KH Cholil Ridwan Serukan Umat Islam! Jadilah Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc, dalam khutbah Idul Fitri, Kamis (8/8), yang disampaikannya di Masjid Darussalam Kota Wisata, Jl. Boulevard Utama No. 1 Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor-Jawa Barat, mengatakan bahwa umat Islam harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, “Umat Islam harus merobah nasibnya di negeri muslim ini untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan merapatkan barisan (shoffan kaanahum bunyanun marshusush), dalam salah satu partai Islam, kemudian tandang ke setiap event pertarungan politik, baik pemilu (legislatif-red) maupun pilpres dan pilkada, jangan golput, dan setelah itu minta pertolongan kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya,” ujar kiyai lulusan Universitas Islam Madinah itu.

Dalam khutbahnya, KH. Cholil Ridwan mengajak jamaah yang hadir untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala karena dapat mengumandangkan takbir dan merayakan Idul Fitri dengan pakaian baru dan makanan yang lezat, sementara itu kaum muslimin di belahan bumi yang lain tidak dapat berhari raya dengan aman.

KH. Cholil Ridwan mengingatkan tentang kaum muslimin yang tertindas di Mesir, Suriah, dan Burma dan mendoakan mereka, “Allahummanshur Ikhwanana fi Mishro, wanshur ikhwanana fi Suriyya, Allahummanshur ikhwananal muslimin fi Burma. Wanshurna Alal Qaumil Kafirin. Amin Ya Robbal Alamin.” (Ya Allah, bantulah saudara-saudara kami yang ada di Mesir, dan bantulah saudara-saudara kami di Suriah. Ya Allah, bantulah saudara-saudara kami kaum muslimin yang berada di Burma. Bantulah kami menghadapi orang-orang kafir. Amin Ya Robbal Alamin).

Kiyai yang termasuk dalam jajaran Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia ini juga menyoroti tentang maraknya penggunaan jilbab di kalangan wanita muslimah pada masa sekarang, yang mana keadaannya sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan 50 tahun yang lalu.

Pada masa itu, kata KH. Cholil Ridwan, wanita-wanita muslimah belum sadar jilbab. Aktivis wanita muslimah seperti HMI, GPII, IPPNU, PMII, PII, Aisyiyah belum berbusana muslimah seperti sekarang. “Paling-paling kalau ada acara pertemuan mereka mengenakan kerudung seperti kerudungnya Mbak Tutut atau Benazir Bhutto di Pakistan,” ungkapnya.

Tetapi sekarang, lanjut KH. Cholil Ridwan, di mal-mal, di hotel-hotel, bahkan di papan iklan raksasa di tengah kota metropolitan sudah banyak wanita berjilbab menjadi bintang iklan. “Iklan-iklan di TV sudah tidak aneh lagi kalau menampilkan wanita berjilbab,” imbuhnya.

Dikutip dari : fimdani.com



Posting Komentar

0 Komentar