Nama Dajjal Si Pembohong Besar

NAMA AL-MASIH DAJJAL

Dinamakannya Dajjal dengan Al-Masih karena salah satu matanya hilang, atau dikarenakan ia melewati bumi selama 40 hari. – An-Nihayah fi gharib Al-Hadist, 4/327.

Menurut Syaikh Mahmud Al-Mishri, pendapat pertamalah yang lebih kuat, karena dalam hadist disebutkan “Sesungguhnya Dajjal tertutup salah satu matanya”. – HR.Muslim, 18/61, Kitab Al-Fitun wa Asyrath As-Sa’ah.


Nabi Isa dinamakan Isa Al-Masih AlaihisSalaam adalah ia dapat mengusap orang sakit hingga menjadi sembuh, atau menghidupkan orang mati dengan ijin Allah Jalla wa Ala.

Sedangkan Dajjal dinamakan Al-Masih Dajjal adalah ia telah menutupi kebenaran dengan kebatilan, atau ia telah menutupi kekafirannya dihadapan manusia dengan kebohongan dan kepura-puraannya, atau juga ia menutupi (suatu perkara kecacadannya sebagai tuhan) dengan (mempunyai) pasukan pendukungnya yang banyak. Wallahu A’lam. – Lisan Al-Arab, 11/237.


Walaupun sama-sama berjuluk AL-MASIH, dapat dilihat perbedaannya pada penempatan julukan AL-MASIH itu.  Isa AlaihisSalaam berjuluk ISA AL-MASIH ALAIHISSALAM, sedang Dajjal berjuluk AL-MASIH DAJJAL.

DAJJAL KECIL DAN DAJJAL BESAR

Dajjal kecil dan Dajjal besar ini hanyalah sebuah istilah yang digunakan dalam berita-berita bakal munculnya para pendusta sebagai pendahuluan menjelang munculnya Dajjal Pamungkas, yaitu Dajjal Terbesar. Semoga Allah memburukkan mereka semua.

HR.Riwayat Muslim dari Jabir bin Samurah, dia berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya menjelang datangnya kiamat muncul para pendusta”.

HR. Riwayat Imam Ahmad dari Jabir pula, bahwa dirinya mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya menjelang datangnya Kiamat akan muncul para pendusta, antara lain seorang pendusta dari Yamamah, pendusta dari Shan’a, yaitu Al-‘Absi, pendusta dari Himyar, dan Dajjal. Dajjal inilah yang menimbulkan bencana besar”.

HR. Riwayat Shahih Al-Bukhari dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda, “Kiamat takkan terjadi sebelum dibangkitkannya para dajjal, yakni para pendusta (yang jumlahnya) hampir 30 orang. Masing-masing mengaku dirinya utusan Allah...”. Al-Bukhari,92,Kitab Al-Fitan no.7121, dan HR.Riwayat Muslim, 52, kitab Al-Fitan, 18, Bab La Taqumus Sa’atu Hatta Yamurra no.157.

HR. Riwayat Muslim dari Tsauban, Rasulullah bersabda, “Dan sesungguhnya akan muncul dikalangan umatku 30 orang pendusta, masing-masing mengaku dirinya nabi, padahal aku adalah penutup para nabi, tidak ada lagi nabi sesudahku...”.


HR. Riwayat Muslim dari Abdullah bin Umar bin Khatthab yang pernah menyertai rombongan Rasulullah dalam mencari Ibnu Shayyad dengan hadist yang panjang mengenai Ibnu Shayyad. [1]

Abdullah bin Umar berkata, “...Maka berdirilah RAsulullah ditengah para sahabatnya, lalu memuji Allah dengan puji-pujian yang patut dipanjatkan kepada-NYA, kemudian beliau bercerita tentang Dajjal, beliau bersabda, “Sesungguhnya aku benar-benar memperingatkan kamu sekalian terhadap Dajjal. Tidak ada seorang Nabi pun kecuali telah benar-benar memperingatkan kaumnya masing-masing (mengenai Dajjal). Sesungguhnya Nabi Nuh pun telah memperingatkan kaumnya. Tetapi aku katakan kepadamu sekalian suatu perkataan mengenai dia, yang tak pernah diucapkan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, ‘Ketahuilah, bahwa Dajjal itu picak. Dan sesungguhnya Allah itu tidak picak”.


– [1]  Catatan : Baik Syaikh Mahmud Al-Mishri maupun Ibnu Katsir sama-sama menuturkan, bahwa Cerita mengenai Ibnu Shayyad ini banyak membingungkan para sahabat, sehingga bermacam-macam perbedaan pendapat terjadi dikalangan para sahabat Rasulullah dan berkelanjutan sampai kepada perselisihan para Ulama-ulama. Sedang Rasulullah sendiri tidak pernah menerima wahyu yang memberitahukan bahwa Ibnu Shayyad itu adalah Dajjal, yang beliau terima adalah ciri-ciri dan sifat-sifat saja, sedangkan pada diri Ibnu Shayyad terdapat ciri-ciri yang memungkinkan, sehingga Rasulullah berkehendak untuk mengujinya, namun setiap kalinya diuji, ia (Ibnu Shayyad) selalu mengatakan sesuatu yang rancu atau membingungkan, sehingga Rasulullah berhenti mengujinya. Karena itulah Rasulullah tidak memastikan bahwa Ibnu Shayyad itu Dajjal atau yang lainnya. Dan masing-masing sahabat mengemukakan pendapatnya sendiri-sendiri.

Ibnu Shayyad ini dahulunya adalah seorang Yahudi yang lahir dan tinggal di Madinah, yang pada masa Rasulullah, ia diyakini banyak orang sebagai dajjal, karena ia mempunyai kemampuan seperti seorang paranormal yang sangat hebat. Bahkan Rasulullah sendiri pernah diam-diam memperdaya Ibnu Shayyad ketika ia sedang tidur untuk mencari hakekat tentang dirinya dan ingin mendengar apa yang hendak dikatakannya secara langsung dari mulut Ibnu Shayyad ketika ia sedang tidur itu (berkenaan dengan apakah benar ia itu seorang Dajjal), namun ternyata ibu Ibnu Shayyad telah memergoki Rasulullah yang bersembunyi dibalik pohon dan membangunkan anaknya sehingga Ibnu Shayyad terbangun dan melompat lari, sehingga Rasulullah bersabda, “Seandainya dia dibiarkan oleh ibunya, tentu ia akan berterus terang dan perkara menjadi jelas”.
Tetapi dikemudian hari Ibnu Shayyad ini masuk Islam, berkeluarga dan punya anak. Ia bukanlah Dajjal besar ataupun dajjal kecil, apalagi Dajjal Pamungkas (Dajjal yang terbesar). Ada sebuah hadist shahih yang meriwayatkan secara panjang bahwa Ibnu Shayyad pernah menemani Abu Sa’id di suatu tempat antara Mekah dan Madinah (ketika mereka selesai berhaji), Waktu itu ia bersungut-sungut kepada Sa’id, karena orang-orang mengatakan dirinya adalah Dajjal.

Maka katanya kepada Abu Sa’id, “Bukankah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah mengatakan, bahwa Dajjal itu tidak bisa masuk ke Madinah, padahal saya dilahirkan di kota itu. Dan bahwa Dajjal itu tidak punya anak, padahal saya punya anak. Dan bahwa Dajjal itu kafir, padahal saya benar-benar telah masuk Islam?”

Kemudian kata Ibnu Shayyad lagi, “Namun demikian, saya memang orang yang paling kenal dengan Dajjal, dan paling tahu dimana tempatnya. Dan andaikan saya ditawari untuk menjadi dia, maka saya tidak akan senang”). – HR.Muslim no.2927, 90-91, Kitab Al-Fitan.


CIRI-CIRI DAN SIFAT-SIFAT DAJJAL

Dajjal adalah seorang laki-laki dari keturunan Adam, sifat-sifatnya diberitahukan oleh orang yang paling jujur, yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam agar seluruh umat mengenalinya dan menghindar dari kejahatannya, sampai apabila – suatu saat – ia keluar, kaum muslimin dapat mengenalinya dan tidak terpedaya olehnya.

Sifat-sifat Dajjal ini memiliki perbedaan dengan manusia pada umumnya, sehingga manusia tidak akan tertipu kecuali orang bodoh yang telah didahului dengan kesengsaraan. Kita memohon perlindungan kepada Allah.

Menurut HR. Al-Bukhari, 13/90, kitab Al-Fitnah, Kitab Al-Fitan; HR.Muslim, 2/237, kitab Al-Iman, 18/59, Kitab Al-Fitan; HR.Abu Daud dan Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud, 3630, Diantara sifat-sifat yang dimiliki Dajjal adalah :

- Seorang lelaki, muda, berkulit merah, pendek, berkaki bengkok, rambut keriting dan lebat, kening menonjol, pundak lebar dan membungkuk, mata kanannya tertutup, dan penglihatannya tidak jelas, rongganyapun tidak cekung, seakan-akan matanya itu seperti anggur yang membusuk. – Tartib Al-Qamus,4/318 dan Aun Al-MA’bud,11/444, Al-Arab,4/118; - HR.Ahmad,15/28, Shahih;

- Pada Mata kirinya terdapat daging besar yang tumbuh didalam pojok matanya. – AN-Nihayah fi Gharib Al-Hadist,4/289

- Diantara kedua matanya terdapat huruf  KAF, FA, RA (dengan huruf yang terputus), atau dibaca KAFIR (bila huruf2 itu disambung). Tulisan ini dapat dibaca oleh setiap muslim, baik yang mengenal tulisan ataupun tidak. – HR.Muslim,18/60, 18/59, Kitab Al-Fitan, 18/61; - HR.Al-Bukhari,13/91, Kitab Al-Fitan.

- Termasuk sifatnya adalah ia mandul (tidak bisa memiliki anak) ”. – HR. Muslim, 4/2242.

An-Nawawi berkata, “Pendapat yang benar dan dipegang oleh para pentahqiq adalah bahwa tulisan KA FA RA (KAFIR) ini tampak secara nyata, dan merupakan tulisan yang hakiki. Allah menjadikannya sebagai salah satu ciri dan tanda dari sekian tanda-tanda yang memastikan kekafiran, kesalahan dan kebohongannya. Allah memperlihatkannya bagi setiap muslim, baik yang dapat menulis ataupun tidak – (tulisan ini dapat dilihat oleh setiap muslim secara kasat mata, meskipun ia sebenarnya tidak mengenal tulis menulis. Tetapi tulisan itu tidak dapat dilihat oleh orang kafir meskipun ia mengenal tulis menulis. Maka Allah menciptakan bagi orang mukmin pengetahuan tanpa belajar terlebih dahulu, karena pada zaman itu nanti (jaman Dajjal) memang banyak muncul kejadian-kejadian yang luar biasa. – Fath Al-Bari, 13/100) – , dan menyamarkannya bagi orang yang dikehendaki kesengsaraannya dan ujian (fitnah) baginya, dan tidak ada sesuatu yang menghalangi hal itu”. – HR.Muslim, 18/60.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah memfokuskan kepada kondisi Dajjal yang hanya bermata satu,  seperti tampak pada sabda beliau, “Kondisinya yang bermata satu menjadi bekas yang dapat diindera dan diketahui oleh orang yang berilmu atau orang yang tidak berilmu, bahkan orang yang tidak mengambil petunjuk dari dalil-dalil akal”. – Fath Al-Bari, 13/96.

Maksudnya adalah bahwa seandainya benar ia adalah tuhan, niscaya akan hilang kekurangan yang ada dalam dirinya. Jadi, dengan masih adanya kekurangan tersebut, cukup menjadi bukti bahwa dia adalah makhluk yang penuh dengan keterpaksaan, dan tidak mampu menghindarkan diri dari kekurangan-kekurangannya.

Dan bahkan seandainya Dajjal hanya mempunyai 1 kekurangan saja yaitu picak matanya, itu juga merupakan bukti yang nyata bagi setiap orang, baik yang berilmu maupun yang tidak berilmu, baik yang mengetahui petunjuk dan dalil-dalil maupun yang tidak, bahwa hanya dengan mempunyai 1 kekurangan yaitu mata yang picak itupun maka ia sebagai tuhan (seperti pengakuannya) tetap tidak dapat menghilangkan cacad yang ada pada dirinya itu.

HR. Imam Muslim dari Anas, bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak ada seorang Nabi pun kecuali telah benar-benar memperingatkan umatnya mengenai si Picak pendusta itu. Ketahuilah, sesungguhnya Dajjal itu picak matanya, sedang Tuhan-mu benar-benar tidak picak. Diantara kedua mata si picak itu tertulis “KAFIR”.


HR. Riwayat Muslim dari Anas bin Malik RA, dia berkata, Rasulullah bersabda, “Dajjal itu terhapus sebelah matanya. Diantara kedua matanya tertulis “K A F I R” – (Rasulullah mengeja kata kafir itu) – dan Tulisan itu dapat dibaca oleh setiap muslim”.

Fitnah Al-Masih Dajjal merupakan fitnah terbesar sejak Allah menciptakan Adam AlaihisSalaam hingga datangnya Hari Kiamat. Hal itu disebabkan, Allah tidak menciptakan keanehan-keanehan besar sepanjang umur dunia, yang mencengangkan akal dan membingungkan orang-orang yang berfikir, kecuali pada jaman Dajjal.

Rasulullah bersabda, “Tidaklah ada antara penciptaan Adam hingga Hari Kiamat suatu ciptaan (perkara) yang lebih besar daripada Dajjal”. – HR.Muslim, 2946, kitab Al-Fitan wa Asyrath As-Sa’ah.



Posting Komentar

0 Komentar