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta.

Di mana disitu merupakan rumusan tentang bagaimana pemimpin-pemimpin kita menyusun satu preambule atau pembukaan tentang konsep kemerdekaan negara dan dasar-dasar negara yang sangat historis dan penting dalam sejarah pembentukan negara dan dasar-dasar negara, flasafati negara yang tidak lepas dari kontroversil dari sumber atau madzhab yang telah mempengaruhi pola pikir mereka.

Kata Kunci : Kontroversi, Perumusan Ideologi Pancasila. Perang Dunia II dikawasan Asia Pasifik pada pertengan tahun 1944, keadaan Jepang terdesak, genting dan mengalami kekalahan untuk menghadapi serangan sekutu. Kekalahan Jepang mengakibatkan runtuhnya kabinet di Tokya. Pada bulan Juli 1944, perdana menteri Hideki Tojo meletakkan jabatannya dan digantikan oleh Kuniaki Koiso, untuk mempertahankan pengaruh Jepang di Negara jajahannya, Koiso mengeluarkan Janji Kemerdekaan kepada rakyat Negara termasuk Indonesia, yang tujuannya untuk menarik simpatik dan dukungan kepada Jepang.

Dalam sidang Parlemen di Tokyo 7 September 1944, PM Koiso mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan dikelak kemudian hari, tetapi Koiso tidakmenyebutkan hati tanggal yang pasti. Untuk merealisasikan janji Koiso tersebut, pemerintah Meliter Jepang di Jakarta, Letnan Jenderal Kumakici Harada, pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan Dokuritsu Jumbi Cosakai atau dikenal Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Badan ini berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan negara merdeka, seperti dasar negara, undang-undang dan tata pemerintahan. Panitia BPUPKI adalah : Dr. Rajiman Wediodiningrat (ketua), Raden Panji Suroso (sekretaris) dan 62 anggota, diantaranya; Ir. Soekarno, Moh. Hatta, M. Yamin, K. Hajar Dewantara, K. Bagus Hadikusumo, Abdul Kahar, Muzakkir, R.A.A. Wiratakusumah, Haji Agus SAlim, Sutarjo, Prof. Dr. Husein Jayadiningrat, Prof. Dr. Supomo, Prof. Ir. Rooseno, J. Latuharhari, Ahmad Soebarjo, AbiKusno, K.H. Mas Mansyur, KH. Wahid Hasyim, Dr. Sukiman, WongsoNegoro, Otto Iskandardinata, A.A. Maramis, A.R. Baswedan, dan Liem Koen Hian. Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 di bekas gedung Volksraat, Pejambon Jakarta.

Pada saat itu dikibarkan bendera merah putihdan hinomaru, dan dikumandangkan lagu Indonesia Raya dan Kimigayo.dan melaksanakan sidangpertama pada 29 Mei-1Juni 1945 dengan acara tunggal; menentukan dasar Negara Indonesia. Siding kedua berlangsung pada 10-16 Juli 1945 dengan membahas bentuk Negara, wilayah Negara, UUD dan tata pemerintahan.(Purwanto & Nia Kurnia, 2004:96-97).

Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada Bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).

Setelah itu dibentuklah sebuah badan hukum BPUPKI segera mengadakan persidangan. Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.

1. Mr. Mohammad Yamin Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara Indonesia merdeka dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya diberi judul Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka yang intinya lebih menekankan pada paham sekuler-liberalisme yaitu sebagai berikut :
1. peri kebangsaan;
2. peri kemanusiaan;
3. peri ketuhanan;
4. peri kerakyatan;
5. kesejahteraan rakyat.

2. Mr. Supomo Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka.
Negara yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
1. persatuan;
2. kekeluargaan;
3. keseimbangan lahir dan batin;
4. musyawarah;
5. keadilan sosial.

3. Ir. Sukarno Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka dengan menggunakan istilah Pancasila.
Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini :

1. kebangsaan Indonesia;
2. internasionalisme atau perikemanusiaan;
3. mufakat atau demokrasi;
4. kesejahteraan sosial;
5. Ketuhanan Yang Maha Esa. Usulan-usulan blue print Negara Indonesia telah dikemukakan anggota-anggota BPUPKI pada sesi pertama yang berakhir tanggal 1 Juni 1945.

Selama reses antara 2 Juni–9 Juli 1945, delapan orang anggota BPUPKI ditunjuk sebagai panitia kecil yang bertugas untuk menampung dan menyelaraskan usul-usul anggota BPUPKI yang telah masuk. Pada 22 Juni 1945 panitia kecil tersebut mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI dalam rapat informal. Rapat tersebut memutuskan membentuk suatu panitia kecil berbeda (kemudian dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan) yang bertugas untuk menyelaraskan mengenai hubungan Negara dan Agama.

Dalam menentukan hubungan negara dan agama anggota BPUPKI terbelah antara golongan Islam yang menghendaki bentuk teokrasi Islam dengan golongan Kebangsaan yang menghendaki bentuk negara sekuler dimana negara sama sekali tidak diperbolehkan bergerak di bidang agama. Persetujuan di antara dua golongan yang dilakukan oleh Panitia Sembilan tercantum dalam sebuah dokumen Rancangan Pembukaan Hukum Dasar.

Dokumen ini pula yang disebut Piagam Jakarta (Jakarta Charter) oleh Mr. Muh Yamin.

Rumusan rancangan Pancasila menurut Piagam Jakarta yang beredar di masyarakat adalah :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

A. A. Maramis, Mr., menemui Sukarno menyatakan keberatan dengan rumusan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya untuk ikut disahkan menjadi bagian dasar negara untuk menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Sukarno segera menghubungi Hatta dan berdua menemui wakil-wakil golongan Islam.

Semula, wakil golongan Islam, diantaranya Teuku Moh Hasan, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo, keberatan dengan usul penghapusan itu.

Setelah diadakan konsultasi mendalam akhirnya mereka menyetujui penggantian rumusan Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya dengan rumusan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sebuah emergency exit yang hanya bersifat sementara dan demi keutuhan Indonesia. Pagi harinya tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya dikemukakan dalam rapat pleno PPKI.

Pengaruh Doktrin Zionisme / Freemasonry terhadap Tokoh Pergerakan Dunia Sebagai organisasi yang juga berasas pada kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan, maka inti dari ajaran dari Theosofi Freemasonry adalah pluralism agama (semua agama sama).

Dalam inti ajaran ini, agama manapun selama menjunjung tinggi kemanusiaan dan menebarkan kebajikan, maka pada hakekatnya adalah sama. Tidak ada yang lebih tinggi kedudukannya dari pada kebenaran. Inilah yang menjadi pandangan dan landasan utama ajaran theosofi Freemasonri zionis Yahudi.inti dari ajaran Theosofi adalah mengabdi kepada “kemanusiaan” dan pemahaman tentang kemanusiaan yang manunggal dengan Tuhan. Konsep inilah yang kemudian banyak menarik hati masyarakat jawa yang sudah sangat lekat dengan kebathinan dan mistis.

Tokoh-tokoh Mason dibelakang Theosofi Freemasonry internasional adalah Helena Petrovna Blavatsky (1831-1891), Henry Steel Olcott (1832-1907), William Quan Judge (1851-1896), Dr. Annie W. Besant (1847-1933), dan Charles Webster Leadbeater (1847-1934), (Artawijaya, 2010:49).

Gerakan Zionisme yang diemban dengan baik oleh gerakan Freemasonry, telah berhasil meng-garap korban-korbannya, baik di Eropa maupun di Asia. Hal ini terbukti dengan apa yang terjadi di Perancis dan di negara-negara Asia Tenggara. Freemasonry Perancis pada 1717 M berasaskan Plotisma. Istilah Plotis merupakan istilah khas mereka yang disebutkan berasal dari dialek Yunani Koin.

Plot berarti ambang atau terapung. Plotisma adalah suatu paham untuk mengambangkan segala ajaran di luar Freemasonry. Jika telah mengambang disuntikkanlah paham-paham bebas dari Freemasonry itu. Freemasonry Perancis pada 1717 M itu terpaksa memasukkan kata-kata Ketuhanan dan Triko-nitas untuk menarik simpatik golongan Katolik.

Lima dasar dari Freemasonry Perancis:
1. Nasionalisme
2. Sosialisme
3. Demokrasi
4. Humanisme
5. Theologi Kultural. “Hai saudara-saudaraku dengan plotisme kita pun mendapat kunci pembuka seribu pintu kemenangan, dengan plotisme kita mempunyai seribu kunci etika pergaulan.” (Siasah Masuniyah muka 43).

Dalam dasar Freemasonry Italia terdapat perbedaan sedikit :

1. Nasionalisme
2. Trinitas
3. Humanitas
4. Sosialisme
5. Demokrasi.

Dalam dasar Freemasonry Palestina terdapat sedikit perbedaan pula :

1. Nasionalisme
2. Monotheisme
3. Humanisme
4. Sosialisme
5. Demokrasi

Pandit Jawarhal Nehru pernah mempunyai gagasan dasar negara India merdeka, yang dibahas di depan Indian Kongres Panc Svila :

1. Nasionalisme
2. Humanisme
3. Demokrasi
4. Religius
5. Sosialisme

Bandingkan dengan
San Min Chu I dari Sun Yat Sen : 1. Mintsu
2. Min Chuan
3. Min Sheng
4. Nasionalisme,
Demokrasi 5. dan

Sosialisme Bandingkan dengan lima asas dari Muhamad Yamin, bandingkan dengan lima asas dari Soepomo, dan bandingkan dengan lima asas dari Soekarno di atas, yang tidak lepas dari pengaruh paham Zionis Freemasonry Internasional yang misinya bahwa semua agama esensinya sama dengan tujuan persaudaraan, persatuan dan kebebasan umat manusia.

Jejak Freemasonry di Hindia Belanda Radermacher yang disebut sebagai tokoh penggerak jaringan Freemasonry pertama kali di Hindia Belanda adalah pegawai Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau serikat dagang Hindia Belanda yang dating pertama kali pada usia 16 tahun. Radermacher yang lahir di Den Hague pada tahun 1741 adalah putra pejabat istana “tadhouder” di Belanda.

Ia hidup dalam lingkungan elit Belanda yang sangat terpengaruh oleh semangat pencerahan Eropa (The Age of Enlightment). Sebagai seorang Mason, Radermacher juga seorang penganut humaniterianisme abad 18 yang dikenal berpendidikan luas. Keterangan lain menyebutkan bahwa Radermacher adala seorang utusan dari kelompok cahaya (Illuminati) Belanda yang ditugaskan untuk menyebarkan pengaruh Freemasonry di Hindia Belanda.

Untuk menjalankan misinya membangun jaringan Freemasonry di Hindia Belanda, pada 1778 Radermacher menggunakan kedok dengan membangunsebuah lembaga ilmu pengetahuan bernama Bataviansch Genootschap van Kunstenen Wetenschappen (the Batavian Society of Arts and Sciencesl/ perhimpunan kesenian dan ilmu pengetahuan Batavia) yang bertujuan untuk meneliti benda-benda bersejarah dan kesenian masa lalu. Selama di Hindia Belanda (nusantara), Radermacher sudah mengelilingi daerah-daerah yang ada di Pulau Jawa. Tokoh lain dari kelompok ini adalah Thomas Stanford Raffles (1781-1826) yang kiprahnya sudah sangat berpengaruh di Nusantara. (Artawijaya, 2010:86-91).

Tokoh-tokoh pergerakan Nasional tidak sedikit yang terjangkit oleh paham Freemasonri Zionis Yahudi. M. Nasir/Tokoh Masyumi mengatakan (Pergerakan yang berdasarkan kebangsaan tidak akan diambil pusing, apakah penduduk muslimin Indonesia yang banyaknya kurang 85% dari penduduk yang ada menjadi murtad, bertukar agama. Kristen boleh, Theosofi Freemasonri bagus, Budha masa bodoh). R.A Kartini dalam salah satu catatan surat-suratnya yang ia tulis (agama yang sesungguhnya adalah kebathinan Theosofi, dan agama itu bias dipeluk baik sebagai Nasrani, maupun Islam dan lain-lain)

(kalau orang mau juga mengajarkan agama kepada orang Jawa, ajarkanlah kepada mereka tentang Tuhan satu-satunya, yaitu bapak maha pengasih, bapak semua umat, baik kristen maupun Islam, Budha maupun Yahudi dan lain-lain). Surat kepada Ny. M.C.E Oving Soer, Oktober 1900. Bandingkan dengan lima asas Aquinaldo, pimpinan Nasionalis Filipina. Lima asas ini disebut asas yang lima dari gerakan Katipunan.

Sesungguhnya lima asas Katipunan ini disusun oleh Andres Bonifacio 1893 Masehi :
1. Nasionalisme
2. Demokrasi
3. Ketuhanan
4. Sosialisme
5. Humanisme Filipina

Bandingkan dengan empat asas Pridi Banoyong dari Thailand pada 1932 M :
1. Nasionalisme
2. Demokrasi
3. Sosialisme
4. Religius Prinsip indoktrinasi Zionisme, agaknya cukup fleksibel karena mampu beradaptasi dengan pola pikir pimpinan politik di setiap negara. Mengenai urut-urutannya boleh saja berbeda, tetapi prinsipnya tetap sama, mengacu kepada doktrin baku Zionisme.

Kesimpulan Desakan dan kebebasan rakyat Indonesia yang sangat diimpikan oleh segenap manusia Nusantara segera terwujud, yaitu dengan kelemahan bahkan kekalahan penjajah Jepang diakhir-akhir Perang Dunia II mendapatkan ganjaran serangan dari pihak sekutu. Untuk mempertahankan pengaruh Jepang di Negara jajahannya, Koiso mengeluarkan “Janji Kemerdekaan” kepada rakyat Negara termasuk Indonesia, yang tujuannya untuk menarik simpatik dan dukungan kepada Jepang.

Dengan sikap segera para tokoh-tokoh pejuang NKRI membentuk suatu badan hokum yaitu BPUPKI, pada 29 Mei-1Juni 1945 dengan acara tunggal ; menentukan dasar Negara Indonesia yang melahirkan Pancasila. Siding kedua berlangsung pada 10-16 Juli 1945 dengan membahas bentuk Negara, wilayah Negara, UUD dan tata pemerintahan. Pancasila adalah ideologi dasar bagi Negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta dari India, menurut Muhammad Yamin dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memilik dua macam arti secara teksikal, yaitu : pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Secara etimologi kata Pancasilan berasal dari istilah Pancasyla yang memiliki arti secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur.

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berBangsa dan berNegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari catatan sejarah diatas, bias dipastikan bahwa Freemasonry sudah masuk ke Indonesia sejak masa penjajahan Belanda, bersamaan dengan masuknya para pegawai, elit Belanda dan orang-orang Eropa. Mereka tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai pegawai pemerintahan, tetapi juga untuk menyebarluaskan jaringan paham Freemasonry di Hindia Belanda. Jumlah anggota Freemasonry di Hindia Belanda berdasarkan statistic pada tahun 1930-an adalah 3.878 anggota.

Dan pada tahun 1940 statistik menurun, terdiri dari 1.262 orang Belanda, 50 orang Indonesia dan 14 orang orang Cina. Kebanyakan dari anggota Freemasonry dari kalangan pribumi adalah mereka yang berasal dari elit Jawa yang memegang jabatan seperti bupati, wedana dan lain-lain. Inilah bukti bahwa paham freemasonry berusaha menancapkan kukunya lewat orang-orang berpengaruh dan mereka yang memegang kekuasaan. (Keterangan mengenai statistic tahun 1940 dikutip dari kenji Tsuchiya, Democracy and Leadership: The Rise of Taman Siswa Movement in Indonesia, University of Honolulu Press, 1987, hal. 53).

 Menyikapi pergerakan paham Freemasonry Yahudi di Indonesia yang tidak lepas telah mencekoki atau mempengaruhi tokoh-tokoh founding Fathers yang telah mewarnai pola pikir pembentukan dasar-dasar kenegaraan Republik Indonesia. Dengan harapan, tulisan ini sebagai koleksi pembendaharaan dan pengkayaan intelektual mahasiswa dan pembaca pada umumnya, supaya bisa mengkaji dan menganalisis kritis untuk kemajuan Negaya yang lebih baik progresif, dan bermanfaat. 

Sumber  :
- Artawijaya, Gerakan Theosofi di Indonesia (Menelusuri Jejak Aliran Kebatinan Yahudi sejak Masa Hindia Belanda hingga Era Reformasi), Jakarta: Pustaka Al-Kautsar: 2010 Dawam Rahardjo M., Satu Abad Muhammadiyah,
- Mengkaji Ulang Arah Pembaharuan, Jakarta : Pramadina, 2010.
- Eka Darmaputra, Pancasila Identitas dan Modernitas : Tinjauan Etis dan Budaya, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1997.
- Kansil & Julianto, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, Jakarta : Erlangga, 1988.
- Nurcholis Madjid, Pintu-pintu Menuju Tuhan, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2008. Purwanto & Nia Kurnia, Pendidikan Sejarah (untuk kelas 2 MTs/yang sederajat berdasarkan kurikulum), Jakarta : PT. Lista Fariksa Putra. 2004.
- Soedjono, Monomen Pancasila Sakti, Jakarta : PT. Rosda Jaya Putra : 1984. Soekarno, Ir, Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno, Yogjakarta: Media Presindo: 2006.
- Sankara Saranam, God Without Religion, Mempertanyakan Kebenaran yang Telah Diterima Selama Berabad-abad, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009 Tri Septa Agung Pamungkas, Tokoh-Tokoh Aktivis Indonesia, Malang: CV. Diaspora Publisher, 2009. 

Aneh, malah sama dengan ideologi banyak negara-negara di dunia juga. Sering membaca judulnya, baru kali ini saya membaca isinya. Yang jelas bukan terinspirasi dari buku-buku kejawen atau ideologi pribumi. Mustahil. Isinya sama persis dengan yang di LN, mustahil bila kebetulan saja. Apalagi dengan Panc Svila yang digali Nehru itu. Judulnya bahkan persis sama!! Apakah Nehru ini yang disebut Sukarno sebagai seorang teman ahli bahasa?


Silakan baca di Katipunan – Wikipedia. Ternyata benar dan bukan gosip semata. Katipunan memang organisasi Freemansori. Penting dicatat, saya ini tidak sedang membahas Zionisme, cuma membahas asal usul Pancasila saja. Cuma ingin menjelaskan apakah Pancasila asli pribumi atau tidak. Itu saja. Dan anda sekarang sudah tahu jawabannya bukan?

Ternyata menurut sumber-sumber tadi Pancasila bukan hanya tidak asli Indonesia, tapi juga bukan asli pemikiran M. Yamin dan Sukarno. Pancasila cuma hasil plagiat dari banyak ideologi yang juga sudah dianut sebelumnya di Filipina, Cina dan India, juga negara-negara Eropa seperti misalnya Italia, Perancis dan sebagainya. Isinya persis sama, apalagi dengan Panc Svila karya Nehru tersebut, yang judulnya bahkan sama. Bila apa yang tertulis di situs-situs di atas tadi benar, berarti kita selama ini ditipu saja ketika disebut bahwa Pancasila itu orisinil hasil digali dari Indonesia.

Bila demikian, lalu apakah ada falsafah hidup asli pribumi yang juga asli rumusan tokoh pribumi yang bersifat universal? Ada, yaitu ojo mo limo ajaran walisongo. Ajaran yang benar-benar universal, lintas agama dan lintas ideologi. Isinya juga langsung tepat ke tujuan. Bila dilaksanakan insya Allah seluruh dunia bisa segera aman dan tentram. Terutama ajaran yang “ojo maling”.



Posting Komentar

0 Komentar