Kebobrokan Negara Israel dan Usaha Merobohkan Al-Aqsha

Mesjid Al-Aqsha adalah satu dari usaha keras Israel menguasai tanah Palestina selain darah-darah orang Palestina tentunya. Dan itu terjadi sejak menjajah Yerusalem di tahun 1967. Dari riwayat yang ada di tahun itu pula bahkan sekelompok Yahudi fanatik berupaya membakar Masjid ini.

Usaha kerasnya benar-benar tak kenal henti, mereka juga terus melakukan penggalian di bawah tanah Masjidil Aqsha dengan alasan tengah melakukan riset arkeologis.

Belum cukup dengan itu, di dalam terowongan-terowongan yang digali, mereka juga mengalirkan air dalam jumlah besar dengan tujuan menggoyahkan kekuatan tanah di bawah masjid agar pondasi masjid menjadi rapuh, jika ada gempa bumi sedikit saja maka bukan mustahil Masjidil Aqsha bisa runtuh.

Sekarang, tentara Zionis sudah secara terang-terangan hendak menghancurkan Masjidil Aqsha. Mereka tidak lagi mengeluarkan dalih macam-macam.

Disamping usaha kerasnya itu, di dalam tubuh negara Israel sendiri dan telah banyak diketahui media dan orang-orang di dunia bahwa negara Yahudi itu saat ini sedikit demi sedikit dan bahkan sudah mengalamai masa kemunduran dan kebobrokan.

Beberapa hari lalu, New York Times merilis sebuah artikel berjudul “Asal Muasal Israel Sebagai Negara Demokrasi Hampir Hilang”. Dalam artikel ini disebutkan polemik soal rekruitmen pelajar sekolah agama yahudi untuk menjadi militer. Ini menunjukkan bahwa mereka masih mengalami perbedaan tajam soal masa depan demokrasi setelah enam dekade berdirinya negara mereka.

Sebelumnya, hakim mahkamah Israel Robert Bens ikut dalam laporan yang dimuat oleh harian Jerusalem Post soal kemunduran moral dan sosial di Israel. Ia mengatakan, “Kami saat ini hidup dalam pengalaman kekalahan demi kekalahan dan konflik kelas sosial dan kemiskinan serta hilangnya kepercayaan umum kepada semua instansi negara.”

Tragedi paling memilukan bagi negara Israel adalah bahwa negara penjajah ini sudah menjadi beban bagi Amerika. Di awal tahun ini, muncul jajak pendapat di sebagian perguruan tinggi Amerika bahwa sepertiga pelajar di perguruan tinggi Amerika itu meyakini bahwa Israel menjadi beban bagi Amerika. Bukan hanya itu, harian Maarev Israel menegaskan bahwa jajak pendapat itu mengisyaratkan seperempat mahasiswa Amerika menilai bahwa Israel adalah negara Aparteid ; Rasis Diskriminatif Modern.

Bahkan harian Israel lainnya Maarev di awal Juli lalu menegaskan dalam catatan redaksinya bahwa “kami sudah merugi di seluruh bidang”. Barangkali pembicaraan saat ini soal penghilangan Al-Aqsha adalah jalan tercepat untuk menghindari konflik internal Israel dan merupakan pembicaraan soal akhir-akhir dan kehancuran Israel untuk sekali lagi dan selamanya.



Posting Komentar

0 Komentar