Apakah Zionis Tersebut Tujuan Politik dari Talmud?


(The Zionist Manifesto - Is The Talmud Zionism?)

Oleh: Tony Malone

"But when his brothers saw that their father loved him more than all his brothers, they hated him and could not speak peaceably to him." (Genesis 37:4)

Banyak orang-orang Kristen di Amerika takut bahwa jaringan Zionis sedang mencoba memfitnah dan menghapus agamanya ...

- http://www.apfn.net/MESSAGEBOARD/09-17-05/discussion.cgi.39.html
- http://www.rense.com/general66/adl.htm 
- http://www.jewwatch.com/jew-intellectual-current-defamation-of-christianity-war-declared.html 

… dan mereka percaya bahwa para Zionis loyal kepada Talmud. As each blow is felt by Christians (seperti “Selamat Natal” menjadi ungkapan taboo tahun lalu), pembalasan dilakukan, sekarang sering dalam bentuk sebuah tulisan mengutip kalimat yang kasar dari Talmud memperlihatkan jahatnya Judaisme.

Baik Kristen maupun Judaisme keduanya tidak akan dibela disini. Keduanya mendasarkan atas kepercayaan kegilaan bahwa Pencipta Alam Semesta benar-benar berbicara kepada para pendeta Bible Israel tiga milenium yang lalu, keduanya menganggap benar dan memahami Perjanjian Lama (tulisan) dengan tepat. Tuhan berbicara kepada mereka semuanya, kepada para pendeta Levite kuno, rabbi Yahudi baru, dan kepada pelayan misa terbaru Kristen. Adalah tidak mungkin bahwa semua manusia bodoh?. “Tuhan menyukai kami, yang terbaik”. “Tidak, dia menyukai KAMI yang terbaik!” Ramah!. Kalian semuanya sempurna, bagaimana Tuhan tidak memilih kami?.

Jadi apakah ZIONISME itu? Apakah Judaisme? Ide Zionis berasal dari Bible, khususnya ceritera mengenai Daud dan Sulaiman (Buku 2 Samuel dan 1 Raja-raja) dan Kerajaan proto-Zionis mereka. 

Daud hanya satu-satunya raja Israel (other than the 7th century child-king Josiah), di wilayah utara atau selatan, yang memberikan kepada pendeta-pendeta Levite kekuasaan hukum-agama secara total dan pengaruh militer. Daud berjanji kepada Levite bahwa mereka yang akan menjadi keluarga pendetam selamanya. Levite berjanji bahwa mereka dan tuhannya akan secara eksklusif mendukung keluarga Daud sebagai penguasa Israel selamanya. (2 Samuel 3:9-10 / 1 Kings 8:22-26 & 9:2, 4-5 / 2 Kings 8:19 / 1 Chronicles 14:2 / Psalm 89:3-37 / Isaiah 9:7 / Jeremiah 33:17-18 / Ezekiel 37:25). Para nabi secara terus menerus mengulang-ulang janji-janji ini sebagai perintah Tuhan. Tuhan ini, segera setelah mendapatkan kesetiaan dari prajurit Daud dan orang-orang kuat lainnya, memerintahkan agar semua wilayah disekitarnya dikuasai, semua penduduk setempat diperbudak atau dibunuh atau diusir (Deuteronomy 20:10-18 / Numbers 33:50-56 / Exodus 23:31-33), dan semua agama setempat dirusak-binasakan. Perintah-perintah ini dimuat di dalam Bible sebagai wahyu kepada pendeta-pendeta Levite dari tuhannya!. Apapun yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan ini dapat diterima. Daud beserta Levite mengambil alih – itu sudah direncanakan, dan itu rencana saat ini. “Tanah ini milik kami, Tuhan kami mengatakannya begitu …”

Disamping dari sumber-sumber bible Zionisme, mengharuskan kita berasumsi bahwa Zionis loyal kepada Talmud?. Apakah logis ketika menyerang Zionis, hal itu juga dianggap menyerang ajaran rabbi Judaisme?. Akankah itu menyakiti hati mereka?. Berikut beberapa pilihan kutipan dari Talmud Babilonia,

[Talmud and Maimonides quotes are from Michael A. Hoffman II & Alan R. Critchley's "The Truth About the Talmud: A Documented Exposé of Supremacist Hate Literature" ©2000 http://www.hoffman-info.com/talmudtruth.html ] 

Erubin 21b - Whosoever disobeys the rabbis deserves death and will be punished by being boiled in hot excrement in hell.

Hagigah 27a - states that no rabbi can ever go to hell.

Yebamoth 98a - All gentile children are animals.

Ingat bahwa kutipan di atas adalah penafsiran yang dilakukan oleh rabbi-rabbi kuno dari ayat pilihan dalam Bible. Beberapa diantaranya sangat lucu: Siapapun yang membangkang seorang rabbi akan masuk neraka dan akan digodog dalam api yang sangat panas! Dan rabbi tidak akan masuk neraka!. Ini kabar gembira untuk para rabbi. Tetapi Bible tidak pernah menyebutkan kata-kata ini, bahkan saat ditulis pun tidak ada para rabbi. Yang ada tertulis, katakan bahwa siapa saja yang membangkang seorang pendeta Levite hukumannya di bunuh (Deuteronomy 17:11-12).

Orang Israel menunjuk kepada semua orang yang mereka benci sebagai “the nations-bangsa”. Di dalam bahasa Latin kata ini menjadi „gentez“, dan dalam bahasa Inggris berubah menjadi „Gentiles-Goyyim“. Sekarang kata itu berarti “non-Yahudi”. Tetapi 99.98% ras manusia bukan Yahudi!. Lucu bukan?, kita perlu sebuah kata untuk itu, seperti memberikan label kepada setiap makhluk hidup sebagai a "non-Martian".

Bible mendukung pemikiran bahwa anak-anak non-Yahudi adalah binatang, atau setidaknya seperti binatang. Orang Israel terpisahkan sebagai orang “bersih” dari bangsa, Goyyim, yang rendah dan kotor. 

"All the nations are as nothing before him, they are accounted by him as less than nothing and emptiness." (Isaiah 40:17)

Orang yang bukan Israel tidak bernilai sebagai makhluk hidup, tetapi dapat dimanfaatkan, seperti furnitur dan binatang ternak.

"When you draw near to a city to fight against it…and when the Lord your God gives it into your hand, you shall put all its males to the sword, but the women and the little ones, the cattle, and everything else in the city, all its spoil, you shall take as booty for yourselves; and you shall enjoy the spoil of your enemies …" (Deuteronomy 20:10-14)

Ayat Talmud Yang Lainnya:
Abodah Zarah 36b - Gentile girls are in a state of niddah (filth) from birth.
Abodah Zarah 22a-22b - Gentiles prefer sex with cows.
Sanhedrin 57a - When a Jew murders a gentile, there will be no death penalty. What a Jew steals from a gentile he may keep.

“Niddah” adalah sebuah kata bahasa Yahudi yang artinya najis, tetapi digunakan menggambarkan wanita yang sedang menstruasi (mereka harus meninggalkan desa dan tinggal di hutan belantara sampai pendaharannya berhenti - Leviticus 15:19-24 & 20:18). Ungkapan bahwa semua wanita goyyim dilahirkan dalam keadaan najis, but again it doesn't really conflict with the Bible. Bahkan orang Israel yang tidak menganut agama mereka dianggap najis, dan dikatakan nasibnya sama dengan goyyim. Rabbi yang menuliskan hal ini merujuk kepada kepercayaan atheis, siapa saja yang tidak mengikuti agama mereka, adalah najis. Orang Yahudi pun tidak dikecualikan. Orang Israel yang melanggar hukum mengenai kewajiban menghormati orang tua (Leviticus 19:3), mereka masih dikatakan baik karena mereka „Manusia Pilihan“ ("bersih menurut penangannnya"), salah satu contoh:

"There are those who curse their fathers and do not bless their mothers, those who are pure in their own eyes and yet are not cleansed of their filth…" (Proverbs 30:11-12)


Bahkan dalam ungkapan mengejutkan bahwa “Goyyim (aslinya seperti perkataan "heathens"- atheis) lebih menyukai berhubungan sex dengan sapi”, hal itu selaras dengan Bible. Sebagaimana dikatakan bahwa non-Israel itu adalah binatang ternak, dan sebagaimana binatang ternak hanya berhubungan sex dengan sesamanya dan akan melakukannya seperti itu, maka seorangg rabbi dapat menyimpulkan bahwa Goyyim lebih menyukai berhubungan sex dengan sapi, diikuti juga dengan penafsiran bahwa tidak dosa seorang Israel mencuri dari Goyyim atau membunuhnya.

Gittin 70a - The Rabbis taught: "On coming from a privy (outdoor toilet) a man should not have sexual intercourse till he has waited long enough to walk half a mile, because the demon of the privy is with him for that time; if he does, his children will be epileptic."

Gittin 69a - To heal his flesh a Jew should take dust that lies within the shadow of an outdoor toilet, mix with honey and eat it.

Gittin 69b - To heal the disease of pleurisy ("catarrh") a Jew should "take the excrement of a white dog and knead it with balsam, but if he can possibly avoid it he should not eat the dog's excrement as it loosens the limbs."

Ide penyembuhan dengan Sihir dan tahayul, yang diperingatkan Bible untuk tidak dilakukan, dengan jelas dipraktekan sejak awalnya oleh para rabbi. Orang-orang aneh ini memutarbalikan agama Levite, “Hukum Musa” melarang hal ini.

Ajaran Levite menghina Jesus dan menyerang ajaran Kristen dengan tajam, dan orang Kristen hampir tidak pernah membelanya secara layak. Katakan kepada para pengikutmu bahwa tuhan mereka digodog di dalam neraka yang sangat panas (Gittin 57a), didengar sekedar sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan saja. Tetapi Jesus, seorang Israel, membawa agama yang justru menentang ajaran Judaisme. Jadi para pemimpin Judaisme menggambarkan Jesus sebagai seorang jahat yang pantas menerima hukumannya digodog di dalam api neraka yang sangat mendidih.

Sanhedrin 43ab – Diajarkan bahwa saat Pesta Penyaliban Jesus, dan 40 hari sebelumnya, pengumuman sudah dibuat: Jesus dilempari dengan batu sampai mati karena dia mempraktekan ilmu sihir dan membujuk orang untuk menyembah berhala …. Jesus adalah seorang pemikat dan karenanya janganlah kalian merasa kasihan dan mengampuninya.

Di dalam Kitab Perjanjian Lama, Levite biasanya menyatakan bahwa ilmu sihir merupakan salah satu perbuatan dosa yang paling buruk. Orang Israel diperintahkan untuk menghindarkan diri dari semua jenis ramalan dan kepercayaan sihir.

"The nations you will dispossess listen to those who practice sorcery or divination. But as for you, the Lord your God has not permitted you to do so." (Deuteronomy 18:14)

Bahkan the Pharisees (para rabbi) di dalam Kitab Perjanjian Baru mengajak orang untuk menentang Jesus yang tiduduhnya sebagai sosok yang dikuasai setan,.

"And the teachers of the law who came down from Jerusalem said, "He is possessed by Beelzebub!"" (Mark 3:22)

Kutukan kepada semua orang Kristen yang patut untuk menerima kematian …

“Maka, jika kita melihat seorang goyyim dihanyutkan atau ditenggelamkan di sungai, kita tidak perlu menolongnya. Jika kita melihat seorang goyyim berada dalam bahaya, kita tidak perlu menyelamatkannya” (Maimonides, Mishnah Torah, Moznaim Publishing Corporation, Brooklyn, New York, 1990, Chapter 10, English Translation p. 184. The Hebrew text of the Feldheim 1981 edition of Mishnah Torah states this as well.)

Maimonides (abad ke-11 CE), sering dijuluki sebagai “Filusuf Terbesar Israel ”, membuat penafsiran yang masuk akal. Bible memerintahkan orangg Israel membunuh atau menguasai non-Israel. Bila seseorang mati, itu karena kehendak Tuhan. Mengapa campur-tangan?

"You must destroy all the peoples the Lord your God gives over to you. Do not look on them with pity…" (Deuteronomy 7:16)

Zionisme dan Talmudisme nampak keduanya mencari dukungan di dalam Bible, tidak mudah, tetapi mereka melakukannya semua terhubungkan. Jadi, apa maksudnya Yahudi-Lawan-Zionisme ( Jews-Against-Zionism?)

Banyak orang Yahudi mengatakan bahwa Judaisme dan Zionisme adalah sama. Namun siapa saja yang mengatakan berbeda akan dikatakan sebagai anti-Semit, dan melakukan upaya memperlebar jurang perbedaan diantara orang Yahudi dengan upaya memisahkan keduanya dan menyebarkan informasi ke seluruh dunia, hal itu merupakan suatu kejahatan dilakukan oleh anti-Semit. Untuk mempercayai hal ini, Anda harus mengenyampingkan perbedaan yang ada diantara kelompok-kelompok Yahudi.

Contoh yang sempurna: The Central Rabbinical Congress (CRC), sebuah organisasi rabbi ortodoks di Toronto dan New York, dan the Jews Against Zionism (JAZ, aka True Torah Jews), didirikan kira-kira pada tahun 1974, dengan puluhan ribu orang pendukungnya. Mereka, dan banyak penulis Yahudi lainnya mengatakan bahwa Judaisme dan Zionisme adalah musuh ….
(see http://www.jewsagainstzionism.com/rabbinicalcourts/crc/index.cfm , and http://rense.com/ archives). 

Mereka mengatakan bahwa Judaisme adalah yang benar, asli, agama yang sejalan dengan Bible, sedanhkan Zionisme merupakan bagian dari politik ekstrim. JAZ dan CRC mengatakan bahwa negara Israel seharusnya tidak ada. Mereka mengatakan bahwa Israel melakukan kekejaman terhadap orang Palestina, atas nama menjaga keamanan negaranya, Israel lah yang anti-Judaisme. Bagi mereka, perintah berdasarkan ajaran Bible untuk membersihkan dan mengambil alih tanah Jerusalem hanyalah sebagai ramalan daripada perintah. Tidak satupun hal ini akan terjadi sampai datangnya messiah.

Hal di atas di dukung oleh nabi Ezekiel, yang membenci watak haus darah Israel. Dia mengatakan bahwa, sebagai hukuman, semua janji-janji dari Tuhan telah ditunda. Levite akan kehilangan jabatan kependetaannya dan keluarga Daud akan kehilangan singgasananya.

"…this is what the Sovereign Lord says: Take off the turban, remove the crown. It will no t be as it was…" (Ezekiel 21:25-26)

Hanya messiah sendiri yang akan diijinkan mengembalikan singgasana dan kuil.

"The Lord said to me, "This gate is to remain shut. It must not be opened; no one may enter through it. It is to remain shut…The prince himself is the only one who may sit inside the gateway to eat in the presence of the Lord."" (Ezekiel 44:1-3)

"I will make it a ruin! It will not be restored until he comes to whom it rightfully belongs; to him I will give it." (Ezekiel 21:27)

Tuhan berkata kepada Raja Daud bahwa dirinyalah yang akan menata tatanan yang baru.

"The Lord declares to you that the Lord himself will establish a house for you. When your days are over and you rest with your fathers, I will raise up your offspring to succeed you…and I will establish his kingdom. He is the one who will build a house for my Name, and I will establish the throne of his kingdom forever..." (2 Samuel 7:11-13)

Sampai Tuhan melakukan hal-hal ini, Yahudi harus menunggunya. Ini merupakan penafsiran jujur dan adil dari Taurat. JAZ merasa, merekalah yang mendapatkan kedudukan istimewa, oleh karenanya mereka tidak berhak memaksakan keadaan, hal itu akan dirubah oleh messiah untuk mereka, dan bukan sebelum mereka siap.

JAZ dilihat oleh Zionis sebagai musuh, pengkhianat, keberadaan mereka tidak pernah dilaporkan di media Toronto (dan jarang sekali di NY), meskipun mereka sudah mengeluarkan 32 buah pernyataan, dan di Israel mereka diserang dan dipukuli ketika mereka melakukan protes. JAZ adalah rabbi-rabbi ortodoks dengan Yahudi pengikutnya.

Disudut yang bertentangan, kita temukan seorang rabbi di Jerusalem (aslinya dari Montreal, Kanada), namanya Joseph Gerlitsky. Dia dengan teman-temannya memutuskan, atau didukung, untuk merusak citra pesan CRC. Mereka menjelekkan nama CRC dan menyebarkan pesan yang bertentangan. Mereka menyebut kelompoknya dengan sebutan the Rabbinical Congress For Peace (RCP), dan mereka memulai aktivitasnya dalam beberapa tahun ini (walaupun RCP baru, namun saya sangat sulit untuk menemukan tanggal berdirinya yang pasti). Gaya RCP mencontoh CRC: keduanya memulai dengan pernyataan dengan mengatakan bahwa ajaran kerabbian pihaknya tidak didengarkan, bahwa mereka merupakan kelompok rabbi ortodoks di Toronto dan New York (dan Israel ) …

Sekarang, dimana CRC akan mengatakan bahwa membunuh orang Palestina dan menduduki wilayahnya adalah bertentangan dengan Judaisme, Kelompok Gerlitsky mengatakan sebaliknya. Lihat: http://www.scribeus.com/news_pr_040714.html .   http://www.scribeus.com/news_pr_040714.html . 

Mereka mengumumkan bahwa Israel jangan meninggalkan wilayah yang didudukinya, Tuhan mengatakan kepada mereka untuk menguasai wilayah itu dan jangan dikembalikan. Bagaimana mereka mendapatkannya, hal itu tidaklah penting. Gerlitsky mengklaim, mereka berhak atas wilayah itu, dan bagi mereka, menyerahkan kembali wilayah itu akan merupakan pelanggaran terhadap perintah Tuhan. Mereka percaya, jika mereka tidak melakukan hal ini, messiah tidak akan datang. Mereka harus menyiapkan jalannya. Seperti CRC, mereka juga menggunakan Bible dan Talmud untuk menguatkan pernyataannya.

Terdapat dua kubu rabbi yang saling bertentangan mengetengahkan poisi yang saling bersebrangan, keduanya mendasarkan atas seperangkat ajaran yang sama: Bible dan Talmud yang sama, dan ribuan tumpukan ajaran rabbi yang sama. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Yang membenci Talmud mengenyampingkan fakta bahwa ajaran rabbi dapat juga sangat kritis terhadap status quo. Di dalam "Dangerous Halakhah", Haim Cohen menulis:

“Halakah” merupakan hukum rabbi dan undang-undang penguasa. Kehadiran mereka merupakan sebuah bear-garden . Ratusan rabbi mengeluarkan otoritas – masing-masing berdasarkan pendapat pribadi, masing – masing-masing untuk jemaahnya – dengan menyatakan hukum-hukum yang diabaikan, (dan) perintah mana yang untuk tidak perlu dilaksanakan tentara, bear-garden ini memungkinkan bagi seorang yang taat beragama untuk membunuh Perdana Menteri Israel dengan tidak merasa bersalah. http://www.free-judaism.co.il/eng/Epuindx1.html 

Kita melihat bahwa beberapa penulis Yahudi berpikir bahwa membunuh Goyyim (atau setidaknya membiarkan mereka mati) tidaklah mengapa. Implikasinya tergambar dalam pengadilan Israel yang tidak akan membuang-buang waktu mengadili “kejahatan” seperti itu. Rabbi mengutuk siapa saja yang melaksanakan hal itu. Bahkan jika mereka menghindar dari ketentuan itu sekarang, bila bertemu Tuhan, dia pasti menghukumnya.

"… but the shedding of the blood of non-Israelites, while not cognizable by human courts, will be punished by the heavenly tribunal (Mek., Mishpatim, 80b)."

Di alamat ini http://www.daatemet.org.il/parasha/en_korach.html, kita temukan sebuah komentar oleh seorang penulis Yahudi taat, yang kaget atas apa yang dikatakan Bible mengenai membunuh Goyyim, dan bagaimana hal itu ditafsirkan oleh para penulis sejarah Talmud. http://www.daatemet.org.il/parasha/en_korach.html 

Bahkan dalam Bible sendiri terdapat kata-kata ini:


"Do not oppress an alien; you yourselves know how it feels to be aliens, because you were aliens in Egypt ." (Exodus 23:9)


"When an alien lives with you in your land, do not mistreat him. The alien living with you must be treated as one of your native-born. Love him as yourself, for you were aliens in Egypt …" (Leviticus 19:33-34)

Sekarang, dalam konteks sebuah dunia yang di dominasi, diramalkan bahwa Israel akan menguasai manusia lainnya.


"And nations shall come to your light, and kings to the brightness of your rising." (Isaiah 60:1-3)

Tapi, seorang rabbi dapat menafsirkannya dengan layak: Israel harus melakukannya sendiri untuk mecapai sesuatu yang akan menjadi contoh kemanusiaan, pada akhirnya orang akan datang sendiri. Tidak ada masalah dengan keinginan seperti itu, hal itu hanya akan dapat dipenuhi melalui kerja keras dan pengorbanan. Semua yogi dan spiritual master telah melakukan kerja keras untuk mencapai tujuan yang sama.

Sekarang …masalah lain lagi: Apakah Judaisme sama dengan Perjanjian Lama? Apakah Zionisme sama dengan Judaisme?

Sejauh ini, kita telah melihat bahwa:

1. Perjanjian Lama adalah sekumpulan tulisan oleh Levite
2. Seringkali. Perilaku Zionis didukung oleh tulisan Levite,
3. Talmud dan ajaran Rabbi, yang terdiri dari Judaisme, merupakan akumulasi penafsiran Perjanjian Lama tulisan Levite
4. Seringkali. Sikap Zionis didukung oleh Talmud dan Judaisme,
5. Judaisme tidak mempunyai nilai religius, sekedar kumpulan ribuan penafsiran ajaran rabbi, yang memungkinkan dapat membuat ribuan aliran Judaisme.

Sekte dan Kota

Mari kita tambahkan komplikasinya lebih jauh: Ada sekte Yahudi yang disebut Kara-ites (artinya “yang memisahkan diri”), yang terjadi pada abad ke-8 AD dan masih bertahan sampai sekarang disebuah gunung dekat Jerusalem . Sejak awal, Kara-ites menolak rabbi dan Oral Law, mengikuti Taurat secara ketat (Genesis s/d Deuteronomy). Mereka masih berkurban binatang. Bagi mereka kata-kata di dalam Taurat merupakan perintah paling asli dari tuhan mereka, dan para rabbi memalsukannya. Dalam kurun waktu 1.400 tahunan, kebijakan Kara-ites hanya mengikuti Hukum Tertulis, dan itulah Judaisme bagi mereka.

Umumnya Yahudi modern cenderung percaya bahwa mengikuti Hukum Tertulis tanpa Hukum Lisan adalah salah, Judaisme yang tidak sempurna. Para rabbi perlu meyakinkan para pengikutnya bahwa Hukum Lisan adalah setua Hukum Tertulis, kalau tidak, mereka tidak bisa mengajarkannya sebagaimana Musa mengajarkan doktrinnya, dan mereka akan kehilangan otoritasnya. Mereka tidak dapat menyatakan agama Levite yang eksklusif yang mendahului agama Yahudi – semuanya harus terlihat sebagai satu paket. Bukan karena rabbi mengatakan penafsirannya apa yang dimaksudkan sebenarnya oleh Tuhan, bukanlah menjadi jaminan bahwa hal itu merupakan suatu kebenaran. Upaya mereka tidak pernah bisa meyakinkan etnis Kara-ites.

Kara-ites masih merupakan perubahan yang lain: Yahudi hanya mengikuti Hukum Tertulis saja, dan masih disebut sebagai Judaisme. Umumnya Yahudi mengatakan mereka sebagai sekte pinggiran yang ekstrim, tetapi mereka tidak bisa mengatakan bahwa dengan mengikuti Perjanjian Lama adalah menentang Judaisme. Kara-ites akan meminta beberapa jenis bukti bahwa Musa memberikan Hukum Lisan … dan itu tidak ada, Kara-ites hanya akan tertawa.

Zionisme tidaklah bertentangan banyak dengan Bible. Apakah bertentangan dengan Judaisme?. Hal itu bergantung kepada versi yang mana yang kita lihat, dan setiap versi berkisar penafsiran ayat tertentu Bible.

Bila Anda mengatakan, “Zionisme bertentangan dengan Judaisme”, artinya versi Judaisme yang Anda percayai adalah “Bunuh penduduk asli dan ambil tanahnya” bukan maksud yang sebenarnya “Bunuh penduduk asli dan ambil tanahnya”

Bila Anda mengatakan, “Zionisme dan Judaisme adalah satu dan sama”, jadi versi Judaisme Anda tidak bermasalah dengan perintah Bible: membunuh dan mencuri tanah, tidak mengapa karena Bible mengatakannya demikian, rencana Zionis untuk menghabiskan bangsa Arab Palestina adalah rencana Tuhan.

Jika Anda mengatakan, “Zionisme adalah gerakan politik yang tidak ada kaitannya dengan agama”, Anda salah. Zionisme adalah agama. Sumbernya langsung dari ajaran Judaisme dan ajaran Kristen, dari Perjanjian Lama propaganda Levite. Dan itulah Judaisme, sebagaimana Kara-ites mempraktekannya juga itu Judaisme. Namun dengan ciri masing-masingnya, satu dengan topeng sebagai kawan Bible dan Judaisme dan Kristen, dan menggabungkan aspek-aspek ketiganya. Tetapi, Zionisme faktanya adalah musuh ketiganya, Mutasi yang sangat rakus lahir dari aliansi setan. Benar cetak biru ajaran Bible, Zionisme is out for it self dan akan mengorbankan siapa saja yang bisa dikorbankan, Yahudi atau bukan.


Tony Malone adalah pengarang buku :  The Bible For People Who Hate The Bible




Posting Komentar

0 Komentar