Asal Usul Dajjal [ 3 ]

PERTEMUAN DENGAN NABI AGUNG KE DUA

Setelah diusir oleh Nabi Musa, Samiri mulai mengembara, pergi ke negeri mana saja yang dapat dikunjunginya. Ia mempelajari banyak budaya dan bahasa. Hingga pada suatu waktu ia kembali melalui laut menuju pulau hijau di Laut Yaman.

Ia telah mencapai usia sangat lanjut, tetapi ia bagaikan seorang laki-laki yang baru berusia 30 tahun. Padahal ia lahir (diperkirakan) 100 tahun sebelum kelahiran Nabi musa. Ia telah banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu dari berbagai perjalanannya ke berbagai bangsa di berbagai negeri.

Ketika telah kembali ke pulau tempat tinggalnya, ia mencoba pergi melihat-lihat ke tujuh batu tempat ia pertama kalinya mendapatkan ilmu mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang diajarkan oleh hewan besar pengasuhnya dahulu.

Ia temui hewan itu masih disana, senantiasa mengucapkan “La ilaha illa Allah. Hanya milik-NYA kerajaan dan segala pujian. Dia menghidupkan dan mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu”.

Ia merasa aneh dengan tasbih hewan itu, namun hatinya kembali kepada apa yang telah dilakukan dan diusahakannya. Ia tidak mengubah niatnya, bahkan ia tidak menyesali kesalahannya. Ia kemudian membangun tempat tinggalnya dan ia menikmati kesendiriannya sebagai raja tanpa rakyat.

Setelah beberapa waktu hidup bagaikan raja tanpa rakyat di pulau tempat tinggalnya, ia kembali berlayar menuju tanah moyangnya Samirah. namun alangkah terkejutnya ia ketika mendapati dunia tidak seperti yang pernah dilihatnya.

Disitu ia menemukan sekelompok manusia yang disebut as-Samiriyyah, campuran antara Yahudi dan orang-orang Assyria. Kelompok manusia itu terbentuk setelah kembalinya kelompok Yahudi menyusul kejatuhan negeri Babilonia yang besar itu. Lalu mereka membangun kuil khusus untuk mereka. Didalam kuil itu mereka biasa membaca syiar-syiar kuil Bait Al-muqaddas. Ia menemukanbahwa nama Samirah telah berubah menjadi Jirzim, dan sebagai bukti (bahwa negeri itu dahulunya memang Samirah) ialah  ia mengenali gunung2 terkenal di negeri itu.

[Yang dimaksud dengan gunung-gunung itu ialah Kuil-kuil terkenal di kota Samirah. – Kuil-kuil itu dahulu dibangun oleh orang-orang Samirah yang merupakan kemuliaan atas Bait al-Muqaddas. Seorang dukun menghancurkan kuil itu hingga ke bekas-bekasnya, namun orang-orang Samirah membangunnya kembali. Kuil itu tetap berdiri hingga pemberontakan terkenal yang dilakukan orang-orang Samirah dari kelompok Bani Israil pada abad ke-5 M, kemudian Komandan perang Romawi, Vespasion menghancurkan kota itu dan diatas puing-puingnya didirikan kota baru. Hingga sekarang adat istiadat orang-orang Samirah masih terjaga walaupun kuil-kuilnya telah dihancurkan di Jirzim].

Yang lebih mengherankannya adalah bahwa ia mendengar seseorang dari keturunan Nabi Dawud, dari pihak ibu, mengaku sebagai Nabi. Ia adalah Al-Masih, sang penyelamat kaum Bani Israil dari pertikaian, kezaliman dan kepunahan. Ia datang bukan untuk menghapus, melainkan untuk menyempurnakan Namus (ajaran agama).

Ia ingin mengetahui hakekatnya apakah orang itu betul-betul nabi atau yang lainnya. Ia memutuskan untuk mengujinya agar menjadi pertemuan besar kedua dalam hidupnya, yang pernah dijanjikan kepadanya.

Maka ia pergi ke tempat tinggal Nabi itu dengan mengajak seseorang, diutusnya seseorang itu untuk pergi masuk menemui Nabi itu, sementara ia menunggu di luar. (tidak dijelaskan disana, apa sebabnya Dajjal itu tidak berani berhadapan dengan Nabi Allah itu, sementra dahulu ia telah berhadapan dengan Nabi Musa).

Maka berkatalah orang suruhannya itu ketika telah berhadapan dengan Nabi Allah Isa AlaihisSalam, “Jika engkau benar-benar seorang nabi, katakan padaku siapa (yang) berada diluar!”

Nabi Allah itu berhenti sejenak, kemudian berkata, “Wahai saudaraku, beritahukan kepada orang yang mengutusmu bahwa Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung menerima tobat dan mengampuni dosa-dosa segenap hamba-NYA. Jika hamba itu mau bertobat, mengesakan Tuhan, maka ia benar-benar kembali.

DIA lah (Allah) yang melindungi anak kecil yang sedang tidur dari kekejaman penguasa. DIA lah yang memeliharanya di pulau tempat tinggal binatang raksasa itu di saat ia masih kecil. DIA-lah yang mengajarkan kepadanya Keesaan Tuhan dan salat melalui tulisan kepercayaan-NYA, Jibril. DIA Mahakuasa untuk memaafkan fitnah yang telah dilakukannya kepada Bani Israil, jika ia beriman kepada Masih ar-Rabb dan apa yang diturunkan kepadanya berupa injil”.

Maka utusan itu keluar menemui orang cacad mata itu lalu menyampaikan kabar yang diterimanya. Tetapi ia tidak menanggapinya selain mengatakan, “ia adalah tukang sihir. Setan-setan telah merasuk kedalam dirinya. Jika ia seorang Nabi, ia tidak akan mengetahui siapa aku dan apa yang telah terjadi, sebab para nabi itu tidak akan memberitahukan yang gaib. Hanya Allah yang mengetahui yang gaib, meskipun ada diantara setan yang mencuri kabar sebagaimana diajarkan dukun Mesir kepadaku”.

[Perkataan orang Samirah ini, disebabkan karena ia telah dipermainkan pikirannya sendiri. Ia telah berkelana dan menimba bermacam-macam ilmu selama beratus-ratus tahun, baik kepada filosof-filosof, orang-orang berilmu, maupun dukun-dukun. Bahkan ia mengerti betul cara kerja setan-setan, seperti yang dipelajarinya di Mesir. Begitulah, ia mempunyai banyak ilmu dan pengetahuannya melebihi manusia manapun didunia saat itu, tetapi ia tidak mempunyai ilmu untuk mengendalikan kecerdasan, kemampuan dan hawa nafsunya,  sehingga pikirannya mempengaruhinya dengan berbagai keragu-raguan akan kebenaran risalah Ilahi. Karena itu ia telah berdusta, ia telah mencampurkan satu kegaiban dengan kegaiban lain.

Allah berhak memberitahukan gaib kepada para utusan-NYA untuk menguatkan hujjah-mereka.

Maka benarlah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak dosa. Mereka menghadapkan pendengarannya kepada setan-setan itu, dan kebanyakan mereka adalah pendusta-pendusta”. QS. Asy-Syu’ara’, 221-223].

Bertambahlah segala macam prasangka buruk merasuki hatinya, “Pastilah Hewan itu telah berdusta. Ia mengetahui bahwasanya aku akan menjadi orang mulia didunia ini. Pasti binatang itu adalah setan yang mencuri berita dari langit, lalu mencampur adukkan kebohongan kepadaku supaya aku tidak menjadi raja diraja”.

Begitulah, pembohong membenarkan dirinya dalam dusta apapun.

Maka ia kemudian pergi meninggalkan negeri itu, berkelana menimba ilmu dan memperkaya diri dengan kedigdayaan. Ia telah mulai mempunyai pengikut-pengikut. Dan ketentuan Allah jua yang mendorong sanubarinya untuk kembali lagi kepulau tempat tinggalnya, di laut Yaman.



LAHIRNYA NABI PENUTUP MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Setelah ia berlabuh, ia berjalan menuju ke kediamannya, namun binatang raksasa itu merintangi jalannya. Binatang itu merintangi bersama (kira-kira) 20 orang yang berwajah seperti matahari yang bersinar dan bercahaya, tubuh mereka besar dan tinggi.

Pada tangan mereka yang besar terdapat rantai besi besar berlapis (semacam) baja yang mengkilat.

Orang cacad mata itu ketakutan dan bertanya, “Apa ini? Siapa mereka? Bagaimana mereka bisa sampai kemari? Aku (telah) mengira engkau ini adalah setan betina yang mempunyai pelayan!”

Mendengar itu, binatang itupun berteriak, “Wahai orang paling bodoh, engkau telah menyia-nyiakan 2 kesempatan, dan tidak tersisa bagimu kecuali janji terakhir”.

Maka ke 20 orang itu telah menyerangnya dan mengikatnya. Orang cacad mata itupun tidak ingat lagi bagaimana dirinya diperlakukan.

Ketika ia telah sadar dan membuka matanya, ia mendapati dirinya telah dibelenggu didalam rumahnya. Belenggu itu sangatlah kuat, ia tidak dapat melepaskan diri.

Binatang besar itu ada dihadapannya dan berkata, “Wahai Dajjal, sekarang engkau berada di zaman penutup para nabi, kekasih Allah, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ia telah lahir beberapa hari yang lalu ketika engkau berada di tengah lautan seraya melalaikan ketentuan yang berlaku.

Engkau berada dipenghujung akhir zaman di bumi. Janji Allah telah datang masanya. Engkau tidak akan terlepas dari rantai yang membelenggumu kecuali setelah wafatnya kekasih Allah, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Tanda telah dekatnya masa keluarmu dari pulau ini adalah Hijrahnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam ke tanah suci (Madinah) setelah orang Arab memeranginya dan mengusirnya beserta pengikutnya dari Makkah, dan kemenangan atas mereka. [1]

Sedangkan tanda keluarmu sebagai orang sombong didunia adalah terputusnya pohon kurma Baisan (Baisan adalah Salah kota di Palestina), berkurangnya air danau Thabary (Tath-Thabariyyah adalah kolam yang berair tawar di Palestina), keringnya mata air Zughar (Zughar adalah suatu daerah bersebelahan dengan Syria), dan banyak terjadi gempa bumi dahsyat sebelum keluarnya musuhmu yang akan memerangimu (yang dimaksud adalah Nabi Isa AlaihisSalam)”. [2]

Dajjal menjawab, “Bagaimana aku dapat meyakini bahwa perkataanmu itu benar? Dunia ini tidak ada rajanya kecuali aku. Sedangkan engkau berusaha menghalangi hak-ku? Aku adalah manusia paling tua didunia ini karena waktu tidak berpengaruh kepadaku. Seluruh dunia disekitarku telah berubah, tetapi aku tidak berubah, aku tidak beruban, dan aku tidak menjadi renta. Ini adalah bukti bahwa aku adalah anak dewa”.

Kemudian, Kata binatang itu, “Engkau bersabar ataukah tidak, janji Allah pasti benar. Engkau dilaknat, diusir dan dilemparkan seperti Iblis terkutuk. Ini telah diperingatkan kepadamu melalui tulisan-tulisan utusan kepadamu”.

Kemudian binatang itu pergi. Setiap hari ia datang membawa segala keperluan makan dan minumnya. Sehingga sampai pada suatu hari datanglah beberapa orang kepulau itu. Mereka inilah rombongan Tamim ad-Dari.

Catatan :
[1]   ini adalah tanda pertama, yaitu Tanda keluarnya Dajjal dari Pulau, yang menurut dugaan banyak orang kemudian ia bersemayam di segitiga bermuda, menunggu datangnya tanda yang kedua, Wallahu A'lam
[2]  ini adalah tanda yang kedua, yaitu Tanda munculnya Dajjal ketengah masyarakat, yang kemudian dibunuh oleh Nabi Isa AlaihisSalam.



Posting Komentar

0 Komentar