7 Cara Mengenali Nabi Isa di Akhir Zaman

Umat Islam meyakini bahwa Nabi Isa a.s tidak wafat dan telah diangkat ke haribaan Allah serta dia akan kembali lagi ke bumi. Hal itu telah diterangkan secara gamblang dan jelas dalam ayat-ayat Alqu'an.

''Setelah semua yang telah disebutkan ini, pertanyaan selanjutnya yang akan muncul di dalam benak kita adalah, 'bagaimana kita akan mengenali Nabi Isa ketika dia kembali lagi ke bumi dan sifat-sifat apa yang dimilikinya sehingga dia dapat dikenali?','' ungkap Cendekiawan Muslim, Harun Yahya.

Menurut dia, pada tahap ini, sumber khusus yang dapat menjadi rujukan adalah Alquran dan Sunnah Rasulullah. Harun Yahya menuturkan, Alquran, baik dalam ayat-ayat maupun dalam kisah-kisah tertentu, memberikan beragam keterangan kepada kita yang berhubungan dengan nabi-nabi terdahulu.

 Allah Ta’ala berfirman, “...Dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih Isa putra Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi (penglihatan) mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-NYA. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Dan tidak seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya dan pada Hari Kiamat, Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka”. (An-Nisa’ : 157-159)

Catatan :   menurut Riwayat Ibnu Abi Hatim dari Abu Malik, ketika seseorang bertanya kepada Al-Hasan tentang ayat2 ini terutama ayat 159, “Dan tidak seorangpun dari Ahli Kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya.”
Al-Hasan menjawab, “ Yang dimaksud sebelum kematian Isa, yakni, bahwa Allah telah mengangkat Nabi Isa Alaihis Salaam ke hadirat-Nya, kemudian Dia akan membangkitkannya kembali kelak menjelang Hari Kiamat pada suatu posisi, dimana orang baik maupun jahat (kafir) semuanya akan beriman kepadanya sebelum ia benar-benar meninggal dunia”.

Banyak sifat umum yang dimiliki oleh para nabi dan para pengikut kaum mukminin sejati yang disebutkan dalam Alquran. Selain itu, kata diam adalah mungkin untuk menemukan semua sifat para kaum mukminin yang ada dalam ayat-ayat Alquran.

Dalam konteks ini, sifat-sifat mulia Nabi Isa yang berhubungan dengan masalah keimanan juga digambarkan dalam Alquran. ''Demikian juga, merujuk kepada Alquran, umat beriman yang tulus dapat memiliki sifat-sifat yang mulia ini yang dapat diamati pada diri Nabi Isa dan berdasarkan hal tersebut mereka dapat mengenalinya.''

Harun Yahya mengungkapkan, bahwa mengenali Nabi Isa bukan tidak mungkin dapat dilakukan oleh setiap orang. Ulama terkemuka asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi pernah berkata, '' Ketika Nabi Isa datang, adalah tidak penting bahwa setiap orang harus mengenalinya sebagai Nabi Isa yang asli. Orang-orang pilihannya dan mereka yang dekat dengannya akan mengenalinya melalui cahaya keimanan. Hal tersebut tidak akan menjadi bukti dalam dirinya sendiri sehingga setiap orang akan mengenalinya.''

Menurut Said Nursi,  selama tahun-tahun awal kedatangannya yang kedua, manusia yang mengetahui Nabi Isa akan terbatas pada kelompok kecil yang dekat dengannya. Selain itu, ini hanya akan mungkin dengan "cahaya keimanan".

Allah SWT berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Surat al-Anfaal: 29).

Harun Yahya menuturkan,  mereka yang akan mengenali Nabi Isa selama kedatangannya yang kedua dan mengikutinya, pasti adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Alquran serta berfikir secara mendalam tentang segala sesuatu.

Badiuzzaman Said Nursi menambahkan, '' Sesungguhnya, walaupun Isa (as) datang, maka dia sendirilah yang akan mengetahui bahwa dirinya adalah Isa (as), bukan orang lain.''

Lalu, Sifat-sifat apa yang dimilikinya sehingga Nabi Isa bisa dikenali?

''Merujuk kepada Alquran dalam mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini, yang seharusnya pertama-tama kita lakukan adalah mencari sifat-sifat umum yang dimiliki oleh para nabi dan rasul yang diterangkan dalam Alquran,'' papar

Karenanya, cara untuk mengenali Nabi Isa adalah dengan menguji sifat-sifat dari para nabi dan rasul. Tentu, ada beratus-ratus jumlahnya, namun dalam bab ini kita akan menekankan pada sifat-sifat yang paling banyak muncul yang dengan segera menjadi jelas. Berikut 7 cara mengenali sosok Nabi Isa di Akhir Zaman.



1. Dia berbeda dari manusia kebanyakan karena nilai-nilai moralnya yang luar biasa

Menurut Harun Yahya, seperti halnya semua nabi yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia, Nabi Isa dikenal karena nilai-nilai moralnya yang istimewa. Sifat yang paling membedakannya adalah keteladanannya, yang dengan segera akan tampak dalam masyarakat di mana ia tinggal.

''Tentu, dia mempunyai suatu karakter keteladanan yang belum pernah terjadi sebelumnya di alam ini dan mempengaruhi siapa saja pada pandangan pertama,'' ujarnya.

Ia adalah seorang yang sangat komitmen, pemberani dan kuat, manifestasi dari kebenaran dia sandarkan kepada Allah, dan kemurnian keimanannya kepada-Nya. Dengan karakter yang demikian, dia mempunyai pegaruh yang disukai oleh setiap orang.


Kemuliaannya ini, yang juga dimiliki oleh semua nabi, diterangkan dalam ayat:

''Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya, Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Kami telah menganugrahkan Ishaq dan Ya'qqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu juga telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian keturunannya (Nuh), yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami beri balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakariya, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh, dan Ismail, Ilyasa', Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (pada masanya), dan Kami lebihkan (pula) derajat sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (Surat al-An'aam: 83-87 )

Sifat-sifat yang Allah berikan kepada para nabi dan rasul-Nya diungkapkan dengan tepat dalam ayat di atas. Ada banyak contoh lain yang dijelaskan dalam Alquran. Pernyataan-pernyataan di bawah ini memberitahukan kepada kita tentang sifat-sifat mulia yang diberikan kepada para nabi dan rasul:

''Sesungguhnya, Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah lagi hanif...'' (Surat an-Nahl: 120)

''Dan ingatlah hamba-hamba kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.'' (Surat Shaad: 45)

''Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang terbaik.'' (Surat Shaad: 47)

''Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan, 'Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman.'' (Surat an-Naml: 15)

Nabi Isa juga merupakan salah seorang nabi pilihan Allah. Allah berfirman dalam ayat, ''Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus...'' (Surat al-Baqarah: 253)

2. Dia akan dikenali pada ekspresi wajahnya yang hanya dapat dilihat pada diri para nabi dan rasul


Allah menginformasikan kepada kita dalam Alquran bahwa kemuliaan mereka yang dipilih-Nya dapat dikenali melalui pengetahuan dan juga melalui kekuatan fisik yang dimilikinya:

''...Nabi (mereka) berkata, "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugrahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Mahaluas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.'' (Surat al-Baqarah: 247)

Dengan dianugerahi hikmah, kekuatan fisik, pengetahuan, dan karakter yang sempurna,  Nabi Isa akan mempunyai suatu ekspresi wajah yang hanya dapat dilihat pada diri para nabi dan rasul. Rasa takutnya kepada Allah dan cahaya keimanannya yang tulus akan tampak pada raut wajahnya. Ekspresi pada wajahnya ini langsung membedakannya dari manusia kebanyakan dan manusia yang melihatnya akan segera merasakan bahwa mereka sedang bertemu dengan orang yang istimewa.

Tentu, tidak semua orang akan menyepakati hal ini. Di luar itu, akan ada beberapa orang yang tidak mengacuhkan kemuliaan ini. Alih-alih merasakannya ke lubuk hati yang dalam, mereka memberikan penolakan yang telak, menganggap kehadirannya sebagai ancaman bagi eksistensi mereka. Hanya mereka yang mempunyai keimanan yang tulus yang akan memahami kemuliaan ini dan memberikan penghargaan kepadanya.

Allah menghinformasikan kepada kita bahwa Nabi Isa adalah "...seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan salah seorang di antara orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)" (Surat Ali Imran: 45)

Karenanya, Nabi Isa akan dikenali oleh mereka yang berada di sekelilingnya karena kehormatan dan keistimewaan yang hanya dapat dilihat pada mereka yang telah dipilih Allah.

3. Dia mempunyai hikmah terkemuka dan lisan yang tegas

''Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya... (Surat al-An'aam: 89)

Sepanjang sejarah, menurut Harun Yahya, Allah menyampaikan pesan ajaran dan wahyu-Nya melalui para utusan-Nya. Dia juga menganugrahkan hikmah kepada para utusan ini: gaya bicara yang lugas dan tegas, sikap yang penuh keteladanan dalam menggabungkan aksi-aksi kebenaran dan dalam mencegah perbuatan-perbuatan mungkar. Semua itu merupakan sifat-sifat umum yang dimiliki oleh para nabi dan rasul. Dalam Al-Qur'an, Allah juga memberikan perhatian kepada hikmah yang dianugrahkan kepada setiap nabi.

Misalnya, untuk Nabi Daud (as), Allah berfirman: "Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan." (Surat Shaad: 20)

Hal yang sama bagi Nabi Yahya (as): "Hai Yahya, ...Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak." (Surat Maryam: 12)

Tentang Musa (as), Allah memberitahukan kepada kita: "Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan..." (Surat al-Qashash: 14)

Ayat yang serupa juga menyebutkan: "Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, 'Bersyukurlah kepada Allah...' (Surat Luqman: 12).

Allah juga berfirman: "...Sesungguhnya, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim... (Surat an-Nisaa': 54)

Berhubungan dengan ayat tersebut,

"Allah menganugrahkan al-Hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak..." (Surat al-Baqarah: 269)

Allah telah memberikan anugerah kepada semua nabi dan rasul. Anugerah ini juga ditujukan bagi  Nabi Isa, sebagaimana kita ketahui dari Alquran:

''(Ingatlah), ketika Allah mengatakan, "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) ketika Aku mengajar Al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil...'' (Surat al-Maa'idah: 110)

Dan tatakala Isa membawa keterangan, dia berkata, "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)ku." (Surat as-Zukhruf: 63)

Dari ayat-ayat yang jelas ini, dapat kita simpulkan bahwa satu sifat khusus Nabi Isa, sehingga kita dapat mengenalinya adalah lisannya yang tegas, lugas, dan menyentuh. Sebagaimana isu-isu lainnya, sikap bicaranya yang tegas merupakan satu sifat umum yang menyentuh yang dimiliki oleh para nabi pada umumnya.

''Kaum mukminin yang menjadikan Alquran sebagai pedoman kepada kebenaran, dapat menangkap kesan bahwa perkataan  Nabi Isa mempunyai kekuatan yang khusus sebagaimana yang disebutkan dalam surah (al-Kahfi: 91) yang khusus diberikan kepada para utusan Allah.

Hikmah yang dia perankan, diagnosis yang sempurna yang dia buat, dan solusi-solusi cerdas yang dia bawa akan menjadi tanda-tanda yang jelas dari pemberian khusus yang dianugerahkan Allah. Tidak ada seorang pun di sekelilingnya yang akan dapat memainkan peran seistimewa perannya, yang akan membuat kemuliannya lebih jelas lagi.

4. Dia sangat terpercaya
Setiap rasul yang memperkenalkan dirinya kepada kaum di mana dia diutus, dia akan mengatakan: "Sesungguhnya, aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu." (Surat asy-Syu'araa': 107)

Kepercayaan yang dimiliki oleh para rasul adalah suatu hasil dari ketaatan mereka kepada Kitab dan agama Allah serta kewajiban-kewajiban yang dibebankan-Nya. Mereka secara cermat mengamati norma-norma yang dibuat Allah dan tidak pernah menyimpang dari jalan-Nya yang benar. Mereka hanya berkeinginan untuk mendapatkan kenikmatan yang baik dari Allah; mereka tidak pernah menyekutukan-Nya.

Dalam Alquran, Allah memberikan gambaran kepada kita tentang sifat para nabi dan rasul ini. Misalnya, Musa (as) memperkenalkan dirinya kepada kaumnya di mana dia tinggal:

"Sesungguhnya, sebelum mereka telah Kami uji kaum Fir'aun dan telah datang kepada mereka seorang rasul yang mulia, (dengan berkata), "serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israel yang kamu perbudak). Sesungguhnya, aku adalah utusan Allah yang dipercaya kepadamu." (Surat ad-Dukhaan: 17-18)

Tidak diragukan, kaum-kaum tersebut biasanya tidak mampu untuk menghargai sifat penting dari para nabi dan rasul ini. Selain itu, penolakan untuk melepaskan cara hidup yang dungu yang mereka perturutkan selama ini dan penolakan untuk hidup dengan agama yang benar yang disampaikan oleh para nabi kepada mereka, biasanya mereka tunjukkan dengan sikap intoleran kepada para utusan Allah tersebut.

Hanya setelah beberapa saat berlalu, mereka baru memahami bahwa para nabi itu terpercaya. Nabi Yusuf (as) adalah salah satu contoh yang baik yang bisa dikemukakan di sini. Dia telah diuji dengan berbagai kesulitan selama periode yang tidak sebentar; pertama-tama,  dijual sebagai seorang budak dan kemudian dipenjara selama beberapa tahun. Namun, atas kehendak Allah, ketika waktunya tiba, dia dikenali sebagai seorang yang terpercaya oleh manusia dan raja memberikannya kepercayaan sebagai bendahara negara:

Dan raja berkata, "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang dekat kepadaku." Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata, "Sesungguhnya, kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami" (Surat Yusuf: 54)

Sifat-sifat para nabi ini yang disebutkan dalam Alquran juga akan dapat diamati pada diri Nabi Isa. Pada saat kedatangannya yang kedua ke bumi, sebagai seorang yang tidak pernah mengubah hukum Allah, dia akan dikenal karena sifat keterpercayaannya.

Allah akan menyediakan pertolongan-Nya untuknya, sebagaimana yang telah Dia perbuat kepada seluruh nabi dan rasul yang lain, dan seiring waktu, sifatnya yang terpercaya akan termanifestasi.

5. Dia di bawah perlindungan Allah SWT

''Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapatkan pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.'' (Surat as-Shaaffaat: 171-173)

Allah telah menganugerahkan kemuliaan kepada para utusan-Nya atas manusia lainnya. Dia memberikan kekuatan kepada mereka untuk mengalahkan musuh-musuh mereka dan melindungi mereka dalam melawan semua kelompok musuh. Pada saat berada dalam tahap pengambilan keputusan atau pada saat pelaksanaan suatu rencana, Allah selalu mendukung mereka.

Salah satu tanda lain bagi umat yang beriman yang sedang menanti Nabi Isa, utusan Allah, adalah pemberiannya dalam membuat semua yang dilakukannya berakhir dengan keberhasilan. Misalnya, keputusan atau metode yang digunakannya, semua itu membawa hasil nyata bagi dirinya sendiri dan umat manusia di sekelilingnya. Benarlah, beberapa peristiwa yang tampaknya bertentangan dengan kemaslahatan publik akan segera terbukti sebaliknya.

Peristiwa-peristiwa seperti itu akan mengindikasikan keabsahan putusannya. Hal tersebut terjadi karena Allah memberikan keyakinan kepada para utusan-Nya bahwa, di bawah kondisi apa pun, mereka akan tetap memperoleh kemenangan. Karena itu, kedatangan Nabi Isa yang kedua akan menjadi sangat berbeda dari kedatangannya yang kali pertama karena yang kali kedua ini ia akan menang di bawah panji Islam. Janji ini menjamin seluruh kesuksesan Nabi Isa akan tercapai pada misinya.

Tentu akan menjadi begitu jelas bahwa hal ini akan menarik perhatian umat yang beriman untuk mengikutinya. Sementara itu, para musuhnya juga akan mengamati tabiat yang luar biasa dari situasi ini, namun mereka akan gagal untuk mengenali bahwa ini merupakan petunjuk yang nyata dari Allah. Gerak-geriknya yang selalu membawa kebaikan, akan tetap menjadi suatu misteri bagi mereka.

Hal tersebut mudah dipahami karena tujuan utama mereka dalam kehidupan ini adalah untuk menghadang orang-orang yang berbeda ini, yang mereka anggap sebagai "seorang manusia seperti diri mereka sendiri". Akan tetapi, sebagaimana dinyatakan dalam ayat, "Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman." (Surat Yunus: 103)

Allah akan mengupayakan seluruh usaha mereka menjadi tidak berarti dan menolong para utusan-Nya. Komplotan-komplotan tersebut, yang berusaha atau berjuang menentangnya, tidak akan pernah berhasil.

Ada sumber Nabi Isa AS, yang oleh orang Nasrani disebut Yesus , menjadi bahan kontroversi antara Islam, Nasrani, dan Yahudi. Orang Yahudi mempercayai bahwa mereka telah membunuh Isa, dan orang-orang Nasrani meyakini bahwa Isa telah disalib dan dikubur.

Namun, kaum Muslimin meyakini dengan jelas dan tegas bahwa Nabi Isa tidak disalib atau dibunuh, melainkan ‘diangkat’ oleh Allah SWT. Nabi Isa akan kembali ke dunia, di suatu masa, di akhir zaman.

Ada 33 hadis shahih yang menegaskan bahwa Nabi Isa akan kembali turun ke bumi. Bahkan, ada yang mengatakan sampai 90 hadis.

Dan, dari hadis-hadis tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa ada 8 ciri kedatangan kembali Nabi Isa:
  1. Pertama, Nabi Isa akan turun di Menara Putih, yakni Masjid Bani Umayyah di Damaskus Timur.
  2. Kedua, Isa akan membunuh Dajjal (gembong penjahat yang mengaku sebagai penyelamat) di Dataran Tinggi Golan (Syria).
  3. Ketiga, Isa akan bertemu Ya’juz dan Ma’juz, dan semua tokoh jahat dan pengikutnya itu akan tewas.
  4. Keempat, Isa akan mendakwahkan agama Tauhid seperti yang dibawa oleh Nabi Muhammad maupun nabi-nabi lain sebelumnya.
  5. Kelima, Isa akan melakukan haji dan umrah.
  6. Keenam, Isa datang, dunia penuh keberkahan. Misalnya, sebutir buah delima bisa membuat 40 orang kenyang.
  7. Ketujuh, setelah Isa datang, selama tujuh tahun kondisi dunia sangat aman.
  8. Kedelapan, Nabi Isa sekarang ini belum meninggal. Dia akan turun lagi di akhir zaman untuk menegakkan Islam.




Posting Komentar

0 Komentar