Syam Negeri Akhir Zaman

Oleh Ustadz H. Abu Syu’bah Adi Suhara, Lc.

Syām atau Negeri Syam adalah sebuah daerah yang terletak di timur Laut Mediterania, barat Sungai Efrat, utara Gurun Arab dan sebelah selatan Pegunungan Taurus. Negeri Syam merupakan tempat dari agama samawi yaitu Yudaisme, Nasrani, dan Islam. Menurut umat muslim, Negeri Syam dianggap sebagai "Negeri Kebaikan"

Pada saat ini Negeri Syam merujuk ke sejumlah tempat di Timur Tengah, diantaranya : Lebanon, Palestina, Suriah, dan Yordania.

Jika Mekah merupakan tanah pertama yang dijadikan sebagai tempat peribadatan bagi umat manusia dan tempat lahirnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Sang Penutup para nabi beserta seluruh syariat sebelumnya, tempat Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang hingga saat ini menjadi kiblat umat Islam di seluruh dunia, jika Madinah merupakan tanah yang dicintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya dan dijadikan tempat tujuan hijrah dan pusat pembangunan peradaban Islam, maka Syam merupakan tempat menetapnya iman ketika terjadi badai fitnah yang melanda seluruh dunia di akhir zaman. Syam akan menjadi tempat turunnya Nabi Isa Al-Masih ‘alaihissalam, tepatnya di menara putih pada masjid agung Bani Umayyah (Jami’ Umawi), untuk bergabung bersama pasukan Islam dalam memerangi Al-Masih Dajjal. Syam juga akan menjadi benteng pertahanan umat Islam pada peperangan dahsyat yang akan terjadi menjelang hari Kiamat. Syam juga merupakan tanah yang dijanjikan akan menjadi muara dan tempat berkumpulnya umat manusia pada hari Kiamat.


Mengenal Negeri Para Nabi

Jika di Indonesia mobil-mobil selalu dikandangkan agar tidak hilang, maka di Suriah mobil-mobil diletakkan di pinggiran jalan. Jika di Indonesia pasukan pencabut nyawa selalu terdengar melalui jendela televisi, maka di Suriah pasukan penabur rizki terdengar di jami Umawi dan beberapa jami lainnya.

Kota para Anbiya ini terkenal dengan keamanan dan keramahan penduduknya. Ulamanya terkenal dengan keilmuan dan ketakwaannya. Mereka mengajar tanpa meminta imbalan, bahkan sebaliknya memberi hadiah bagi yang menghadiri pengajiaan mereka. Semua keilmuan Islam diajarkan di kota tertua ini. Masjid Umawi yang dibangun oleh Sayidina Muawiayah dijadikan universitas gratis untuk membangun pemuda Islam. Negeri peradaban ini terkenal dengan ulamanya, Imam Nawawi, Ibnu Qudamah, Ibnu Abidin, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim Jauziyah, Ibnu Katsir dan Imam Mizzi. Mereka adalah penerus bendera Islam dari para sahabat yang masuk ke negeri Syam. Dr. Mustafa Az-Zarqo, Muhaddits Syekh Syuaib Arnauth, Syekh Abdul Karim Rifai dan putranya, Syekh Usamah Rifai, Dr. Muhammad Said Ramadhan Bouthi, Dr. Wahbah Zuhaili, Dr. Mustafa Dib Bugha adalah para ulama yang memegang bendera Islam dewasa ini.

Keramahan dan kemurahan penduduk kota Damaskus menambah keberkahan bagi kota ini. Kota empat musim ini selalu membawa keindahan dan kekayaan alam buah-buahan yang silih berganti. Keaslian dan kesegaran rasa masih kita nikmati di negeri ulama ini. Keu-kue dan manisan kota para Anbiya ini menambah pesona kehidupan. Kumbang dan madu kota Muawiyah ini membuat sempurna seolah-olah surga dunia.

Pertanyaan yang terlintas di pikiran pembaca adalah, “Apa yang menyebabkan kota tua ini berbeda dengan kota-kota lain?”

Syam adalah Negeri para rasul dan para nabi

Syam yang merupakan istilah untuk beberapa negara, yaitu Palestina, Yodania, Libanon dan Suriah telah tersirat dan tersurat di dalam Quran dan Hadits Nabawi.

Salah seorang ulama Syam, Imam Izz bin Abdussalam dalam kitabnya Targibu Ahlil Islam Fi Sukna Biladisy-Syam menafsirkan kalimat bumi yang kami telah berkahi dalam surah Al-Anbiya ayat 71 dan kalimat kami berkati sekitarnya dalam surah Al-Isra Ayat 1 dengan negeri Syam, yang termasuk di dalamnya Suriah.

Imam Hasan Basri dan Qotadah Sadusi menafsirkan kata bumi dalam surah Al-A’raf ayat 137 dengan bagian timur dan bagian barat bumi adalah Syam.

Sebagian ulama menafsirkan keberkahan yang terdapat di negeri ini disebabkan para rasul dan para nabi. Sebagian lain menyatakan bahwa keberkahan negeri ini dengan keberkahan buah-buahan dan sumber-sumber air yang ada.

Doa Rasulullah untuk negeri Syam

Ibnu Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ya Allah, berkahilah kami dalam negeri Syam dan negeri Yaman.” Sebagian sahabat berkata, “Dan negeri Najd (dalam riwayat lain: Iraq)?” Beliau berkata, “Ya Allah, berkahilah kami dalam negeri Syam dan negeri Yaman.” Sebagian sahabat berkata, “Dan negeri Najd?” Beliau menjawab, “Di sana terdapat gempa, fitnah dan keluarnya tanduk syaitan.” (HR. Bukhari no. 990)

Malaikat menjaga negeri Syam

Zaid bin Tsabit berkata bahwa suatu hari Rasulullah bersabda ketika para sahabat berada bersama beliau, “Beruntunglah negeri Syam, sesungguhnya malaikat Rahman membentangkan sayapnya di negeri tersebut”. (HR. Ibnu Hibban no. 7304)

Syam negeri orang-orang pilihan

Abdullah bin Hawalah Azdy berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kalian akan menjadi pasukan-pasukan perang, satu pasukan di Syam, satu pasukan di Iraq dan satu pasukan di Yaman.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, pilihkan untukku!” Rasulullah menjawab, “Pilihlah Syam, dan barangsiapa yang enggan maka hendaklah ia bergabung dengan dengan Yaman dan meminum dari kolam-kolam air Yaman. Sesungguhnya Allah telah menaungi Syam dan penduduknya.” (HR. Shahih Ibnu Hibban no. 7306)

Said bin Abdulaziz, salah seorang perawi hadits ini berkata, “Ibnu Hawalah berasal dari kota Azd. Beliau tinggal di Yordania.” Jika beliau meriwayatkan hadits ini beliau selalu berkata, “Barangsiapa yang dinaungi oleh Allah maka ia tidak akan di terlantarkan.”

Pilihan Rasulullah ini dijelaskan dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Muadz bin Jabal dan Hudzaifah bin Yaman tatkala mereka berdua meminta petunjuk kepada Rasul untuk tempat tinggal mereka sesudah wafat Rasulullah. Rasul menyarankan mereka untuk tinggal di Syam karena orang-orang pilihan Allah tinggal di negeri ini. (Lihat Mu’jamul Kabir no. 137)

Syam negeri orang-orang mu’min


Abdullah bin Amr berkata, “Akan datang satu masa tidak ada seorang mukmin pun kecuali ia akan bergabung ke Syam.” (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 19791)

Imam Izz bin Abdussalam berkata, “10.000 mata yang melihat Nabi Muhammad SAW masuk negeri Syam tatkala mereka (para sahabat) mengetahui keutaman negeri Syam dibandingkan negeri yang lain.”

Syam negeri para wali


Abdullah bin Shofwan berkata bahwa seorang laki-laki berdoa saat perang Shiffin, “Ya Allah, turunkan laknatmu untuk penduduk Syam!” Ali membantah, “Janganlah kamu melaknat seluruh punduduk Syam, sesungguhnya di sana terdapat wali badal, sesungguhnya disana terdapat wali badal, sesungguhnya disana terdapat wali badal.” (HR. Ma’mar bin Rosyid no. 1069)

Syam bumi kebaikan dan kebajikan

Abdullah bin Amr bin Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kebaikan itu ada sepuluh persepuluh (10/10). Sembilan persepuluhnya (9/10) berada di Syam, sepersepuluhnya (1/10) untuk selain Syam. Kejahatan itu sepuluh persepuluh. Sepersepuluhnya berada di Syam dan sembilan persepuluhnya di seluruh negeri. Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan lagi padamu.” (HR. Ibnu ‘Asaakir, 1/154)

Cahaya iman tetap terpatri di Syam di waktu terjadi fitnah

Abu Darda berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika aku tidur tiba-tiba aku melihat tiang kitab diambil dari bawah kepalaku. Aku melihatnya dibawa pergi dan aku pun mengikutinya dengan dua pandanganku. Kemudian tiang itu ditegakkan di Syam. Ketahuilah bahwa sesungguhnya iman berada di syam ketika terjadi Fitnah.” (HR. Ahmad no. 21781)

Imam Izz berkata, “Maksud dari hadits ini adalah apabila fitnah terjadi dalam agama Islam maka penduduk Syam bebas dari fitnah tersebut dan tetap beriman, dan apabila fitnah terjadi di luar agama maka ahli Syam beramal sesuai dengan keimanan.”

Lalu beliau menafsirkan tiang kitab dengan tiang Islam sebagaimana kaum muslimin bersandar kepadanya dan berlindung di bawahnya. Kenyataan menjadi saksi semua itu, sesungguhnya kita melihat kesungguhan dan keistiqomahan penduduk Syam dan ketaatan mereka dengan Quran dan Sunnah ketika timbul perbedaan.

Syam adalah takaran kebaikan dan keburukan dan tempat sekelompok umat Rasulullah yang beruntung hingga hari kiamat.

Qurroh bin Iyas berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian. Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang selalu beruntung tanpa terganggu dari orang-orang yang menipu mereka hingga hari kiamat.” (HR. Tirmizi no. 2351)

Auf bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bumi akan mengalami kerusakan selama 40 tahun lamanya sebelum Syam.”

Kerajaan Rasulullah di Syam

Ka’ab Ahbar, salah seorang sahabat ahli kristologi berkata, “Di baris pertama dalam Taurat terukir Muhammad bin Abdullah hamba-Ku pilihan, penuh sopan santun, tidak kasar, tidak berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas keburukan dengan keburukan tetapi pemaaf dan pengampun, kelahiran Makkah, hijrahnya ke Thaibah dan kerajaannya di Syam.”

“Ummatnya hammadun (suka memuji), yaitu memuji Allah SWT dalam keadaan senang dan susah, mengumandangkan tahmid di setiap turunan jalan, mengumandangkan takbir di setiap tanjakan jalan, selalu memperhatikan peredaran matahari, sholat di waktu yang telah ditentukan walaupun mereka di puncak pembuangan sampah, memakai sarung sampai di pertengahan betis, selalu membasuh anggota wudhu dan suara-suara mereka di malam hari bagaikan suara lebah menggema.” (HR. Darimi no. 7)

Imam Izz bin Abdussalam berkata, “Apa yang disebutkan Ka’ab sesuai dengan kenyataan yang ada, sesungguhnya kekuatan di kerajaan Islam, sebagian besar pasukannya yang berani di negeri Syam.” (Lihat: Targhib Ahlil- Islam Fi Sukna Biladisy-Syam hal. 5)

Syam negeri untuk hari kebangkitan


Abu Dzar bekata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Syam bumi kebangkitan.” (HR. Bazzar no. 3965 & Ahmad no. 27629)

Kalau kita mengatakan bahwa pusat Quran terdapat di surat Al-Fatihah, pusat surah Al-Fatihah terdapat di basmalah, dan pusat basmalah terdapat di huruf ba’ maka pusat dunia di negeri Syam, pusat negeri Syam terdapat di Damaskus dan pusat Damaskus di Ghuthah. (Perbandingan di atas tidak termasuk Makkah dan Madinah)

Damaskus ibu kota Syam


Abu Umamah berkata, Rasulullah SAW membaca ayat, “Dan kami tempatkan mereka di dataran tinggi yang mendatar dan yang menyimpan air” (QS. Al-Mu’minun: 50). Beliau bertanya, “Apakah kalian mengetahui dimana tempat itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau melanjutkan, “Tempat itu di negeri Syam, bumi yang dinamakan Ghuthah, di sebuah kota yang disebut Damaskus. Ia adalah kota yang terbaik di negeri Syam.” (HR. Tamam Rozi no. 915)

Damaskus benteng muslimin

Salah seorang sahabat Rasulullah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Syam akan terbuka untuk kamu. Jika kamu diberi pilihan tempat tinggal, maka pilihlah tempat tinggal di kota yang bernama Damaskus. Ia adalah benteng Muslimin dari pertempuran dan kekuatan mereka bersumber dari sana di tempat yang bernama Ghuthah.” (HR. Ahmad no. 17470)

Kekuatan muslimin terdapat di Damaskus

Abu Darda berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesunguhnya kekuatan Muslimin pada waktu itu di Ghuthah, di samping kota yang bernama Damaskus yang paling terbaik di negeri Syam.” (HR. Abu Daud no. 4300)

Damaskus, markas tentara Allah SWT di muka bumi

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika terjadi pertempuran besar maka Allah mengutus utusannya dari berbagai lapisan masyarakat, mereka memiliki kuda terbaik dan senjata perang terhebat, dan Allah mengkokohkan agama ini dengan mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 4080)

Damaskus tempat turun Nabi Isa Alaihissalam


Nawwas bin Sam’an berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Isa bin Maryam akan turun di menara putih timur Damaskus.” (HR. Muslim no. 7560)

Dari penafsiran ayat-ayat dan hadits-hadits di atas kita dapat mengetahui keutamaan yang ada di negeri Syam, terutama di Damaskus. Jika ada orang bertanya apakah keberkahan yang di atas dapat kita lihat pada waktu ini —dan saya tidak menafikan keberkahan yang ada, namun keberkahan yang ada sekarang sedikit jika dibandingkan dengan zaman yang lalu sebagaimana digambarkan oleh Syaikh Izz bin Abdussalam— sedangkan dewasa ini setiap orang dapat melihat yang dia inginkan, dan melakukan apa yang dia mau? Maka jawabannya adalah sesungguhnya keberkahan itu akan kembali seperti semula apabila penduduk Damaskus dan Syam kembali ke jalan Allah dan Rasul-Nya, Allah sudah menjelaskan, “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum hingga kaum tersebut merubah diri mereka.” (QS. Ar-Ro’d: 11). Tentu dari melanggar perintah Allah menuju taat kepada-Nya Allah juga berjanji, “Dan jika penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa maka Kami akan karuniakan kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi.” (QS. Al-A’raf: 96)




Posting Komentar

0 Komentar